Mohon tunggu...
Putri Sinaga
Putri Sinaga Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Suka menulis dan mendengarkan musik serta memotret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Lapangan Mahasiswa Fikom di Pecinaan Glodok, Menelusuri Sejarah dan budaya Tiongkoa

22 November 2024   01:25 Diperbarui: 22 November 2024   04:17 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Mercu Buana baru-baru ini melaksanakan kegiatan studi lapangan ke kawasan Pecinan Glodok, Jakarta Barat, pada Senin, 18 November. 

Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari mata kuliah Komunikasi Antar Budaya, yang merupakan tugas besar kedua untuk para mahasiswa yang diampu oleh Ibu Rosmawaty Hilderiah, Dr. S.Sos., MT. Selain memenuhi tugas akademik, kegiatan ini juga memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk melihat langsung jejak sejarah dan mengenal lebih dekat budaya Tionghoa yang kaya di kawasan tersebut.

Studi Lapangan ini memberikan pengalaman berharga yang tidak hanya sekadar wawasan baru, tetapi juga memungkinkan mahasiswa untuk bertatap muka dengan para pemandu wisata lokal, yang dikenal dengan sebutan Tour Guide Pecendongan. 

Para mahasiswa diajak untuk mengunjungi berbagai tempat bersejarah yang menjadi saksi perjalanan panjang sejarah Tionghoa di Jakarta. Beberapa tempat yang dikunjungi antara lain Gedung Chandra Naya, Vihara Sila Amerta, Rumah Abu Loe, dan Vihara Dharma Jaya Toasebio.

Sejarah Gedung Chandra Naya/dokpri
Sejarah Gedung Chandra Naya/dokpri

Menyusuri Jejak Sejarah di Candra Naya

Perjalanan dimulai dengan mengunjungi Candra Naya, sebuah bangunan bersejarah yang menjadi simbol arsitektur peranakan Tionghoa di Glodok. Candra Naya, yang pada masa kolonial Belanda merupakan kediaman seorang mayor Tionghoa, kini berdiri kokoh sebagai saksi bisu perjalanan sejarah. Bangunan ini menghubungkan generasi masa lalu dengan masa kini, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya menjaga warisan budaya di tengah modernitas Jakarta.

Vihara Sia Amerta (sumber : Dokumentasi Pribadi)
Vihara Sia Amerta (sumber : Dokumentasi Pribadi)

Salah satu destinasi utama dalam studi lapangan ini adalah Vihara Sila Amerta yang didirikan pada tahun 1962. Vihara ini tidak hanya menjadi tempat peribadatan bagi umat Buddha, tetapi juga pusat kegiatan pendidikan dan sosial bagi komunitas Buddhis di wilayah Jakarta. Dikenal dengan perannya dalam pengajaran ajaran Buddha, vihara ini juga aktif dalam kegiatan sosial budaya di masyarakat sekitar. 

Mahasiswa juga mengunjungi Rumah Abu Loe, sebuah rumah yang memiliki nilai sejarah tinggi bagi komunitas Tionghoa di Jakarta. Rumah ini berfungsi sebagai tempat peribadatan dan penghormatan kepada leluhur keluarga Loe. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun