"Ada satu tempat makan yang wajib dijajal. Jangan ngaku anak kampus deh kalau belum pernah ke sana..."
"Enak banget, ya?"
"Bukan. Murah banget."
"Oh. Pantesan nraktir...," gumam Keenan sambil mengekeh pelan.(halaman 49)
Tokoh pada novel Perahu Kertas adalah Keenan, Kugy, Eko, dan Noni. Mereka berempat menjalin persahabatan bersama-sama. Tokoh yang lain antara lain Ibu Lena, Pak Adri, Jeroen, Joshua yang lebih kerap dip Ojos dalam novel, Poyan, Luhde, dan Wanda serta beberapa tokoh lainnya seperti karyawan kantor.
Tokoh yang pertama adalah Keenan yang mempunyai watak introver, halus, tidak menyukai keramaian, dan berbakat dalam melukis, yang juga diungkapkan oleh tokoh lain di dalam novel ini walaupun bukan dalam bentuk dialog. Bukti dalam kutipan novel di bawah ini.
Diam-diam ia mengamati kedua anak laki-lakinya yang terpaut jarak umur enam tahun, dan menyadari berbeda keduanya. Jeroen yang ekstrover, atletis, diplomatis, senang bergaul dan berorganisasi, adalah cetaka biru ayahnya. Sementara Keenan yang introver, halus, tidak menyukai keramaian, dan lebih senang menyendiri untuk melukis, adalah cetakan biru dirinya.(halaman 15 baris)
Kata 'dirinya' pada kata terakhir di baris kalimat terakhir menunjukkan tokoh lain, yaitu Ibu Leena yang merupakan ibu Keenan yang sedang berkutat dengan pikirannya mengenai tokoh Keenan, anaknya.
Tokoh selanjutnya dalam novel ini adalah Kugy digambarkan sebagai seorang gadis remaja dengan tubuh kecil yang percaya diri, periang, mudah bergaul dan energik dengan penampilannya yang awut-awutan dan terlihat sangat aneh, bahkan ia dijuluki sebagai alien oleh temannya karena 'keanehannya' itu.Â
Kugy sangat gemar sekali menulis, entah itu cerpen ataupun dongeng, Ia sangat senang sekali berkhayal dan berimajinasi. Hal ini lalu ia tuangkan dalam dongeng-dongengnya yang membuat Keenan terpesona kepadanya. Cuplikan tokoh Kugy
Noni memandang temannya dengan khawatir. Rambut sebahu Kugy sebagaian naik ke atas seperti disasak setengah jadi. Bajunya mendekati compang-camping, Jaket jins kegombrongan milik Karel yang digondol Kugy detik-detik terakhir sebelum ia berangkat ke Bandung itu pun tentu tidak membantu. Belum lagi jam tangan plastik Kura-kura Ninja yang nyaris tak pernah lepas dari pergelangan tangannya. Lalu sandal khusus kamar mandi dari bahan plastic berwarna pink elektrik seolah menyempurnakan "keajaiban" penampilan Kugy sore itu.