Ketika diri ini mulai merasakan "benci" terhadap seseorang. Apa yang kita lakukan? Bolehkah rasa itu ada? Tentu boleh! Karena kita adalah manusia. Namun, "bencilah" dan bertanyalah pada dirimu: "kenapa rasa benci itu hinggap dalam hati yang sebelumnya suci dan tentram?"
Saat diri ini mulai merasakan "kecewa" kepada seseorang yang kita percayai. Bolehkah rasa itu ada? Tentu boleh! Karena kita adalah manusia. "Kecewa" dan bertanyalah terhadap dirimu: "kenapa rasa kecewa itu tiba-tiba muncul? Mengusik diri yang sebelumnya ikhlas dan ridho."
Kita boleh "sedih" karena kita manusia. Boleh, karena itu wajar! Tapi kawan, bertanyalah terhadap dirimu: "kenapa sedih itu harus muncul di hati yang sebelumnya terasa senang dan damai? Bukan terhadap "mereka" yang membuatmu sedih."
Sungguh, deretan pertanyaan tersebut membuat seseorang tak mampu tuk menjawabnya satu persatu. Tak sanggup merasakan gejolak yang hadir tanpa diminta, tak sanggup memberi kekuatan dalam jiwa yang senantiasa setia menemani diri yang tak berdaya.
Lantas, kenapa bisa seperti itu?
Ingatlah kawan, pemahaman, pengertian, dan menyadari kondisi diri sendiri adalah hal yang perlu kita lakukan. Kita sering mendengar bahwa pentingnya terhadap pemahaman diri. Tidak mudah memang mengenali diri sendiri. Jelas, itu membutuhkan waktu yang lama.
Banyak pertanyaan yang sering terlontarkan kepada kita. Pertanyaan yang wajar memang. Atau mungkin sebagai suntikan bagi kita yang belum bisa mengerti dan paham terhadapnya? Pertanyaan itu adalah "Siapakah Aku Ini?"
Kita sering merujuk diri kita sebagai "aku". "aku punya ini...", "semua tentang aku". Lantas, pernahkan kita berpikir "siapakah aku ini?".
Jangan bingung dan gelisah kawan. Kalian hidup tak sendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang sangat butuh dan membutuhkan antara satu dengan yang lainnya.
Jika ada diantara kalian yang mengalami hal seperti ini, maka  carilah seorang pembimbing yang mampu membantu kalian mengenali "siapakah aku ini" dan "apa potensi yang selama ini aku punya".
Banyak memang pembimbing yang berada disekitar kita,yang akan membantu dan memberikan solusi yang bisa membangun dan membawa kita mengetahui siapakah diri kita yang sesungguhnya, mereka adalah orang tua, teman, sahabat, guru dan sebagainya.
Guru BK (Bimbingan dan Konseling). ingatkah kalian, saat guru BK bertanya tentang "siapa kamu?" dan "apa potensi kamu?". Lalu apa yang kalian jawab? Mungkin sebagian dari kalian dengan entengnya menjawab bahwa "aku adalah... (bla..bla..bla..)."
Lantas bagaimana dengan mereka yang belum mengenal jati dirinya?
Guru BK adalah pembimbing yang baik dan dapat memahami serta dapat membantu peserta didik dalam mengenal dan mengetahui jati diri dan potensi yang dimilikinya.
Tak ada salahnya jika kita sering berkonsultasi kepadanya  mengenai sesuatu yang mungkin mengganjal dalam diri. Bersahabat dan saling terbuka dengannya adalah sesuatu yang akan memberikan dampak positif terhadap diri kita.
Manusia terlahir memiliki kehendak bebas dalam menjalankan sesuatu sesuai dengan keinginanya. Kebebasan tersebut akan membawa kita pada tujuan dan kebahagiaan hidup yang didasari oleh kepahaman akan siapa diri kita.
Carilah jati dirimu, maka kau akan dapat menggapai tujuan hidupmu.
Jangan pernah menyerah dan berusahalah selalu dalam menjalani sebuah proses.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H