Bila pengajaran sastra dilakukan secara tidak maksimal, bukannya menambah minat para siswa untuk mengeksplorasi dunia sastra, justru bisa menurunkan minat mereka terhadap karya sastra. Menurut data yang dikumpulkan oleh Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, 65% siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan pelajaran sastra karena metode pengajaran yang kurang menarik dan relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari .
Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pelatihan dan pengembangan profesional bagi para guru sastra. Kurikulum yang disusun juga harus lebih fleksibel dan menyesuaikan dengan minat serta kebutuhan siswa masa kini. Dengan demikian, pendidikan sastra tidak hanya menjadi pelajaran yang teoritis, tetapi juga menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
Sebagai kesimpulan, pendidikan sastra memiliki potensi besar untuk membentuk karakter dan wawasan siswa. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan persiapan yang matang, kurikulum yang relevan, serta tenaga pengajar yang kompeten. Tanpa itu semua, upaya untuk memperkenalkan dan menanamkan cinta sastra pada siswa hanya akan menjadi angan-angan belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
