Mohon tunggu...
Putri Shafa Faraditsa
Putri Shafa Faraditsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Universitas Bakrie 2023 yang senang Travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Aman FSGI Minta Pemerintah Baru Lanjutkan Inisiatif Pencegahan Kekerasan di Sekolah

31 Oktober 2024   15:18 Diperbarui: 31 Oktober 2024   15:43 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Faktor kedua adalah kurangnya pendidikan dan kesadaran tentang isu kekerasan. Banyak guru dan staf pendidikan mungkin tidak memiliki pelatihan yang memadai dalam menangani situasi kekerasan atau memahami dampaknya terhadap siswa. Tanpa pengetahuan yang cukup, mereka tidak dapat memberikan bimbingan yang tepat atau menciptakan lingkungan yang aman. Hal ini dapat menyebabkan situasi di mana kekerasan dibiarkan berlangsung tanpa penanganan yang efektif.

Pendidikan karakter yang kurang dalam kurikulum juga menjadi penyebab signifikan. Banyak sekolah fokus pada aspek akademis tanpa memberikan perhatian yang cukup pada pengembangan nilai-nilai sosial dan emosional. Ketidakmampuan untuk mengajarkan empati, toleransi, dan keterampilan komunikasi yang baik akan mengakibatkan siswa tidak memiliki alat yang diperlukan untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang positif. Hal ini berpotensi meningkatkan ketegangan antar siswa dan menciptakan suasana yang memungkinkan kekerasan terjadi.

Selain itu, tekanan akademis yang tinggi juga dapat menjadi pemicu kekerasan di sekolah. Di tengah persaingan yang ketat untuk mencapai prestasi akademik, siswa sering kali merasa tertekan dan frustrasi. Tekanan ini tidak hanya berasal dari lingkungan sekolah, tetapi juga dari orang tua yang mengharapkan hasil yang baik. Dalam keadaan tertekan, beberapa siswa mungkin merasa terdorong untuk menggunakan kekerasan sebagai cara untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka atau merespons provokasi dari teman sebaya.

Terakhir, ketidakadekan sistem pelaporan dan penanganan kasus kekerasan di sekolah merupakan faktor yang memperburuk situasi. Banyak siswa yang menjadi korban kekerasan merasa takut untuk melapor karena khawatir akan stigma atau pembalasan. Sistem yang ada sering kali tidak transparan, membuat siswa merasa tidak aman untuk berbicara. Ketidakmampuan untuk menangani kasus kekerasan dengan baik akan menciptakan siklus di mana kekerasan terus terjadi tanpa ada penyelesaian yang memadai. Upaya untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman memerlukan komitmen dari semua pihak untuk mengatasi penyebab-penyebab ini secara holistik.

FSGI mendorong pemerintah baru untuk meningkatkan program pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah. Heru Purnomo menekankan pentingnya langkah-langkah proaktif dalam menangani isu ini. Beberapa rekomendasi yang diajukan meliputi peningkatan kesadaran di kalangan siswa, guru, dan orang tua tentang pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman. Melalui seminar, lokakarya, dan program edukasi, semua elemen sekolah harus terlibat dalam menciptakan atmosfer yang mendukung.

Selain itu, pelatihan untuk guru dan staf mengenai cara mengidentifikasi dan menangani kekerasan di lingkungan pendidikan sangat penting. Pelatihan ini harus mencakup teknik-teknik komunikasi yang efektif serta cara mendekati dan mendukung siswa yang menjadi korban kekerasan. Penerapan kebijakan yang ketat terhadap pelaku kekerasan juga diperlukan, termasuk sanksi yang jelas dan rehabilitasi bagi pelaku. Kebijakan ini harus diperkuat dengan adanya prosedur yang transparan untuk melaporkan dan menangani kasus kekerasan di sekolah.

Penyediaan layanan konseling bagi korban kekerasan juga sangat penting untuk membantu mereka pulih secara emosional dan mental. Layanan ini harus dapat diakses dengan mudah dan harus melibatkan tenaga profesional yang terlatih. Monitoring dan evaluasi program pencegahan kekerasan di sekolah juga harus dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitasnya. Dengan adanya evaluasi, program tersebut dapat diperbaiki dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan sekolah.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi siswa. Orang tua harus aktif terlibat dalam pendidikan anak dan mendukung mereka dalam menghadapi masalah di sekolah. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dapat membantu anak merasa lebih nyaman untuk berbagi masalah yang mereka hadapi. Selain itu, masyarakat perlu membangun komunitas yang peduli terhadap isu-isu kekerasan di sekolah. Ini dapat dilakukan melalui forum-forum diskusi, kegiatan sosial, dan program-program yang melibatkan siswa, orang tua, dan pendidik.

Menurut Nuriah sebagai seorang ibu "kekerasan di sekolah sudah melanggar undang-undang perlindungan anak. Harapannya adalah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, aman, dan nyaman bagi murid, guru, dan staf sekolah. Kekerasan di sekolah menimbulkan rasa tidak aman dan ketakutan serta melanggar hak murid untuk belajar di lingkungan yang aman". Menurut Oktaviani sebagai seorang mahasiswa "Saya sangat serius menanggapi isu ini, karena saya tidak mau ada korban kekerasan dalam pendidikan. Pendidikan seharusnya untuk belajar, bukan malah ada kekerasan di dalamnya. Sebagai mahasiswi, saya berharap sekolah dan lembaga pendidikan lainnya lebih menekankan sikap dan attitude yang perlu dipelajari"

Peningkatan pengawasan terhadap lingkungan sekitar sekolah juga diperlukan, terutama dalam hal potensi kekerasan. Dengan adanya pengawasan yang baik, tindakan kekerasan dapat diminimalisir. Mendorong masyarakat untuk melaporkan kasus kekerasan yang terjadi di sekolah kepada pihak berwenang juga sangat penting. Pelaporan yang cepat dan akurat akan membantu pihak berwenang untuk mengambil tindakan yang diperlukan.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan kekerasan di satuan pendidikan dapat ditekan, dan siswa dapat belajar dalam lingkungan yang aman dan mendukung. Keamanan dan kesejahteraan siswa adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan komitmen dari semua pihak. Lingkungan pendidikan yang aman tidak hanya akan meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga membantu dalam perkembangan karakter dan kepribadian siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun