Mohon tunggu...
Putri Permatasari Asih
Putri Permatasari Asih Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa UNY 2020

Mahasiswa UNY 2020 Pendidikan Seni Tari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemerataan Ketimpangan Pendidikan (Learning Loss) Akibat Pandemi Covid-19 sebagai Progres Kualitas Generasi Muda

14 Mei 2022   16:55 Diperbarui: 25 Mei 2022   18:18 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerataan Ketimpangan Pendidikan (Learning Loss) Akibat Pandemi Covid-19 Sebagai Progres Kualitas Generasi Muda

Oleh Putri Permatasari Asih

Ciamis

Pendidikan merupakan akses paling penting untuk mendikte kemajuan suatu negara. Generasi muda yang berkelas dilahirkan dari pendidikan yang berkualitas. Sama halnya dengan negara yang maju dikarenakan sistem pendidikannya yang bermutu. Begitu pentingnya pendidikan untuk jaminan masa depan bangsa.

Word Population review mempublikasikan di tahun 2022, peringkat pendidikan Indonesia berada di ranking ke-54 dari 78 negara. Dilihat dari fakta tersebut Indonesia masih berada di posisi rendah di dunia. Bahkan di Asia, Indonesia masih kalah sistem pendidikannya dengan Malaysia.

Pandemi Covid-19 yang masih terjadi sampai sekarang menjadi salah satu faktor yang sangat berdampak bagi pendidikan di dunia termasuk Indonesia. Beradaptasi dengan suasana baru yang merubah sistem pendidikan, awalnya tatap muka langsung (luring) menjadi pembelajaran jarak jauh atau tatap maya (daring). 

Bukan hal mudah untuk merubah sistem pendidikan yang sekarang menjadi serba menggunakan teknologi. Indonesia juga pernah mengalami kekosongan kegiatan belajar mengajar selama beberapa minggu. Hal ini membuat banyak peserta didik menjadi learning loss, dikarenakan sistem pembelajaran di Indonesia masih dalam penyesuaian pada sistem baru.

Bukan hal baru sebenarnya bahwa kualitas pendidikan di Indonesia di kata masih rendah. Sudah banyak akar permasalahan yang dari dulu masih menjadi perhatian sampai sekarang. Ditambah lagi fenomena pandemi Covid-19 yang marak terjadi di Indonesia hampir merusak visi dan misi pendidikan di Indonesia.

Menurut Harian Kompas, learning loss ialah terjadi penurunan kemapuan pengetahuan dan keterampilan akademis peserta didik. Penyebab terjadinya learning loss dimasa pandemi ini semakin memperuncing permasalahan ketimpangan pendidikan di Indonesia.

Peserta didik dipaksa harus terburu-buru untuk mencapai target materi pembelajaran dikarenakan pandemi ini, dengan terus menyesuaikan sistem dan kurikulum pembelajarannya. Permasalahan ini semakin krisis didaerah pedalaman Indonesia, yang memang sudah dari awal terjadi ketimpangan pendidikan.

Kurangnya pemahaman teknologi menjadi persoalan besar untuk melaksanan proses pembelajaran di era pandemi ini. Bahkan di daerah terpelosok, teknologi masih menjadi hal tabu. Fasilitas teknologi buat menunjang kelancaran pembelajaran masi tidak memadai di wilayah terpencil Indonesia.

Persoalan utama terjadinya ketimpangan pendidikan pada saat ini, yaitu kualitas jaringan atau sinyal internet yang tidak layak bahkan tidak tersedia untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ). 

Peserta didik yang kurang beruntung dalam kemampuan ekonominya juga berdampak besar atas tetinggalnya dalam proses pembelajarannya dari peserta didik lain yang mendapatkan akses yang memadai dari segi kemampuan ekonomi dan segi lokasi daerah, yang lebih terbantu oleh pemerintah.

Tidak hanya peserta didik yang terkena dampak pandemi ini, pendidik juga harus menyesuaikan keterampilannya menggunakan teknologi. Pengajar harus lebih terampil dalam menggunakan teknologi daripada peserta didik, apalagi di jenjang pembelajaran SD yang juga harus lebih piawai agar menciptakan hal menarik dalam memberi materi terhadap siswanya. 

Untuk pendidik yang sudah berumur bakal lebih sukar untuk belajar mengenai teknologi dari pada seorang pengajar yang lebih muda.

Sampai saat ini pendidikan di Indonesia telah beradaptasi dengan baik dan cukup fleksibel dalam menggunakan teknologi. Juga pemerintah telah menyiapkan kebijakan-kebijakan yang disiapkan agar tetap dapat tercapai tujuan pendidikan Indonesia.

Beberapa kebijakan pemerintah yang telah dilakukan untuk menanggulangi penyimpangan yang terjadi di masa pandemi saat ini yaitu keringanan dan penyesuaian pembayaran UKT. Banyak peserta didik yang berpendapat bahwa keringanan pembayaran UKT ini masih tergolong ribet untuk persyaratannya. 

Dikarenakan adanya persyaratan yang rumit ini jadi tidak semua peserta didik bisa mendapat keringanan pembayaran UKT. Padahal yang terkena dampak dari pandemi Covid-19 ini adalah semua orang. Ditambah Semua peserta didik tidak mendapatkan fasilitas kampus, tetapi masih harus membayar sepenuhnya UKT.

Selain keringanan pembayaran UKT, pemerintah juga mengeluarkan bantuan dengan membagikan kuota gratis kepada peserta didik per bulan. Bantuan ini sangat membantu para siswa untuk menghemat pengeluaran kuota demi memperlancar proses belajar mengajar. 

Tetapi untuk peserta didik yang tidak mempunyai alat komunikasi seperti HP, bantuan seperti itu tidak ada efeknya.

Kesulitan mengakses jaringan internet dan kurang memadainya fasilitas teknologi bagi peserta didik daerah terpencil adalah penyebab kesenjangan pendidikan semakin mengkeruh. Dapat dilihat bahwa yang paling berdampak karena pandemi ini yaitu masyarakat yang kurang mampu secara ekonimi.

Penanggulangan bagi peserta didik yang tidak mempunyai HP atau laptop dengan dilakukannya pengiriman sebagian guru ke rumah siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai oleh setiap instansi pendidikan. Hal ini agar menumbuhkan kembali semangat belajar peserta didik meskipun di era pandemi saat ini.

Selain itu juga guru atau pengajar juga meminta siswa yang kesulitan dalam proses belajar mengajar jarak jauh untuk melakukan pembelajaran di sekolah yang pastinya bisa langsung melakukan proses pembelajaran tatap muka dengan adanya fasilitas yang memadai.

Meskipun sistem pengajaran daring menjadi solusi utama dan sudah cukup berkerja dengan baik untuk proses belajar mengajar saat ini, ternyata masih terjadi learning loss yang disebabkan pembelajaran tatap maya itu. Peserta didik banyak yang merasa kehilangan minat untuk belajar karena merasa sistem pembelajaran dengan selalu menghadap alat komunikasi seperti laptop itu mudah membuat jenuh, dan ngantuk. 

Ditambah karena pengawasan dalam sistem pembelajaran ini kurang dari pendidik, jadi peserta didik dapat dengan mudah untuk tidak mengikuti kelas dikarenakan banyak alasan yang harus dimaklumi oleh pendidik.

Terjadinya kesenjangan pendidikan ini harus menjadi perhatian lebih pemerintah, instansi pendidikan, juga orang tua. Masih terjadinya kesenjangan pendidikan yang masih serupa dari dulu sampai sekarang menandakan bahwa kurang diperhatikannya kualitas pendidikan oleh bangsa kita sendiri. Padahal kita tahu betul betapa pentingnya pendidikan untuk kemakmuran bangsa.

Sistem pendidikan yang sedang dilakukan sekarang yaitu menggunakan sistem hybrid learning atau sistem pembelajaran dengan mengkombinasikan sistem pembelajaran daring dan luring, jadi biasanya peserta didik telah di atur untuk proses pembelajarannya ada yang tatap maya dan tatap muka secara bergantian. Hal ini sudah lebih membaik dari sistem daring penuh sebelumnya.

Dengan lebih memfokuskan mengenai permasalahan kesenjangan pendidikan di Indonesia ini untuk peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah harus menjadi sorotan untuk lebih mengatasi pendidikan di terpencil yang banyak tertinggal dari daerah besar lain. Hal itu hendak menjadi dasar terjadinya penurunan kesenjangan pendidikan di Indonesia. 

Dengan disediakannya fasilitas yang memadai, kualitas pengajar yang baik, ditambah dengan sekarang mendapatkan akses keterampilan menggunakan teknologi untuk kemudahan proses pembelajaran agar kesenjangan digital juga teratasi. Kualitas guru yang baik juga sangat mempengaruhi kekreatifan muridnya. Maka dari itu pemilihan seorang calon guru harus lebih diperhatikan, agar bisa melahirkan peserta didik yang membanggakan.

Penggunaan teknologi di berbagai bidang terutama pendidikan juga merupakan hal baru yang terjadi di Indonesia. Oleh sebab itu, perlunya sosialisi dan pengajaran penggunaan teknologi kepada pendidik. Pemakaian digital dapat berdampak bagus agar masyarakat Indonesia lebih melek terhadap perkembangan teknologi, supaya dapat menyeimbangi juga bersaing dengan negara lain. 

Sampai sekarang semua orang sangat mengetahui kalau pendidikan sangat penting bahkan bisa dibilang dasar agar terciptanya kesejahteraan bangsa. Oleh sebab itu, diharapkan masalah ketimpangan yang dari dulu terjadi ini dapat teratasi dengan baik. 

Dengan memiliki tujuan untuk kemakmuran, kesejahteraan, dan kemajuan bangsa, kita pasti bisa melakukannya bahkan sampai saat ini, kita telah cepat beradaptasi dengan penggunaan digital di semua bidang merupakan hal yang patut di apresiasi. Mari kita bekerjasama untuk perbaikan dasar kemajuan bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun