Role Model Idol K-Pop : Pengaruh Dalam Peningkatan Self-Love Pada Kpopers
BAB 1. PENDAHULUAN
Pada tahun 1990-an, Fenomena yang menunjukkan mulai dikenalnya budaya Korea di
seluruh penjuru dunia disebut dengan gelombang budaya Korea atau Korean Wave
(Korea.net, 2019). Salah satu bentuk dari Korean Wave adalah musik asal Korea yang dikenal
dengan sebutan K-Pop. K-Pop (Korean pop music) adalah genre musik yang berkembang
pada abad ke-21 dengan mencangkup R&B; dance dan balad pop; hip-hop; techno; rock; dan
sebagainya (Korea.net, 2019). Idol K-Pop tidak hanya dikenal karena bakat mereka dalam
menyanyi menari, tetapi juga karena nilai-nilai positif yang mereka sampaikan kepada
penggemarnya. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh The Fandom for Idols menyatakan
bahwa penggemar Kpop di Indonesia menduduki peringkat 5 terbanyak di dunia pada rentang
usia 15-35 tahun.
Salah satu nilai yang sering disampaikan oleh Idol K-Pop adalah pentingnya mencintai diri
sendiri (self-love). Self-love mengharuskan kita untuk memperlakukan dan menerima diri
sendiri dengan baik juga apa adanya. Menurut Husna & Sa'adah (2023) self love merupakan
landasan penting untuk pengembangan potensi sebagai tanda bentuk kasih sayang juga suatu
bentuk penghargaan atas apa yang telah kita lakukan kepada diri sendiri.
Namun, di balik popularitas K-Pop, terdapat dinamika psikologis yang kompleks yang
dialami oleh penggemar. Banyak penggemar, khususnya remaja dan dewasa muda,
menghadapi tantangan seperti rendahnya kepercayaan diri dan ketidakpuasan terhadap diri
sendiri. Fenomena ini sering kali dipicu oleh perbandingan sosial yang terjadi secara intens,
terutama melalui media sosial, di mana penggemar cenderung membandingkan diri mereka
dengan idol yang mereka kagumi maupun dengan sesama penggemar.
Dalam situasi seperti ini, idol K-pop tidak hanya dianggap sebagai sosok hiburan, tetapi juga
sebagai sumber inspirasi yang dapat memberikan dorongan emosional. Salah satu cara yang
digunakan oleh idol K-pop untuk menyampaikan pesan tentang mencintai diri adalah melalui
lagu-lagu mereka. Sebagai contoh, lagu Love Yourself oleh BTS, yang menyampaikan pesan
untuk mencintai diri sendiri. Lagu ini juga mengingatkan kita untuk menghargai diri kita
sebagaimana adanya, tanpa bergantung pada penilaian orang lain.
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menganalisis pengaruh peran Role Model Idol
K-Pop terhadap self-love pada penggemarnya atau KPopers. Artikel ini akan mengeksplorasi
bagaimana pengaruh musik, pesan, dan perilaku Idol K-Pop dapat membentuk persepsi diri
dan penerimaan diri penggemar. Manfaat dari penulisan artikel ini adalah untuk
mengidentifikasi peran Idol K-Pop dalam meningkatkan self-love pada KPopers dan juga
menambah wawasan baru mengenai pengaruh positif Idol K-Pop terhadap kesehatan mental
dan self-love penggemar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi strategi yang
memanfaatkan budaya K-Pop sebagai alat untuk meningkatkan self-love dan kesejahteraan
psikologis di kalangan remaja dan dewasa muda.
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Role Model
Role model merupakan gabungan dari dua kata, yaitu role dan model, yang kemudian
membentuk makna baru. Merton (1957) pertama kali menciptakan istilah ' role model ' untuk
menunjukkan individu yang menjadi contoh perilaku yang diinginkan dalam peran spesifik.
Morgenroth (2015) memberikan definisi peran yang lebih luas dalam modeling, yang dimana
menggambarkan bagaimana role model dapat bertindak sebagai model perilaku melalui
peningkatan keefektifan diri seseorang, sebagai representasi dari kemungkinan diri atau
identitas melalui tantangan stereotip diri dan perubahan persepsi hambatan eksternal, dan
sebagai sumber inspirasi melalui mengubah nilai seseorang melalui identifikasi pribadi dan
internalisasi. Role modeling memungkinkan seseorang untuk menjadi contoh yang dapat
menginspirasi, memotivasi, dan mempengaruhi orang lain (Vidyasagar & Hatti, 2018).
Seorang Role model bisa setiap orang; orang tua; saudara atau teman, tetapi beberapa role
model yang memiliki pengaruh kuat dan dapat mengubah kehidupan pendidik (Bashir, dalam
Rifayanti., 2018)
2.2 Kpopers
Idol K-Pop tidak hanya dikenal karena bakat mereka dalam menyanyi menari, tetapi juga
karena nilai-nilai positif yang mereka sampaikan kepada penggemarnya. Penggemar dari idol
K-pop memiliki julukan yaitu Kpopers. Menurut (Andansari, 2015) Kpopers adalah
penggemar Kpop dan budaya Korea. Orang yang menyukai sesuatu seperti drama, kesenian,
budaya tertentu yang dapat menarik hatinya atau membuat mereka senang disebut sebagai
penggemar (Andansari, 2015).
2.3 Self-Love
Menurut Henschke dan Sedlemeier (2021), self-love merupakan sikap kebaikan
terhadap diri sendiri yang dapat dipelajari dan bertahan seumur hidup. Individu yang telah
menerapkan Self-love akan berusaha untuk memahami dan menghadapi dirinya sendiri,
menerima kekuatan dan kekurangan diri sendiri, serta mau untuk merawat dirinya sendiri dan
membentuk hubungan yang sehat secara sadar dan aktif. Penerapan self love bisa membuat
kamu menerima diri sendiri dengan apa adanya. Sikap menerima diri dengan apa adanya ini
termasuk pada hal menerima seluruh kondisi hidup, senang ataupun sedih, dan bisa lebih
bertanggung jawab terhadap tindakan yang kamu lakukan. Self love membuat kita mulai
menerima dengan baik kekurangan maupun kelebihan kita, memiliki belas kasih untuk diri
kita sendiri sebagai manusia yang berjuang untuk menemukan diri sendiri, lebih berpusat
pada tujuan dan nilai hidup kita, dan mengharapkan pemenuhan hidup melalui usaha kita
sendiri. Mencintai diri sendiri akan membuat kita berusaha menerima diri sendiri apa adanya.
Hal inimembuat kita menjadi lebih percaya diri. Dengan begitu, kita menjadi lebih puas dan
bersyukur dengan kehidupan yang kita jalani. Orang yang mencintai diri sendiri tidak akan
tergoda untuk
membandingkan pencapaian mereka dengan milik orang lain
BAB 3. METODE RISET
3.1 Lokasi Riset
Riset ini akan dilaksanakan di salah satu kota besar yang ada di Indonesia, yaitu Jakarta.
Lokasi ini dipilih karena memiliki komunityas K-Pop yang aktif, serta aksesibilitas yang baik
untuk melakukan survei dan wawancara dengan Kpopers.
3.2 Desain Riset
Desain riset yang digunakan adalah metode kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif ini,
peneliti melakukan survei dan wawancara terstruktur terhadap para Kpopers untuk mengukur
tingkat self-love mereka. Subjek yang digunakan adalah Kpopers dari kalangan remaja hingga
dewasa muda. Jumlah subjek yang digunakan yakni 50 orang.
3.3 Tahapan Riset
Tahapan pertama dalam riset ini yaitu persiapan dimana peneliti membuat kuisioner dan
panduan wawancara mengenai seberapa besar pengaruh K-Pop terhadap self-love yang
dimiliki Kpopers. Setelah menyiapkan kuisioner dan panduan wawancara, peneliti melakukan
pengumpulan data yaitu dengan melakukan survei dan wawancara dengan Kpopers di lokasi
yang telah ditentukan.
3.4 Variabel Riset
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan pada bab 2, terdapat dua variabel yakni Kpopers yang
merupakan variabel bebas atau variabel X dan self-love yang merupakan variabel terikat
ataul variabel y. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas
Kpopers adalah penggemar K-Pop dan budaya Korea. Orang yang menyukai sesuatu seperti
drama, kesenian, budaya tertentu yang dapat menarik hatinya atau membuat mereka senang
disebut sebagai penggemar.
2. Variabel Terikat
Self-love merupakan sikap kebaikan terhadap diri sendiri yang dapat dipelajari dan bertahan
seumur hidup.
 memanfaatkan budaya K-Pop sebagai alat untuk meningkatkan self-love dan kesejahteraan
psikologis di kalangan remaja dan dewasa muda.
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Role Model
Role model merupakan gabungan dari dua kata, yaitu role dan model, yang kemudian
membentuk makna baru. Merton (1957) pertama kali menciptakan istilah ' role model ' untuk
menunjukkan individu yang menjadi contoh perilaku yang diinginkan dalam peran spesifik.
Morgenroth (2015) memberikan definisi peran yang lebih luas dalam modeling, yang dimana
menggambarkan bagaimana role model dapat bertindak sebagai model perilaku melalui
peningkatan keefektifan diri seseorang, sebagai representasi dari kemungkinan diri atau
identitas melalui tantangan stereotip diri dan perubahan persepsi hambatan eksternal, dan
sebagai sumber inspirasi melalui mengubah nilai seseorang melalui identifikasi pribadi dan
internalisasi. Role modeling memungkinkan seseorang untuk menjadi contoh yang dapat
menginspirasi, memotivasi, dan mempengaruhi orang lain (Vidyasagar & Hatti, 2018).
Seorang Role model bisa setiap orang; orang tua; saudara atau teman, tetapi beberapa role
model yang memiliki pengaruh kuat dan dapat mengubah kehidupan pendidik (Bashir, dalam
Rifayanti., 2018)
2.2 Kpopers
Idol K-Pop tidak hanya dikenal karena bakat mereka dalam menyanyi menari, tetapi juga
karena nilai-nilai positif yang mereka sampaikan kepada penggemarnya. Penggemar dari idol
K-pop memiliki julukan yaitu Kpopers. Menurut (Andansari, 2015) Kpopers adalah
penggemar Kpop dan budaya Korea. Orang yang menyukai sesuatu seperti drama, kesenian,
budaya tertentu yang dapat menarik hatinya atau membuat mereka senang disebut sebagai
penggemar (Andansari, 2015).
2.3 Self-Love
Menurut Henschke dan Sedlemeier (2021), self-love merupakan sikap kebaikan
terhadap diri sendiri yang dapat dipelajari dan bertahan seumur hidup. Individu yang telah
menerapkan Self-love akan berusaha untuk memahami dan menghadapi dirinya sendiri,
menerima kekuatan dan kekurangan diri sendiri, serta mau untuk merawat dirinya sendiri dan
membentuk hubungan yang sehat secara sadar dan aktif. Penerapan self love bisa membuat
kamu menerima diri sendiri dengan apa adanya. Sikap menerima diri dengan apa adanya ini
termasuk pada hal menerima seluruh kondisi hidup, senang ataupun sedih, dan bisa lebih
bertanggung jawab terhadap tindakan yang kamu lakukan. Self love membuat kita mulai
menerima dengan baik kekurangan maupun kelebihan kita, memiliki belas kasih untuk diri
kita sendiri sebagai manusia yang berjuang untuk menemukan diri sendiri, lebih berpusat
pada tujuan dan nilai hidup kita, dan mengharapkan pemenuhan hidup melalui usaha kita
sendiri. Mencintai diri sendiri akan membuat kita berusaha menerima diri sendiri apa adanya.
Hal iniÂ
membuat kita menjadi lebih percaya diri. Dengan begitu, kita menjadi lebih puas dan
bersyukur dengan kehidupan yang kita jalani. Orang yang mencintai diri sendiri tidak akan
tergoda untuk
membandingkan pencapaian mereka dengan milik orang lain
BAB 3. METODE RISET
3.1 Lokasi Riset
Riset ini akan dilaksanakan di salah satu kota besar yang ada di Indonesia, yaitu Jakarta.
Lokasi ini dipilih karena memiliki komunityas K-Pop yang aktif, serta aksesibilitas yang baik
untuk melakukan survei dan wawancara dengan Kpopers.
3.2 Desain Riset
Desain riset yang digunakan adalah metode kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif ini,
peneliti melakukan survei dan wawancara terstruktur terhadap para Kpopers untuk mengukur
tingkat self-love mereka. Subjek yang digunakan adalah Kpopers dari kalangan remaja hingga
dewasa muda. Jumlah subjek yang digunakan yakni 50 orang.
3.3 Tahapan Riset
Tahapan pertama dalam riset ini yaitu persiapan dimana peneliti membuat kuisioner dan
panduan wawancara mengenai seberapa besar pengaruh K-Pop terhadap self-love yang
dimiliki Kpopers. Setelah menyiapkan kuisioner dan panduan wawancara, peneliti melakukan
pengumpulan data yaitu dengan melakukan survei dan wawancara dengan Kpopers di lokasi
yang telah ditentukan.
3.4 Variabel Riset
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan pada bab 2, terdapat dua variabel yakni Kpopers yang
merupakan variabel bebas atau variabel X dan self-love yang merupakan variabel terikat
ataul variabel y. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas
Kpopers adalah penggemar K-Pop dan budaya Korea. Orang yang menyukai sesuatu seperti
drama, kesenian, budaya tertentu yang dapat menarik hatinya atau membuat mereka senang
disebut sebagai penggemar.
2. Variabel Terikat
Self-love merupakan sikap kebaikan terhadap diri sendiri yang dapat dipelajari dan bertahan
seumur hidup.3.5 Teknik Pengumpulan data
Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara. Riset ini memiliki kriteria untuk responden
yakni remaja-remaja yang pernah menjadi Kpopers. Peserta yang memenuhi kriteria akan
melakukan wawancara secara langsung, dan jawaban dari peserta akan ditarik kesimpulan
oleh penanya.
3.6 Teknik Analisis data
Data yang diperoleh akan dianalisis, dan dikaitkan dengan teori self-love yang telah
dijelaskan di bab sebelumnya
3.7 Penyimpulan Hasil Riset
Setelah di analisis, data yang diperoleh akan disimpulkan sesuai dengan keterkaitannya
dengan teori yang telah dijabarkan.
BAB 4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Pertanyaan yang ditujukan terhadap subjek:
1. Apakah ada perubahan ketika mengenal idol K-Pop?
2. Seberapa berpengaruh idol K-Pop dalam kehidupan penggemar?
3. Apa saja aspek kepribadian idol K-Pop yang menginspirasi penggemar?
4. Apakah K-Pop dapat meningkatkan self-love pada diri penggemar?
5. Apakah ada momen atau penampilan tertentu dari idol K-Pop yang membuat
penggemar merasa lebih baik tentang diri sendiri? Jika ada, apa dan kenapa bisa
membuat merasa lebih baik?
Hasil dari wawancara dengan lima subjek:
Subjek K memberikan pernyataan bahwa idol K-Pop membawa perubahan terhadap
hidupnya yang membuat subjek dapat memiliki banyak teman atau relasi, subjek menjadi
lebih semangat menjalani hidup dan menyukai warna yang cerah, selain membaawa
perubahan idol K-Pop juga memberi motivasi subjek K untuk menabung, subjek juga
menyatakan bahwa idol K-Pop juga membawa semangat dalam hidupnya yang disalurkan
dari lagu lagu yang mereka ciptakan.
Subjek N juga memberikan pernyataan dengan mendengarkan lagu K-Pop dapat
mengurangi rasa sedih dan stres yang dia alami, karena subjek merasa bahwa lagu K-Pop
dapat memotivasi dirinya untuk menjadi percaya diri dan lebih mencintai diri sendiri,
sehingga subjek merasa adanya idol K-Pop sangat berpengaruh dalam hidupnya.Subjek D menyatakan bahwa idol K-Pop sangat berpengaruh dalam hidupnya, dari
yang sebelumnya merasa insecure sehingga subjek merasa lebih percaya diri, dan setelah
subjek mengenal K-Pop dia bisa menemukan apa yang dia mau seperti hobi, dan dapat
meningkatkan skill seperti public speakingnya. Subjek juga merasa bahwa ia bisa lebih
menghargai dirinya sendiri tanpa membandingkan dirinya dengan orang lain.
Subjek R mengatakan bahwa idol K-Pop sangat membuat perubahan dalam dirinya
dari yang sebelumnya sering mengikuti standar dari orang lain menjadi lebih percaya diri dan
bisa lebih fokus terhadap dirinya sendiri tanpa mengikuti standar orang lain. Subjek R juga
mengatakan bahwa idol K-Pop nya bisa mengajak subjek untuk memanusiakan manusia.
Subjek X mengatakan bahwa adanya idol K-Pop membuat subjek lebih berkembang
dan memiliki ketertarikan untuk belajar bahasa asing dan memperbaiki penampilan untuk
tampil lebih menarik, idol K-Pop juga membuat dirinya menjadi lebih percaya diri dan
menjadi dirinya sendiri.
4.2 Kesimpulan
Dari berbagai pengalaman yang dibagikan oleh para subjek, terlihat bahwa pengaruh
K-Pop terhadap kehidupan mereka sangat signifikan. Salah satu subjek merasakan perubahan
positif dalam hal pertemanan dan semangat hidup, serta motivasi untuk menabung demi
konser. Subjek lain menemukan hiburan dan motivasi dari lagu-lagu K-Pop yang
membantunya mengatasi kesedihan dan meningkatkan rasa percaya diri. Seseorang yang
awalnya merasa insecure kini lebih percaya diri dan menghargai diri sendiri berkat pengaruh
fashion dan hobi baru yang ia temukan. Subjek lainnya, yang sebelumnya tidak tertarik pada
bahasa asing, kini bersemangat belajar bahasa Korea dan Inggris, serta merasa lebih percaya
diri. Satu anggota juga merasakan dampak besar dalam mencintai diri sendiri dan tidak
terpengaruh oleh standar orang lain, berkat pesan positif dari idolanya. Secara keseluruhan,
K-Pop tidak hanya memengaruhi aspek penampilan dan kepercayaan diri, tetapi juga
memberikan motivasi untuk mencintai diri sendiri (self-love) dan mengembangkan hobi baru,
menciptakan rasa kekeluargaan dan kerja sama yang baik di antara para penggemar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H