Kalimat tak langsung yang digunakan dalam teks cerita sejarah berguna untuk menerangkan jika cerita adalah tuturan dari seorang tokoh yang dijelaskan kembali oleh pengarang.
Bukti :Â
- Dikutip dari Kerajaan Hindu-Buddha di Jawa (2019), Kerajaan Majapahit merupakan lanjutan dari Kerajaan Singasari yang didirikan Ken Arok.
C. Modifikasi Bagian Konflik, Klimaks, dan Koda Menjadi Teks Cerita Sejarah Fiksi
- Modifikasi Bagian Konflik dan KlimaksÂ
Raden Wijaya menatap langit malam yang gelap, ditemani desiran angin dari hutan Tarik. Ia tahu keesokan harinya akan menjadi hari yang menentukan. Ditemani oleh tiga sahabatnya yang setia, Sora, Nambi, dan Ranggalawe, mereka menyusun strategi terakhir untuk menghadapi pasukan Jayakatwang dan Mongol. Tak disangka, sebuah cahaya aneh muncul dari arah barat, menerangi desa Majapahit. Cahaya itu dianggap sebagai tanda dari leluhur, memberikan keberanian bagi Raden Wijaya dan para pengikutnya.
Saat pagi tiba, Raden Wijaya bersama tentara Mongol yang dipimpin Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing bergerak menuju Kediri. Suara teriakan perang menggema, dan pedang-pedang berkilauan dalam pertempuran yang sengit. Dengan strategi liciknya, Raden Wijaya berhasil membunuh Jayakatwang di tengah pertempuran. Namun, sebelum Mongol bisa merayakan kemenangan, Raden Wijaya telah bersiap untuk melancarkan serangan balik, membuat tentara Mongol terkejut. Dengan serangan tiba-tiba, ia memaksa pasukan Mongol bertekuk lutut dan mundur dari tanah Jawa.
- Modifikasi Bagian KodaÂ
Setelah keberhasilan besar itu, Majapahit menjadi kerajaan yang disegani. Raden Wijaya dinobatkan sebagai Raja Majapahit yang pertama dan dianggap sebagai pemimpin yang bijaksana. Warga desa Kudadu menyebutnya sebagai "Raja Terpilih" yang membawa kedamaian. Di sepanjang wilayah Trowulan, rakyat Majapahit hidup sejahtera di bawah perlindungan sang raja. Raden Wijaya memimpin dengan arif hingga akhir hayatnya, meninggalkan warisan kejayaan yang terus dikenang sepanjang masa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H