Pelecehan seksual salah satu isu sosial yang semakin marak di era modern. Meski banyak masyarakat yang semakin terdidik dan teknologi semakin maju, pelecehan seksual tetap menjadi hal yang mengancam kehormatan dan keamanan individu, terutama perempuan dan anak-anak. Dalam konteks ini, peran agama dan dukungan
lingkungan menjadi aspek penting yang harus dimaksimalkan untuk mencegah dan menangani masalah ini.
   Pelecehan seksual adalah tindakan yang bersifat seksual tanpa persetujuan, baik secara fisik, verbal, maupun nonverbal, yang mengakibatkan korban merasa tidak nyaman, terintimidasi, atau dirugikan. Pelecehan ini dapat terjadi di mana saja di tempat kerja, institusi pendidikan, ruang publik, bahkan di lingkungan keluarga. Maraknya pelecehan seksual sering kali dipicu oleh ketidakseimbangan kekuasaan, norma sosial yang bias, serta kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya saling menghormati.
* Faktor Penyebab Maraknya Pelecehan Seksual di Era Modern:
1. Kerentanan Norma Sosial
   Di era modern, norma-norma sosial yang dulunya menjadi landasan moral masyarakat perlahan terkikis. Gaya hidup modern yang cenderung liberal dan sering kali mengutamakan kebebasan pribadi di atas tanggung jawab sosial. Hal ini membuat batasan moral menjadi kabur, sehingga perilaku yang sebelumnya dianggap tidak pantas kini lebih diterima atau diabaikan. Salah satu penyebab utama adalah budaya patriarki yang masih mengakar kuat. Budaya ini menempatkan laki-laki dalam posisi dominan, sedangkan perempuan sering dianggap sebagai objek atau pihak yang lebih rendah. Ketimpangan gender seperti ini membuat perempuan lebih rentan menjadi korban pelecehan seksual. Dalam banyak kasus, pelecehan bahkan dianggap "normal" atau sekadar "bercanda," sehingga tidak ditindak secara serius.
Contoh: Seorang pekerja perempuan di sebuah kantor sering kali menjadi objek komentar fisik dari rekan laki-lakinya. Mereka mengomentari penampilannya dengan nada seksual, namun ketika perempuan tersebut menyatakan ketidaknyamanannya, mereka hanya tertawa dan mengatakan bahwa ia "terlalu sensitif."
2. Pengaruh Teknologi dan Media
   Kemajuan teknologi, terutama internet, menciptakan ruang baru bagi pelaku pelecehan seksual. Media sosial, aplikasi pesan instan, dan platform berbagi video sering disalahgunakan untuk menyebarkan konten atau melakukan tindakan pelecehan.
Beberapa bentuk pelecehan melalui teknologi meliputi:
* Sexting tanpa persetujuan: Pelaku mengirim pesan atau gambar dengan muatan seksual kepada orang lain tanpa izin.
* Pelecehan di media sosial: Komentar bernuansa seksual pada foto atau postingan seseorang.
* Distribusi konten tanpa izin: Foto atau video pribadi yang diambil atau disebarkan tanpa persetujuan.
   Teknologi juga memperumit masalah ini karena sering kali pelaku menggunakan identitas palsu atau anonim, sehingga sulit ditindak. Selain itu, budaya daring yang permisif terhadap perilaku kasar sering kali memperburuk situasi, di mana korban tidak hanya dilecehkan oleh satu orang tetapi juga oleh banyak orang secara bersamaan melalui serangan daring (cyberbullying).