Dengan banyaknya masalah atau hambatan dalam proses belajar maupun perilaku sosial, anak yang mengalami gejala serupa tetapi belum terdiagnosis akan mengalami kebingungan dalam mengatasinya dan menimbulkan masalah baru bagi dirinya. Berbeda dengan anak ADHD yang sudah terdiagnosis yang juga menjalani pengobatan atau terapi sehingga mengerti bagaimana cara intervensinya.
Sehingga, anak yang memiliki gejala ADHD, tetapi belum melakukan diagnosis klinis akan mendapati diri mengalami kesulitan yang lebih dalam belajar maupun aktivitas sosial lainnya. Yang kemudian dapat mengarahkan kepada permasalahan lainnya, seperti menyalahkan diri sendiri, menekan diri sendiri, stres, depresi, cemas/anxiety, dan lainnya.
Referensi
de Souza, I., Mattos, P., Pina, C., Fortes, D., & Clnico, C. (n.d.). ADHD: the impact when not diagnosed TDAH: o impacto da ausncia do diagnstico.
Pawaskar, M., Fridman, M., Grebla, R., & Madhoo, M. (2020). Comparison of Quality of Life, Productivity, Functioning and Self-Esteem in Adults Diagnosed With ADHD and With Symptomatic ADHD. Journal of Attention Disorders, 24(1), 136--144. https://doi.org/10.1177/1087054719841129
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H