KEMBALINYA JAJANAN KHAS TRADISIONAL "SAGON"
Â
Â
Â
Lombok Barat, - Pembuatan jajanan khas tradisional ini dilakukan oleh ibu Mustiah yang berasal dari desa rumak dengan metode pembuatan yang masih menggunakan alat tradisional jajanan ini hadir pada tahun 80an dan kembali pada saat ini masih dengan  cara-cara yang dulu. (Senin, 03/06/2024).
 Pembuatan makanan khas tradisional ini sudah lama sekali punah dan kemabli setelah ibu Mustiah membuat  jajanan ini dan di promosikan lewat sosial media dan akhirnya ibu Mustiah memustukan untuk menjual jajan sagon ini agar tidak hilang jajanan khas tradisional yang sudah di ajarkan oleh nenek moyang kita dahulu pada tahun 80an, pembuatan jajanan ini berlangsung selama 4 jam biasanya ibu Mustiah membuat jajan sagon ini dari jam 13:00-16:00.
Salah satu warga yang menjadi langganan ibu Mustiah menyampaikan perasaannya saat di wawancara " Jajanan ini sangat enak dan gurih dengan cita rasa gula, ketan dan kelapa parut menyatu jadi satu karena alat-alat yang digunakan juga masih dengan alat tradisional seperti loyang yang digunakan ialah tutup biskuit kaleng, serabut kelapa, bahan bakar kayu dan juga kompor yang digunakan terbuat dari tanah liat." Ujar Rusnawati.
Jajanan sagon ini sangat patut di kembangkan kembali agar anak-anak zaman sekarang mengenali makanan khas tradisional kita. Lanjutnya.
Selain itu ibu pembuat jajanan mengatakan, "Jajanan ini biasanya matang sesuai dengan apinya jika apinya besar maka semakin cepat matang, biasanya saya  membuat jajanan 3kg per hari dan menjual 1kg dengan harga Rp. 65. 000 rupiah bisa juga memebeli mulai dengan harga Rp. 15. 000 rupiah saya sudah membuat jajanan ini dari 5 tahun yang lalu tapi tidak seramai ini setelah di promosikan lewat sosial media dan saya tidak menyangka akan ada lagi orang yang masih suka dengan jajanan ini." Ujar Mustiah. Pada (Senin, 03/06/2024), Di desa rumak.
Pedagang biasa yang mengambil jajanan untuk di jual kembali juga mengatakan. "Biasanya saya mengambil jajan sagon ini tergantung pesanan, harga awal yang dikasi ialah Rp. 65.000 rupiah per kilonya dan saya menjual dengan harga Rp. 70.000 saya hanya mrngambil untung dalam 1kg itu Rp. 5000 dan terkadang juga saya memesanan dengan harga eceran." Ujar Muliadi.
Jajanan ini sangat enak dengan wanginya yang khas. Tutup Muliadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H