Menurut Sejiwa dalam penelitian Nafingah disebutkan bahwa bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa ketakutan, trauma, dan tidak berdaya (Nafingah & Andriyati, 2022).
Secara umum perilaku bullying dapat mengganggu kesehatan mental terhadap korban bullying. Anak yang melakukan perilaku bullying biasanya juga memiliki keterikatan yang rendah terhadap sekolah, prestasi sekolah yang buruk dan tingkat membolos yang tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku bullying disekolah adalah iklim sekolah, ada atau tidaknya pencegahan bullying diseksolah dan strategi dukungan untuk korban bullying. Dasar-dasar pelaku bullying melakukan perbuatan bullying dikarenakan faktor karakteristik korban, sikap korban, tradisi/budaya bullying di sekolah, serta pelaku tidak memiliki kemampuan empati. (Utami, Astuti, & PH, 2019).
Tindakan bullying dapat dicegah dengan memberi pemahaman bahwa perilaku bullying berdampak negatif sehingga perlu dihentikan agar dampak negatif dari perundungan dapat dihindari baik dampak kepada pelaku maupun korban perundungan (bullying). Melalui kegiatan ini siswa dapat memahami tindakan bullying serta dampak yang akan ditimbulkan dan bagaimana cara untuk mencegah dan menghadapi bullying. (Panggalo & Palimbong, 2023)
Dampak bullying bagi kesehatan mental anak adalah korban merasa paling bersalah diantara yang lain sehingga korban bully cenderung sering menyendiri, kepercayaan diri korban menurun, semangat hidup berkurang sehingga mereka lebih suka murung dan cenderung tidak bergairah (Tobing & Lestari, 2021)
Menurut Nurasih (2022) dampak bullying terhadap kesehatan mental yaitu;
1. Penurunan Kepercayaan DiriÂ
Siswa yang mengalami bullying sering merasa rendah diri dan kehilangan keyakinan terhadap kemampuan mereka. Mereka merasa tidak berharga, yang dapat memengaruhi interaksi sosial dan akademik. Â
2. Kesedihan dan Perasaan TerisolasiÂ
Korban bullying cenderung menyendiri dan merasa tidak memiliki dukungan dari teman-temannya. Perasaan kesepian ini dapat memperburuk kondisi emosional mereka, membuat mereka semakin terisolasi. Â
3. Gangguan Motivasi BelajarÂ
Bullying dapat menyebabkan siswa kehilangan minat dan semangat untuk belajar. Mereka mungkin merasa takut datang ke sekolah atau tidak memiliki energi untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Â
4. Trauma dan KetakutanÂ
Banyak korban bullying mengalami trauma yang membuat mereka takut bertemu pelaku atau menghadapi situasi tertentu. Ketakutan ini dapat mengganggu keseharian mereka dan memengaruhi perkembangan psikologis. Â
5. Perubahan PerilakuÂ
Siswa yang menjadi korban sering menunjukkan perilaku pendiam, pemurung, atau bahkan menarik diri dari lingkungan sosial. Beberapa mungkin juga menunjukkan gejala stres, seperti gangguan tidur atau nafsu makan.
Bullying memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan mental siswa sekolah dasar. Untuk mengatasi dan mencegah dampak tersebut, perlu adanya upaya terpadu dari sekolah, guru, orang tua, dan lingkungan sosial untuk menciptakan lingkungan yang aman, mendukung, dan bebas dari perilaku bullying.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H