Mohon tunggu...
Blossom dream
Blossom dream Mohon Tunggu... Programmer - Kelompok student day

Kpopers

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

role model idol k-pop: pengaruh dalam peningkatan self love pada kpopers

28 Desember 2024   10:40 Diperbarui: 28 Desember 2024   10:33 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Role Model Idol K-Pop : Pengaruh Dalam Peningkatan Self-Love Pada Kpopers

BAB 1. PENDAHULUAN

Pada tahun 1990-an, Fenomena yang menunjukkan mulai dikenalnya budaya Korea di

seluruh penjuru dunia disebut dengan gelombang budaya Korea atau Korean Wave

(Korea.net, 2019). Salah satu bentuk dari Korean Wave adalah musik asal Korea yang dikenal

dengan sebutan K-Pop. K-Pop (Korean pop music) adalah genre musik yang berkembang

pada abad ke-21 dengan mencangkup R&B; dance dan balad pop; hip-hop; techno; rock; dan

sebagainya (Korea.net, 2019). Idol K-Pop tidak hanya dikenal karena bakat mereka dalam

menyanyi menari, tetapi juga karena nilai-nilai positif yang mereka sampaikan kepada

penggemarnya. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh The Fandom for Idols menyatakan

bahwa penggemar Kpop di Indonesia menduduki peringkat 5 terbanyak di dunia pada rentang

usia 15-35 tahun.

Salah satu nilai yang sering disampaikan oleh Idol K-Pop adalah pentingnya mencintai diri

sendiri (self-love). Self-love mengharuskan kita untuk memperlakukan dan menerima diri

sendiri dengan baik juga apa adanya. Menurut Husna & Sa'adah (2023) self love merupakan

landasan penting untuk pengembangan potensi sebagai tanda bentuk kasih sayang juga suatu

bentuk penghargaan atas apa yang telah kita lakukan kepada diri sendiri.

Namun, di balik popularitas K-Pop, terdapat dinamika psikologis yang kompleks yang

dialami oleh penggemar. Banyak penggemar, khususnya remaja dan dewasa muda,

menghadapi tantangan seperti rendahnya kepercayaan diri dan ketidakpuasan terhadap diri

sendiri. Fenomena ini sering kali dipicu oleh perbandingan sosial yang terjadi secara intens,

terutama melalui media sosial, di mana penggemar cenderung membandingkan diri mereka

dengan idol yang mereka kagumi maupun dengan sesama penggemar.

Dalam situasi seperti ini, idol K-pop tidak hanya dianggap sebagai sosok hiburan, tetapi juga

sebagai sumber inspirasi yang dapat memberikan dorongan emosional. Salah satu cara yang

digunakan oleh idol K-pop untuk menyampaikan pesan tentang mencintai diri adalah melalui

lagu-lagu mereka. Sebagai contoh, lagu Love Yourself oleh BTS, yang menyampaikan pesan

untuk mencintai diri sendiri. Lagu ini juga mengingatkan kita untuk menghargai diri kita

sebagaimana adanya, tanpa bergantung pada penilaian orang lain.

Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menganalisis pengaruh peran Role Model Idol

K-Pop terhadap self-love pada penggemarnya atau KPopers. Artikel ini akan mengeksplorasi

bagaimana pengaruh musik, pesan, dan perilaku Idol K-Pop dapat membentuk persepsi diri

dan penerimaan diri penggemar. Manfaat dari penulisan artikel ini adalah untuk

mengidentifikasi peran Idol K-Pop dalam meningkatkan self-love pada KPopers dan juga

menambah wawasan baru mengenai pengaruh positif Idol K-Pop terhadap kesehatan mental

dan self-love penggemar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi strategi yang

memanfaatkan budaya K-Pop sebagai alat untuk meningkatkan self-love dan kesejahteraan

psikologis di kalangan remaja dan dewasa muda.

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Role Model

Role model merupakan gabungan dari dua kata, yaitu role dan model, yang kemudian

membentuk makna baru. Merton (1957) pertama kali menciptakan istilah ' role model ' untuk

menunjukkan individu yang menjadi contoh perilaku yang diinginkan dalam peran spesifik.

Morgenroth (2015) memberikan definisi peran yang lebih luas dalam modeling, yang dimana

menggambarkan bagaimana role model dapat bertindak sebagai model perilaku melalui

peningkatan keefektifan diri seseorang, sebagai representasi dari kemungkinan diri atau

identitas melalui tantangan stereotip diri dan perubahan persepsi hambatan eksternal, dan

sebagai sumber inspirasi melalui mengubah nilai seseorang melalui identifikasi pribadi dan

internalisasi. Role modeling memungkinkan seseorang untuk menjadi contoh yang dapat

menginspirasi, memotivasi, dan mempengaruhi orang lain (Vidyasagar & Hatti, 2018).

Seorang Role model bisa setiap orang; orang tua; saudara atau teman, tetapi beberapa role

model yang memiliki pengaruh kuat dan dapat mengubah kehidupan pendidik (Bashir, dalam

Rifayanti., 2018)

2.2 Kpopers

Idol K-Pop tidak hanya dikenal karena bakat mereka dalam menyanyi menari, tetapi juga

karena nilai-nilai positif yang mereka sampaikan kepada penggemarnya. Penggemar dari idol

K-pop memiliki julukan yaitu Kpopers. Menurut (Andansari, 2015) Kpopers adalah

penggemar Kpop dan budaya Korea. Orang yang menyukai sesuatu seperti drama, kesenian,

budaya tertentu yang dapat menarik hatinya atau membuat mereka senang disebut sebagai

penggemar (Andansari, 2015).

2.3 Self-Love

Menurut Henschke dan Sedlemeier (2021), self-love merupakan sikap kebaikan

terhadap diri sendiri yang dapat dipelajari dan bertahan seumur hidup. Individu yang telah

menerapkan Self-love akan berusaha untuk memahami dan menghadapi dirinya sendiri,

menerima kekuatan dan kekurangan diri sendiri, serta mau untuk merawat dirinya sendiri dan

membentuk hubungan yang sehat secara sadar dan aktif. Penerapan self love bisa membuat

kamu menerima diri sendiri dengan apa adanya. Sikap menerima diri dengan apa adanya ini

termasuk pada hal menerima seluruh kondisi hidup, senang ataupun sedih, dan bisa lebih

bertanggung jawab terhadap tindakan yang kamu lakukan. Self love membuat kita mulai

menerima dengan baik kekurangan maupun kelebihan kita, memiliki belas kasih untuk diri

kita sendiri sebagai manusia yang berjuang untuk menemukan diri sendiri, lebih berpusat

pada tujuan dan nilai hidup kita, dan mengharapkan pemenuhan hidup melalui usaha kita

sendiri. Mencintai diri sendiri akan membuat kita berusaha menerima diri sendiri apa adanya.

Hal inimembuat kita menjadi lebih percaya diri. Dengan begitu, kita menjadi lebih puas dan

bersyukur dengan kehidupan yang kita jalani. Orang yang mencintai diri sendiri tidak akan

tergoda untuk

membandingkan pencapaian mereka dengan milik orang lain

BAB 3. METODE RISET

3.1 Lokasi Riset

Riset ini akan dilaksanakan di salah satu kota besar yang ada di Indonesia, yaitu Jakarta.

Lokasi ini dipilih karena memiliki komunityas K-Pop yang aktif, serta aksesibilitas yang baik

untuk melakukan survei dan wawancara dengan Kpopers.

3.2 Desain Riset

Desain riset yang digunakan adalah metode kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif ini,

peneliti melakukan survei dan wawancara terstruktur terhadap para Kpopers untuk mengukur

tingkat self-love mereka. Subjek yang digunakan adalah Kpopers dari kalangan remaja hingga

dewasa muda. Jumlah subjek yang digunakan yakni 50 orang.

3.3 Tahapan Riset

Tahapan pertama dalam riset ini yaitu persiapan dimana peneliti membuat kuisioner dan

panduan wawancara mengenai seberapa besar pengaruh K-Pop terhadap self-love yang

dimiliki Kpopers. Setelah menyiapkan kuisioner dan panduan wawancara, peneliti melakukan

pengumpulan data yaitu dengan melakukan survei dan wawancara dengan Kpopers di lokasi

yang telah ditentukan.

3.4 Variabel Riset

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan pada bab 2, terdapat dua variabel yakni Kpopers yang

merupakan variabel bebas atau variabel X dan self-love yang merupakan variabel terikat

ataul variabel y. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas

Kpopers adalah penggemar K-Pop dan budaya Korea. Orang yang menyukai sesuatu seperti

drama, kesenian, budaya tertentu yang dapat menarik hatinya atau membuat mereka senang

disebut sebagai penggemar.

2. Variabel Terikat

Self-love merupakan sikap kebaikan terhadap diri sendiri yang dapat dipelajari dan bertahan

seumur hidup.

 memanfaatkan budaya K-Pop sebagai alat untuk meningkatkan self-love dan kesejahteraan

psikologis di kalangan remaja dan dewasa muda.

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Role Model

Role model merupakan gabungan dari dua kata, yaitu role dan model, yang kemudian

membentuk makna baru. Merton (1957) pertama kali menciptakan istilah ' role model ' untuk

menunjukkan individu yang menjadi contoh perilaku yang diinginkan dalam peran spesifik.

Morgenroth (2015) memberikan definisi peran yang lebih luas dalam modeling, yang dimana

menggambarkan bagaimana role model dapat bertindak sebagai model perilaku melalui

peningkatan keefektifan diri seseorang, sebagai representasi dari kemungkinan diri atau

identitas melalui tantangan stereotip diri dan perubahan persepsi hambatan eksternal, dan

sebagai sumber inspirasi melalui mengubah nilai seseorang melalui identifikasi pribadi dan

internalisasi. Role modeling memungkinkan seseorang untuk menjadi contoh yang dapat

menginspirasi, memotivasi, dan mempengaruhi orang lain (Vidyasagar & Hatti, 2018).

Seorang Role model bisa setiap orang; orang tua; saudara atau teman, tetapi beberapa role

model yang memiliki pengaruh kuat dan dapat mengubah kehidupan pendidik (Bashir, dalam

Rifayanti., 2018)

2.2 Kpopers

Idol K-Pop tidak hanya dikenal karena bakat mereka dalam menyanyi menari, tetapi juga

karena nilai-nilai positif yang mereka sampaikan kepada penggemarnya. Penggemar dari idol

K-pop memiliki julukan yaitu Kpopers. Menurut (Andansari, 2015) Kpopers adalah

penggemar Kpop dan budaya Korea. Orang yang menyukai sesuatu seperti drama, kesenian,

budaya tertentu yang dapat menarik hatinya atau membuat mereka senang disebut sebagai

penggemar (Andansari, 2015).

2.3 Self-Love

Menurut Henschke dan Sedlemeier (2021), self-love merupakan sikap kebaikan

terhadap diri sendiri yang dapat dipelajari dan bertahan seumur hidup. Individu yang telah

menerapkan Self-love akan berusaha untuk memahami dan menghadapi dirinya sendiri,

menerima kekuatan dan kekurangan diri sendiri, serta mau untuk merawat dirinya sendiri dan

membentuk hubungan yang sehat secara sadar dan aktif. Penerapan self love bisa membuat

kamu menerima diri sendiri dengan apa adanya. Sikap menerima diri dengan apa adanya ini

termasuk pada hal menerima seluruh kondisi hidup, senang ataupun sedih, dan bisa lebih

bertanggung jawab terhadap tindakan yang kamu lakukan. Self love membuat kita mulai

menerima dengan baik kekurangan maupun kelebihan kita, memiliki belas kasih untuk diri

kita sendiri sebagai manusia yang berjuang untuk menemukan diri sendiri, lebih berpusat

pada tujuan dan nilai hidup kita, dan mengharapkan pemenuhan hidup melalui usaha kita

sendiri. Mencintai diri sendiri akan membuat kita berusaha menerima diri sendiri apa adanya.

Hal ini 

membuat kita menjadi lebih percaya diri. Dengan begitu, kita menjadi lebih puas dan

bersyukur dengan kehidupan yang kita jalani. Orang yang mencintai diri sendiri tidak akan

tergoda untuk

membandingkan pencapaian mereka dengan milik orang lain

BAB 3. METODE RISET

3.1 Lokasi Riset

Riset ini akan dilaksanakan di salah satu kota besar yang ada di Indonesia, yaitu Jakarta.

Lokasi ini dipilih karena memiliki komunityas K-Pop yang aktif, serta aksesibilitas yang baik

untuk melakukan survei dan wawancara dengan Kpopers.

3.2 Desain Riset

Desain riset yang digunakan adalah metode kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif ini,

peneliti melakukan survei dan wawancara terstruktur terhadap para Kpopers untuk mengukur

tingkat self-love mereka. Subjek yang digunakan adalah Kpopers dari kalangan remaja hingga

dewasa muda. Jumlah subjek yang digunakan yakni 50 orang.

3.3 Tahapan Riset

Tahapan pertama dalam riset ini yaitu persiapan dimana peneliti membuat kuisioner dan

panduan wawancara mengenai seberapa besar pengaruh K-Pop terhadap self-love yang

dimiliki Kpopers. Setelah menyiapkan kuisioner dan panduan wawancara, peneliti melakukan

pengumpulan data yaitu dengan melakukan survei dan wawancara dengan Kpopers di lokasi

yang telah ditentukan.

3.4 Variabel Riset

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan pada bab 2, terdapat dua variabel yakni Kpopers yang

merupakan variabel bebas atau variabel X dan self-love yang merupakan variabel terikat

ataul variabel y. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas

Kpopers adalah penggemar K-Pop dan budaya Korea. Orang yang menyukai sesuatu seperti

drama, kesenian, budaya tertentu yang dapat menarik hatinya atau membuat mereka senang

disebut sebagai penggemar.

2. Variabel Terikat

Self-love merupakan sikap kebaikan terhadap diri sendiri yang dapat dipelajari dan bertahan

seumur hidup.3.5 Teknik Pengumpulan data

Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara. Riset ini memiliki kriteria untuk responden

yakni remaja-remaja yang pernah menjadi Kpopers. Peserta yang memenuhi kriteria akan

melakukan wawancara secara langsung, dan jawaban dari peserta akan ditarik kesimpulan

oleh penanya.

3.6 Teknik Analisis data

Data yang diperoleh akan dianalisis, dan dikaitkan dengan teori self-love yang telah

dijelaskan di bab sebelumnya

3.7 Penyimpulan Hasil Riset

Setelah di analisis, data yang diperoleh akan disimpulkan sesuai dengan keterkaitannya

dengan teori yang telah dijabarkan.

BAB 4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil

Pertanyaan yang ditujukan terhadap subjek:

1. Apakah ada perubahan ketika mengenal idol K-Pop?

2. Seberapa berpengaruh idol K-Pop dalam kehidupan penggemar?

3. Apa saja aspek kepribadian idol K-Pop yang menginspirasi penggemar?

4. Apakah K-Pop dapat meningkatkan self-love pada diri penggemar?

5. Apakah ada momen atau penampilan tertentu dari idol K-Pop yang membuat

penggemar merasa lebih baik tentang diri sendiri? Jika ada, apa dan kenapa bisa

membuat merasa lebih baik?

Hasil dari wawancara dengan lima subjek:

Subjek K memberikan pernyataan bahwa idol K-Pop membawa perubahan terhadap

hidupnya yang membuat subjek dapat memiliki banyak teman atau relasi, subjek menjadi

lebih semangat menjalani hidup dan menyukai warna yang cerah, selain membaawa

perubahan idol K-Pop juga memberi motivasi subjek K untuk menabung, subjek juga

menyatakan bahwa idol K-Pop juga membawa semangat dalam hidupnya yang disalurkan

dari lagu lagu yang mereka ciptakan.

Subjek N juga memberikan pernyataan dengan mendengarkan lagu K-Pop dapat

mengurangi rasa sedih dan stres yang dia alami, karena subjek merasa bahwa lagu K-Pop

dapat memotivasi dirinya untuk menjadi percaya diri dan lebih mencintai diri sendiri,

sehingga subjek merasa adanya idol K-Pop sangat berpengaruh dalam hidupnya.Subjek D menyatakan bahwa idol K-Pop sangat berpengaruh dalam hidupnya, dari

yang sebelumnya merasa insecure sehingga subjek merasa lebih percaya diri, dan setelah

subjek mengenal K-Pop dia bisa menemukan apa yang dia mau seperti hobi, dan dapat

meningkatkan skill seperti public speakingnya. Subjek juga merasa bahwa ia bisa lebih

menghargai dirinya sendiri tanpa membandingkan dirinya dengan orang lain.

Subjek R mengatakan bahwa idol K-Pop sangat membuat perubahan dalam dirinya

dari yang sebelumnya sering mengikuti standar dari orang lain menjadi lebih percaya diri dan

bisa lebih fokus terhadap dirinya sendiri tanpa mengikuti standar orang lain. Subjek R juga

mengatakan bahwa idol K-Pop nya bisa mengajak subjek untuk memanusiakan manusia.

Subjek X mengatakan bahwa adanya idol K-Pop membuat subjek lebih berkembang

dan memiliki ketertarikan untuk belajar bahasa asing dan memperbaiki penampilan untuk

tampil lebih menarik, idol K-Pop juga membuat dirinya menjadi lebih percaya diri dan

menjadi dirinya sendiri.

4.2 Kesimpulan

Dari berbagai pengalaman yang dibagikan oleh para subjek, terlihat bahwa pengaruh

K-Pop terhadap kehidupan mereka sangat signifikan. Salah satu subjek merasakan perubahan

positif dalam hal pertemanan dan semangat hidup, serta motivasi untuk menabung demi

konser. Subjek lain menemukan hiburan dan motivasi dari lagu-lagu K-Pop yang

membantunya mengatasi kesedihan dan meningkatkan rasa percaya diri. Seseorang yang

awalnya merasa insecure kini lebih percaya diri dan menghargai diri sendiri berkat pengaruh

fashion dan hobi baru yang ia temukan. Subjek lainnya, yang sebelumnya tidak tertarik pada

bahasa asing, kini bersemangat belajar bahasa Korea dan Inggris, serta merasa lebih percaya

diri. Satu anggota juga merasakan dampak besar dalam mencintai diri sendiri dan tidak

terpengaruh oleh standar orang lain, berkat pesan positif dari idolanya. Secara keseluruhan,

K-Pop tidak hanya memengaruhi aspek penampilan dan kepercayaan diri, tetapi juga

memberikan motivasi untuk mencintai diri sendiri (self-love) dan mengembangkan hobi baru,

menciptakan rasa kekeluargaan dan kerja sama yang baik di antara para penggemar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun