Bullying merupakan salah satu isu di dalam dunia pendidikan yang tidak ada habisnya untuk dibahas. Maraknya kasus bullying yang mencuat akhir-akhir ini, membuat isu bullying ramai diberitakan dan menjadi buah bibir di kalangan  masyarakat luas. Pada tahun 2022, KPAI melaporkan kasus bullying dengan rentan kekerasan fisik dan mental di lingkungan sekolah mencapai angka 226 kasus, dimana 18 diantaranya merupakan cyberbullying.Â
Mirisnya angka tersebut hanyalah kasus yang sudah dilaporkan ke pada pihak KPAI, realitanya masih banyak kasus bullying yang belum teratasi hingga detik ini. Banyak kasus yang mencuat menjadi momok menakutkan bagi beberapa pihak, apalagi dengan munculnya kasus bullying yang baru-baru ini terjadi di salah satu SMA di Kabupaten Karanganyar dimana 8 siswi diduga melakukan tindak bullying baik verbal maupun non-verbal.Â
Dalam kasus tersebut perlu kita ketahui terlebih dahulu tentang apa motif yang melatar belakangi tindakan pelaku dan apa saja faktor yang memicu pelaku melakukan tindakan tersebut.Â
Sebagai upaya untuk  memahami motif dari pelaku kita seharusnya memahami dulu latar belakang lingkungan keluarga tempat dimana segala sesuatu tumbuh dan berkembang, berdasarkan hal ini peranan orang tua sangatlah dibutuhkan untuk mencegah terjadinya bullying di sekolah, pendidikan karakter bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak bullying di sekolah, terlebih lagi semakin berkembangnya zaman, semakin banyak juga akses yang diberikan pada anak untuk menjangkau hal hal yang memiliki unsur dewasa dan kekerasan.
Apa saja yang menjadi pemicu tindak bullying?
Tindak bullying dapat terjadi karena kurangnya pendidikan karakter yang diterima oleh pelaku, namun tidak hanya itu saja, tindak bullying juga dapat dipicu karena kurangnya kasih sayang dan atensi dari orang tua atau bisa saja dulunya pelaku juga merupakan korban dari tindak bullying.Â
Hal ini juga menjadi bukti bahwa segala hal yang diterima dari lingkungan keluarga atau rumah menjadi faktor utama pemicu terjadinya tindak bullying.Â
Terlebih lagi, di Indonesia masih banyak orang tua yang belum sadar tentang apa itu pendidikan karakter dan masih menganggap bahwa tugas untuk memberikan pendidikan karakter adalah tugas dari instansi pendidikan. Namun kenyataannya pendidikan karakter terbaik adalah pendidikan karakter yang diberikan langsung oleh kedua orang tua.
Seberapa penting peranan orang tua?
Seperti ynag sudah dijelaskan diatas bahwa orang tua memiliki peranan ynag penting dalam mencegah bullying disekolah. Kasus ini membuka mata kita semua tentang betapa pentingnya pendidikan karakter, karena pelaku mampu melakukan hal tersebut karena adanya faktor dorongan internal dari dalam diri pelaku.Â