Glinggang, Pracimantoro (24/07/23) - Pembakaran sampah secara terbuka marak terjadi di Desa Glinggang, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Padahal banyak sekali dampak negatif yang timbul akibat dari pembakaran sampah secara terbuka. Zat kimia berbahaya seperti dioksin, arsenik, dan timbal diperoleh ketika adanya pembakaran plastik, yang mana zat berbahaya tersebut memiliki dampak buruk pada kesehatan manusia yaitu menyerang saraf (akibat logam berat timbal dan arsenik) serta menyebabkan kanker (akibat dioksin).Â
Selain itu pembakaran sampah menghasilkan zat sisa hasil pembakaran yang mencemari tanah dan air tanah, sehingga berdampak buruk untuk lahan pertanian, dimana lahan pertanian menjadi mata pencaharian warga Desa Glinggang. Sangat disayangkan ketika hasil pertanian para warga terpengaruh oleh paparan zat kimia serta zat residu pembakaran yang berujung pada menurunya kualitas produksi hasil tani.Â
Bahkan pembakaran sampah terbuka turut mendukung rusaknya bumi tempat manusia hidup. Lapisan ozon sebagai pelindung manusia dari sinar UV perlahan menipis akibat adanya gas rumah kaca hasil dari pembakaran terbuka seperti NOx (natrium oksida), CFC, dan CO2. Berangkat dari hal tersebut, sudah saatnya generasi muda wajib membuat trobosan sebagai upaya pencegahan dan pengurangan untuk menyelematkan bumi!Â
Putri Rossadi, Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro 2023 menjalankan program kerja sebagai upaya pengurangan pembakaran sampah terbuka yang berdampak bagi lahan pertanian dan peternakan warga Desa Glinggang  dengan program usulannya sebagai alternatif pengelolaan sampah yaitu Program KMP (Kurangi, Manfaatkan, dan Produksi) yang nantinya akan menguntungkan, dari Desa Kembali ke Desa. Kegiatan program kerja yang dilaksanakan berjudul Pelatihan dan Pendampingan Bahaya Membakar Sampah Bagi Lingkungan Peternakan dan Pertanian dengan Program KMP.Â
Pelatihan dan pendampingan dilakukan di Balai Desa Glinggang pada hari Senin tanggal 24 Juli 2023 dengan target sasaran perangkat desa. Pelatihan dan pendampingan dikemas dengan sistem pemaparan mengenai bahaya melakukan pembakaran sampah bagi lingkungan pertanian serta peternakan dilanjutkan dengan pendampingan alternatif pengelolaan sampah dengan usulan program KMP yaitu kurangi (kurangi sampah plastik), manfaatkan (mendaur ulang sampah baik organik maupun anorganik), dan produksi (menciptakan produk  serta menjual sampah untuk memperoleh keuntungan).Â
Pendampingan alternatif tersebut dilakukan dengan membagikan totebag atau tas belanja guna pencerdasan pengurangan sampah plastik, mengajarkan cara pemanfaatan sampah organik yakni diolah menjadi POC (pupuk organik cair) yang sangat bermanfaat bagi lahan pertanian, serta memberikan saran pengelolaan sampah plastik didaur ulang menjadi benda - benda yang dapat diperjual belikan dan mengusulkan program Bank Sampah. Kemudian dibagikan leaflet yang berisi ringkasan menarik mengenai bahaya pembakran sampah dan alternatif pengelolaannya. "Dari Desa Kembali ke Desa" menjadi tagline untuk program kerja ini, memiliki makna bahwa sampah yang berasal dari Desa Glinggang akan kembali menjadi keuntungan untuk Desa Glinggang itu sendiri.
 "Acaranya bagus, dengan usulan program pengelolaan sampah itu bisa menjadi pertimbangan untuk Desa Glinggang ke depannya" ucap Bapak Karno, sekretaris Desa Glinggang.
Ayo Kelola SampahMu, Sehat BumiMu, Sejahtera Hidupmu! Cintai DesaMu, dari Desa kembali ke Desa, dan itu UntukMu!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H