Sudahlah. Toh sebodoh apapun kamu berbual kata, tetap saja aku sulit mengelak dari hangat tanganmu yang membabi buta.
Bagaimana bisa genggamanmu ini tak pernah mengecewakan?
Kuamati kelima jarimu yang berkelindan dengan milikku. Michelangelo saja melukis dengan bergantian tangan karena sering kelelahan. Tak letihkah kamu memeluk tanganku?
Kuusap tanganmu pelan.
Tahukah kamu bahwa suku di Irlandia dulu menggunakan sentuhan di telapak tangan untuk menyampaikan pesan rahasia? Setiap bagian tangan melambangkan huruf yang berbeda.
Kusentuh delapan bagian telapak tanganmu. Pesan ini rahasia, mati-matian kita tutupi dari hendusan dunia.
“I miss you, too,” sahutmu.
Bukan, Sayang. I said I love you..
“Good night. Bye…”
Kamu menutup sambungan telepon itu. Membunuh suara kekasihmu yang mungkin masih berharap sama seperti aku; menukar malam Minggu dengan sepotong rasa rindu.
Hujan di luar belum menyerah dan berbalik arah. Ketika langit berhenti basah, saat itulah biasanya kita akan berpisah.