Faktor Penyebab Stunting di Babel
1. Asupan Gizi Tidak Seimbang
Meski hasil laut melimpah, pola konsumsi masyarakat cenderung kurang bervariasi. Protein hewani cukup baik, tetapi asupan sayur, buah, dan sumber mikronutrien lainnya masih kurang optimal.
Konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat tetapi rendah zat gizi mikro menjadi salah satu penyebab utama.
2. Pengetahuan Gizi Rendah
Edukasi tentang pentingnya pola makan seimbang bagi ibu hamil, menyusui, dan anak balita masih kurang, terutama di daerah pedesaan dan terpencil.
Praktik pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tidak tepat dapat berdampak pada pertumbuhan anak.
3. Akses Kesehatan Terbatas
Di wilayah kepulauan, terutama daerah terpencil, akses ke fasilitas kesehatan dan layanan gizi tidak selalu optimal. Hal ini memengaruhi pemantauan tumbuh kembang anak.
Posyandu sebagai ujung tombak intervensi stunting terkadang menghadapi kendala sumber daya dan logistik.
4. Faktor Sanitasi dan Lingkungan
Sanitasi yang kurang memadai dan keterbatasan akses air bersih di beberapa wilayah Babel dapat meningkatkan risiko penyakit infeksi yang berkontribusi pada stunting.
---
Dampak Stunting di Babel
Dampak Jangka Pendek: Anak stunting cenderung lebih rentan terhadap penyakit karena daya tahan tubuh yang lemah.
Dampak Jangka Panjang: Anak yang mengalami stunting berisiko memiliki kecerdasan yang lebih rendah, keterbatasan produktivitas, dan kesulitan berkontribusi pada pembangunan ekonomi di masa depan.
---
Upaya Pemerintah dan Stakeholder
1. Program Nasional:
Implementasi strategi nasional percepatan penurunan stunting, termasuk pemberian suplementasi zat besi, vitamin A, dan edukasi gizi.
2. Intervensi Spesifik di Babel:
Penguatan peran posyandu untuk pemantauan tumbuh kembang anak.
Penyediaan pangan bergizi lokal, seperti ikan, untuk mendukung kebutuhan protein dan omega-3 anak-anak.
3. Edukasi dan Sosialisasi:
Peningkatan kesadaran masyarakat melalui kampanye gizi seimbang dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
---
Rekomendasi untuk Penanganan Stunting di Babel
1. Pemanfaatan Sumber Daya Lokal:
Optimalisasi potensi hasil laut sebagai sumber protein dan mikronutrien.
Pemanfaatan produk lokal seperti sayur, buah, dan rempah-rempah khas Babel dalam pola makan harian.
2. Peningkatan Edukasi:
Melibatkan kader posyandu, tokoh masyarakat, dan media lokal untuk menyebarkan informasi terkait pencegahan stunting.
3. Fokus pada Sanitasi:
Memastikan akses air bersih dan sanitasi yang memadai di seluruh wilayah, terutama daerah terpencil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI