Faktor lain yang memperburuk situasi ini adalah kondisi mental anak yang belum stabil, sehingga sulit bagi mereka untuk mengontrol emosi dan menyaring pengaruh dari lingkungan sekitar. Akibatnya, sering muncul perilaku seperti pemberontakan, tindakan impulsif tanpa pertimbangan, serta ketidakmampuan untuk mengelola emosi secara sehat.
Melihat fenomena ini, artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam penyebab krisis moral dan karakter di kalangan peserta didik. Selain itu, artikel ini juga menawarkan solusi untuk menghadapi tantangan tersebut melalui pendekatan pendidikan karakter.Â
Kajian ini menggunakan metode deskriptif dan studi literatur, dengan merujuk pada berbagai jurnal dan artikel penelitian yang relevan di bidang pendidikan karakter dan psikologi. Melalui analisis ini, diharapkan dapat diperoleh kesimpulan yang jelas mengenai akar permasalahan serta langkah konkret yang dapat diambil untuk mengatasi krisis pendidikan karakter pada siswa.
Pembahasan
1. Konsep Pendidikan Karakter
Nilai karakter memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat karena membentuk kepribadian seseorang menjadi lebih baik. Nilai-nilai karakter yang baik tercermin dari ucapan dan tindakan yang sesuai dengan norma-norma serta nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.Â
Oleh sebab itu, pendidikan karakter menjadi sarana utama untuk menanamkan nilai-nilai moral yang baik kepada individu, yang dapat diperoleh melalui lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan, dan lingkungan sosial secara umum.
Pendidikan karakter merupakan sebuah sistem yang berfokus pada penanaman nilai-nilai seperti budi pekerti, akhlak, serta moral ke dalam diri peserta didik. Proses ini mencakup kesadaran, kemauan, dan tindakan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.Â
Tujuan utamanya adalah membentuk pribadi yang mampu mengambil keputusan dengan bijak, bersikap jujur, menghormati orang lain, dan berperilaku baik. Pendidikan karakter juga bertujuan untuk mendorong peserta didik mencerminkan perilaku yang positif dan berintegritas.
Penanaman nilai karakter dapat dilakukan melalui lingkungan keluarga, sekolah, dan pergaulan. Lingkungan sekolah memiliki peran penting dalam proses ini karena berkaitan langsung dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
 Pasal 3 UU tersebut menekankan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk karakter, dan membangun peradaban bangsa yang bermartabat. Selain itu, pendidikan karakter bertujuan mencetak peserta didik yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, mandiri, kreatif, serta bertanggung jawab.