Sedangkan mayoritas anak di Indonesia Badan Pusat Statistik mencatat setidaknya 48,2% anak-anak usia 7 -17 tahun sudah menggunakan gadget pada tahun 2019. Sebanyak 74,7% anak-anak mengakses internet hanya keprluan hiburan semata. Dan 54,2% anak- anak mengakses internet untuk keperluan belajar. 51,7% anak-anak mengakses internet untuk mencari berita ataupun informasi. 6,5% anak-anak mengakses internet sebagai sarana mengirim atau menerima surat elektronik (E-maiI). Dan 13,4% anak mengakses internet untuk melakukan kegiatan atau tujuan lainnya.
Tata kelola bahasa, dalam artian sopan santun dalam berbahasa baik dalam lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah seringkali memperlihatkan dan memperdengarkan bahasa yang mereka dapatkan melalui media teknologi yang berupa HP dan yang lainya. Terkadang bahasa-bahasa yang kurang layak untuk di ucapkan bagi peserta didik dalam jenjang sekolah dasar kerap terucap oleh anak-anak seusia mereka ketika tidak dalam pengawasan orangtua atau guru, bahasa-bahasa "error" itu yang sering terucap dari mulut mereka ketika berkomunikasi dengan teman sebayanya. Menurut susiyanti 2019 dampak dari permainan gadget itu sendiri adalah mengganggu saraf motorik halus, menghambat perkembangan interaksi sosial, mempengaruhi pola tingkah laku anak, mempengaruhi pola bicara, mudah emosi, terpapar konten kekerasan dan pornografi, bahaya radiasi, pola makan, obesitas, dan susah tidur
Penguatan nilai-nilai karakter melalui berbahasa sebagai salah satu alternatif pendidikan hendaknya dapat dilaksanakan di mulai dari keluarga yang menjadi acuan pertama anak- anak. Orang tua sangat diharapkan melakukan pengawasan kepada anak ketika menggunakan gadget untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan nantinya. Pendampingan ini di perlukan untuk meminimalisir pengaruh buruk penggunaan gadget pada anak usia sekolah dasar yang masih suka bermain dan tantruman.
Kurangnya attitude anak dalam berbahasa menjadi perhatian masyarakat bahkan kualitas sekolah pun dipertanyakan. Kualitas guru pun ikut menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Banyaknya anak-anak usia sekolah dasar yang sedikit kurang sopan dalam berbahasa setiap hari. Seperti: mengumpat ketika marah karene hal sepele, dan memanggil orang dengan nama hewan, dan masih banyak lagi. Sementara, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dan pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, dasar, dan menengah. Sehingga, guru memiliki peran penting dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik sedari usia sekolah dasar, dan tidak hanya bertanggung jawab kepada nilai siswa. Tetapi juga bertanggung jawab atas tata krama peserta didik, perilaku, dan khususnya etika berbahasa peserta didik
Penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk terus merebak dan popular di kalangan siswa disemua jenjang pendidikan. Bahkan anak usia sekolah dasar sudah menjadi salah satunnya. Sekolah menjadi seolah tidak berdaya menghadapi kenyataan ini. Sekolah selalu menjadi kambing hitam dari merosotnya watak dan karakter bangsa.
Dari paparan tersebut dapat disimpulkan Perkembangan teknologi di Indonesia berkembang sangat pesat terbukti dengan banyaknya pengguna gadget dengan berbagai merek dan tipe tersebar luas diseluruh wilayah Indonesia. Orangtua diharapkan dapat memberikan pengasuhan anak yang terbaik, memberikan gadget kepada anak sesuai dengan kebutuhan serta memberitahu anak mengenai bahaya penggunaan gadget. Dampak dari penggunaan gadget terhadap akhlak dan moral siswa antara lain siswa akan menjadi kurang patuh, malas belajar, dan dampak paling negatif adalah anak yang suka meniru perilaku yang kurang baik dari tontonan yang kurang mengedukasi. Dalam mengatasi pengaruh buruk dari gadget terhadap anak usia sekolah dasar orang tua di harapkan lebih bijak dalam membagi waktu untuk buah hati. Misal dengan meluangkan lebih banyak waktu dengan anak, belajar bersama, agar terjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan anaknya. Bukan hanya itu di sekolah pendidik juga perlu memotivasi peserta didik agar rajin belajar dan memberikan nasihat agar selalu patuh pada perintah guru dan orang tua dalam tanda kutip perintah yang baik, yang dimana dapat membangun karakter anak siswa menjadi lebih baik agar bisa tercapai tujuan pendidikan yang ingin diraih.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H