Tidak hanya itu sampah plastik di lautan juga mengancam  pertumbuhan bakteri prochlorococcus yang merupakan bakteri fotosintetik yang paling banyak ditemukan di lautan dan memiliki populasi global. Sampah plastik mengganggu proses pertumbuhan, fotosintesis dan produksi oksigen yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.  Padahal bakteri ini juga berkontribusi pada siklus karbon dan bertanggung jawab atas 10 persen dari total produksi oksigen secara global . jadi satu dari sepuluh oksigen yang kita hirup adalah hasil produksi bakteri ini yang akan terus berkurang karena dampak dari tercemarnya ekosistem laut yang diakibatkan oleh sampah plastik yang kita hasilkan.Â
Kerusakan ekosistem laut sudah berada di titik krisis. Jika kita tidak merubah pola aktivitas kita yang serba plastik ini sama saja kita mempercepat proses pengurangan oksigen, meningkatkan pembunuhan biota laut, dan merusak sistem pencernaan biota laut dan akhirnya kembali pada kerugian diri kita sendiri. Kapan lagi kita memulai jika tidak sekarang?
Perubahan dapat kita lakukan melalui hal-hal kecil. mulai dari berhenti menggunakan kantong plastik saat belanja, mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai dan beralih pada barang-barang reusable. Cukup mulai mengurangi penggunaan sedotan dan beralih pada stainless straw, mengurangi bertambahnya smapah botoh plastik sekali pakai dengan membawa botol minum sendiri. Dan lain sebagainya. Kesadaran akan lingkungan adalah demi masa depan kita sendiri, jika tidak di mulai dari sekarang  kapan lagi?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI