Lolos verifikasi faktual pada tingkat DPP, melakukan proses perekrutan bacaleg yang profesional dengan tim seleksi yang kredibel, serta melakukan penggalangan dana partai dan peluncuran kartu SAKTI (Solidaritas Anti Korupsi dan Intoleransi) yang transparan, Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Banyak contoh kasus dalam perpolitikan nasional, partai politik baik yang sudah terbentuk lama ataupun yang masih baru memasang target tinggi dalam proses keikutsertaannya dalam kontestasi pemilu. Impian banyak partai politik tersebut seringkali tidak diiringi kerja-kerja politik yang spesifik dan pelembagaan tubuh partai yang kuat dan stabil.
Pelembagaan institusi partai politik yang kuat seharusnya menjadi tolok ukur yang penting dan utama sebagai kekuatan dalam tubuh partai politik. Samuel P Huntington mengatakan bahwa untuk dapat bertahan, partai politik harus memiliki kelembagaan yang kuat dan stabil.
Di tengah fragmentasi kekuatan partai-partai politik nasional lama dan semakin rendahnya kepercayaan publik terhadap partai politik, sebagai partai politik baru, tantangan demi tantangan untuk menunjukkan bahwa PSI mampu bertahan dan bersaing dalam ajang pemilihan umum tentu sangatlah berat. Dalam konteks tersebut, sebagai partai yang baru saja terbentuk dan bekerja keras untuk mengikuti pesta pemilu untuk pertama kali, setidak-tidaknya terdapat beberapa indikator yang harus dipenuhi PSI agar mampu eksis dan bersaing.
Indikator penting tersebut yaitu lolos secara administratif dan faktual di berbagai tingkatan, baik di tingkat pusat dan daerah berdasarkan aturan undang-undang pemilu. Selain itu mampu masuk dalam parlemen untuk pertama kali serta secara berkala terus masuk dalam perwakilan parlemen pada saat setiap kali pemilihan adalah catatan yang harus dipenuhi PSI.Â
Tentu ini sangatlah sulit, dalam konteks politik nasional, justru seringkali terlihat partai politik baik baru maupun lama cenderung tenggelam dan hilang sebelum besar.
PSI Hari Ini
Sulit dipungkiri bahwa dalam proses menguatkan pelembagaan partai, tidak banyak partai politik di Indonesia yang mampu mendirikan sebuah institusi partainya secara profesional. Bagi PSI, dengan menunjukkan di awal terdapat cara-cara baru dalam mengelola partai secara modern, profesional serta transparan, tentu menjadi awal sebuah proses pembentukan citra dan branding partai yang baik di tengah masyarakat. Tetapi itu tidaklah cukup. Masih banyak "pekerjaan rumah" yang harus terus dibenahi dan dilakukan oleh partai yang menganggap bagian dari kaum milenial ini.
Berdasar hasil survei Orkestra (Organisasi Kesejahteraan Rakyat) pada akhir 2017, tingkat elektabilitas PSI masih tergolong sangat rendah dengan hanya memiliki prosentase 2% di bawah Partai Perindo yang juga tergolong partai politik baru dan berada di urutan 12 dari beragam jumlah partai politik. Hasil survei tersebut menjadi tolok ukur untuk memahami posisi PSI hari ini. Ibarat bayi yang baru saja lahir, PSI masih dalam tahap terus berjuang untuk merangkak, berdiri dan berlari dalam upaya membesarkan nama dan eksistensi partai di tengah masyarakat.
Terdapat beberapa tantangan yang menjadi penting untuk PSI sebagai partai politik baru dalam proses menancapkan daya eksistensi yang lebih jauh dan berkembang di tengah masyarakat.
Kuat dan Mengakar