Mohon tunggu...
Putri Sartika Dewi
Putri Sartika Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jauhi Suap Saat Pemilu

20 Juni 2023   23:46 Diperbarui: 20 Juni 2023   23:51 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Pemilu adalah momen penting dalam kehidupan berdemokrasi di negara kita. Kita memilih pemimpin dan wakil rakyat yang akan menjadi pengemban amanah untuk memajukan negara. Namun, pemilu juga seringkali diwarnai dengan praktik-praktik yang tidak sehat, salah satunya adalah suap.

    Suap adalah bentuk korupsi yang sangat merusak nilai-nilai demokrasi dan kualitas pemimpin yang kita pilih. Suap merusak integritas, kredibilitas, dan kualitas keputusan yang diambil oleh para pemimpin yang terpilih. Pemimpin yang bersih dan berkualitas adalah hak dan kewajiban kita sebagai warga negara yang baik. Jangan biarkan diri kita tergoda oleh janji manis atau uang yang ditawarkan oleh calon-calon tertentu. Ingatlah bahwa uang suap yang kita terima hanya akan merusak masa depan bangsa kita.

   Suap pada pemilu bisa terjadi di berbagai tingkatan, mulai dari suap untuk memenangkan calon presiden atau gubernur, hingga suap untuk memenangkan calon anggota DPR. Suap juga bisa terjadi pada berbagai tahapan pemilu, seperti saat kampanye, saat pemungutan suara, atau bahkan saat penghitungan suara. suap pada pemilu sangat merugikan negara dan rakyat karena dapat mengakibatkan terpilihnya pemimpin yang tidak berkualitas hal ini disebabkan oleh ketidakmampuannya untuk menjalankan misi dan visi . Selain itu, suap juga dapat menghilangkan hak suara rakyat yang sebenarnya, karena hasil pemilu tidak mencerminkan pilihan rakyat yang sebenarnya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya suap saat pemilu, di antaranya:

Adanya ambisi yang kuat untuk memenangkan pemilu

Calon atau partai politik yang memiliki ambisi besar untuk memenangkan pemilu sehingga menggunakan cara yang tidak etis 

 Ketergantungan pada dana kampanye 

Pemilihan umum membutuhkan biaya yang besar untuk kepentingan kampanye. Calon atau partai politik yang kekurangan dana kampanye, seringkali tergoda untuk mencari sumber dana dari pihak lain. Hal ini dapat berujung pada penerimaan suap

Korupsi dalam sistem politik 

    Sistem politik yang tidak transparan, menjadi faktor utama terjadinya suap saat pemilu. Hal ini disebabkan oleh rendahnya integritas penyelenggara pemilu atau calon yang terlibat dalam pemilu.

Keterbelakangan budaya politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun