Kalau dipikir-pikir, mengapa budaya mencontek seperti ini begitu kuat dan mengakar? Seberapa pentingkah nilai akademik dibandingkan dengan nilai kejujuran? Apakah dunia Pendidikan terlihat seperti panggung belaka bagi siswa, guru, dan orang tua untuk mendapatkan status sosial dan peluang karir yang lebih baik dan maju? Tentu saja budaya seperti ini tidak bisa digeneralisasikan secara merata kepada semua siswa, guru, dan terutama orang tua. Saya rasa masih banyak anak didik, pengajar, dan orang tua yang sangat menginginkan Pendidikan yang ditujukan untuk peningkatan kualitas diri.Â
 Untuk menanggapi budaya mencontek tersebut, saya mencoba berbagi pendapat terkait dua hal, yaitu 1) penyebab dan 2) konsekuensinya. Mari kita mulai dari nomor pertama yaitu penyebab
Penyebab budaya mencontek dalam ulangan
Pendapat saya, budaya mencontek di dunia pendidikan ini akan terus menerus terjadi dan mengakar selama masyarakat (peserta didik, pengajar, dan orang tua) menganggap tolok ukur itu hanyalah nilai akademis dalam segala pencapaian, kebanggaan, jenjang karir, prospek kerja, dan satu-satunya indicator dan "jembatan" untuk mencapai pijakan dan kesuksesan finansial di masa depan.Â
Selama persepsi ini masih tertanam di masyarakat, orang tua cenderung konsisten menuntut nilai akademik sekolah yang tinggi kepada anak-anaknya. Guru focus pada prestasi, IPK UN, Kompetisi/olimpiade, dan symbol status sosial sekolah daripada bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan mengasyikkan.
Ketika seorang peserta didik menyadari bahwa manfaat akademik merupakan prosentasi penting bagi orang tua dan merupakan persyaratan mutlak bagi kemampuan mereka untuk "bertahan hidup" di masa mendatang. Oleh karena itu, untuk mengukur keberhasilan peserta didik ini hanya berfokus pada nilai, bukan pada pemahaman disiplin dan jujur. Dari sudut pandang ini, tidak mengherankan jika Indonesia kaya akan "hasil" dan sering memenangkan olimpiade sains. Namun jumlah kemenangan olimpiade tersebut tidak seimbang dengan jumlah siswa-siswi Indonesia yang sebenarnya berkiprah di dunia ilmiah. Dari sudut pandang yang sama tidak mengherankan jika budaya mencontek untuk prestasi akademik berakar pada siswa dari segala usia.Â
Konsekuensi budaya mencontek dalam ulangan
Ketika berbicara tentang konsekuensinya, mungkin langsung berpikir tentang hukuman. Hukuman bagi yang ketahuan mencontek sungguh "sadis". Nilai ujian nol dari awal, tidak diperbolehkan mengikuti ujian berikutnya, mungkin juga akan dipanggil oleh orang tua dan bahkan yang paling ekstrim mungkin akan dikeluarkan dari sekolah. Namun kenyataannya, meski hukuman bersifat sadis, budaya mencontek dan kerja sama tetap tersebar luas.
 Jadi saya rasa daripada berbicara tentang hukuman yang efektif atau mempromosikan nilai kejujuran dan integritas siswa. Di masa depan akan lebih efektif untuk membahas konsekuensi jangka Panjang dari kebiasaan mencontek ini untuk kepentingan siswa itu sendiri. Yaitu tentang potensi di dalam diri siswa yang selalu mencontek maka ke depannya mereka tidak bisa apa-apa, mereka tidak mempunyai kemampuan yang sebanding dengan nilainya kerena kebiasaan mencontek. Maka dari itu siswa yang mempunyai kebiasaan mencontek seringkali kemampuannya zonk.Â
Perlu diingat bahwa budaya mencontek saat ujian hanyalah awal dari pengikisan prinsip dan integritas. Namun, Ketika mencontek menjadi kebiasaan yang terus menerus, otak akan menganggap mencontek adalah hal yang wajar. Jadi menurut saya pribadi, budaya mencontek dalam Pendidikan bukan hanya tentang ketidakjujuran dalam prestasi akademik, tetapi juga tentang kebiasaan memunculkan masalah yang jauh lebih besar di masa depan. Lagi pula, keputusan untuk jujur atau mencontek di tingkat akademik pada akhirnya tidak untuk siapa pun, tetapi untuk mengasah prinsip dan ketahanan mental untuk menghadapi masalah di masa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H