Sebagaimana dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Generasi Z---yakni orang-orang yang lahir dari tahun 1997 hingga 2012 dan milenial yang lahir dari tahun 1981 hingga 1996---mewakili 75,49 juta orang, atau 27,49 persen dari total populasi Indonesia, sedangkan 69,90 juta orang, atau 25,87 persen.
       Banyaknya generasi Z pada data tersebut menjadikan generasi muda memiliki peran dalam membangun politik yang bersih dan transparan. Generasi muda dianggap sebagai agen perubahan yang bisa membawa inovasi, integritas, dan akuntabilitas, integritas, dan akuntabilitas dalam sistem politik. Generasi muda memiliki energi, semangat, dan pandangan yang segar dapat membantu membersihkan politik dari praktik korupsi, nepotisme, dan ketidaktransparan.
       Beberapa ahli percaya bahwa generasi muda memiliki keberanian untuk menantang status quo dan memperjuangkan nilai-nilai etika dalam berpolitik. Generasi muda dianggap sebagai agen perubahan yang dapat membawa perubahan dalam sistem politik yang terkadang sudah lapuk oleh kepentingan kelompok tertentu. Di sisi lain ada pandangan yang skeptis terhadap peran generasi muda terhadap dalam berpolitik. Beberapa ahli menyoroti tantangan yang dihadapi generasi muda, seperti minimnya pengalaman dan pengetahuan tentang dinamika politik yang kompleks.
       Dalam konteks Indonesia, generasi muda di hadapkan pada berbagai masalah seperti ketimpangan akses politik, keterbatasan ruang partisipasi, dan kurangnya kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan politik. Namun, semangat dan keinginan generasi muda untuk terlibat dalam ranah politik juga semakin meningkat.
       Generasi muda dapat terlibat aktif dalam politik melalui berbagai bentuk aktivisme, seperti demonstrasi damai, kampanye media sosial, atau bergabung dengan organisasi non-pemerintah (LSM) yang fokus pada isu-isu transparansi dan antikorupsi.
       Melibatkan generasi muda dalam membangun politik yang bersih dan transparan bukan hanya penting, namun juga mendesak. Diperlukan upaya untuk dari berbagai pihak untuk memberdayakan generasi muda dan memberikan ruang yang lebih luas bagi partisipasi mereka dalam ranah politik.
       Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh generasi muda dalam membangun politik yang bersih dan transparan adalah melawan orang-orang yang terlibat dalam korupsi. Pejabat dan elit politik yang korup untuk mempertahankan kekuasaan dan keuntungan pribadi cenderung menentang upaya generasi muda untuk mengungkap kebobrokan sistem politik. Selain itu, kurangnya peluang bagi generasi muda untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan politik juga menjadi penghalang untuk mendukung politik yang bersih dan transparan.
       Meskipun mereka menghadapi banyak tantangan, generasi muda juga memiliki peluang besar untuk membentuk politik yang lebih bersih dan transparan. Generasi muda memiliki kemampuan untuk membentuk jaringan kolaborasi yang kuat dalam memerangi korupsi dan memperjuangkan transparansi pemerintahan. Melalui kerja sama lintas generasi dan advokasi yang gigih, generasi muda memiliki kemampuan untuk menciptakan momentum politik yang kuat dan berdampak positif pada sistem politik.
Generasi muda memiliki potensi besar untuk membangun politik yang lebih bersih dan transparan. Dengan memanfaatkan teknologi, mengedukasi masyarakat, serta aktif dalam proses politik. Generasi muda dapat menjadi pilar penting dalam mendorong perubahan yang positif. Mendorong dan mendukung partisipasi generasi muda dalam politik bukan hanya pentin bagi generasi muda tetapi juga kursial bagi masa depan demokrasi yang lebih baik.
      Â
