Mohon tunggu...
putripermata
putripermata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Program Studi Pendidikan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desa Ganjarsari: Potensi Besar yang Menunggu Sentuhan Optimalisasi

2 Desember 2024   20:10 Diperbarui: 2 Desember 2024   23:27 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun Teh Pangheotan dan Kantor Desa Ganjarsari (Sumber: Dokumentasi observasi)

Desa Ganjarsari, yang terletak di Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, merupakan salah satu wilayah dengan potensi besar yang belum tergarap secara optimal. Dengan kekayaan alam yang melimpah, seperti Sendang Geulis Kahuripan yang terkenal dengan airnya yang jernih dan pemandangan alam yang memukau, serta Talaga Cisaladah yang menyuguhkan keindahan air berwarna biru kehijauan di kaki Gunung Burangrang, desa ini memiliki daya tarik yang kuat bagi wisatawan. Tidak hanya itu, Perkebunan Teh Pangheotan juga menawarkan pengalaman wisata edukasi yang dapat menarik pengunjung untuk mengenal lebih dekat proses produksi teh berkualitas tinggi. 

Sayangnya, desa ini masih bergulat dengan berbagai permasalahan, terutama kemiskinan yang menjadi tantangan utama bagi sebagian besar warganya. Tingkat pengangguran yang tinggi, rendahnya akses pendidikan, serta minimnya peluang kerja menyebabkan banyak keluarga di desa ini hidup di bawah garis kemiskinan. Mayoritas warga mengandalkan pekerjaan serabutan atau bertani dengan hasil yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ketimpangan ini diperparah oleh akses infrastruktur yang buruk, seperti jalan rusak. Akses jalan yang buruk di Desa Ganjarsari menjadi salah satu penyebab utama sulitnya masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Jalan menuju desa masih berupa jalur berbatu yang sulit dilalui, baik oleh warga maupun wisatawan. Hal ini menyebabkan berkurangnya daya tarik desa ini sebagai tujuan wisata. Terdapat pula permasalahan mengenai  minimnya fasilitas kesehatan dan pendidikan membuat masyarakat kesulitan untuk mendapatkan layanan dasar, yang seharusnya menjadi hak mereka. Selain infrastruktur, keterbatasan sumber daya manusia terlatih dalam mengelola pariwisata juga menjadi tantangan yang perlu segera diatasi.

Untuk menghadapi masalah tersebut, diperlukan langkah pemberdayaan masyarakat yang terstruktur dan berkelanjutan. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah pemetaan potensi desa untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan. Proses ini dilanjutkan dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk menyadarkan mereka akan potensi yang ada di desa dan pentingnya peran aktif mereka dalam pengembangan tersebut. Penyadaran ini dapat dilakukan melalui workshop motivasi yang dirancang untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan empati terhadap pembangunan desa. Setelah itu, pelatihan teknis yang mencakup manajemen pariwisata, promosi digital, dan pengelolaan kebun teh perlu diberikan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat. Pendampingan juga menjadi hal yang penting dalam setiap tahapan, mulai dari pengelolaan tempat wisata hingga praktik langsung dalam mengembangkan produk lokal. Selain itu, pembentukan kelembagaan keuangan mikro berbasis koperasi sangat diperlukan untuk memberikan akses modal usaha kepada masyarakat, sehingga mereka dapat mengelola usaha secara mandiri. Program ini harus dilengkapi dengan monitoring dan evaluasi berkala untuk memastikan keberlanjutan serta memberikan ruang untuk perbaikan di masa depan.  

Dengan pendekatan ini, Desa Ganjarsari memiliki peluang untuk mengubah wajah kemiskinan menjadi keberdayaan. Potensi besar yang selama ini terabaikan dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membuka peluang baru bagi generasi muda desa. Dukungan dari pemerintah, lembaga swasta, dan masyarakat desa sangat diperlukan untuk mewujudkan transformasi ini. Jika dikelola dengan baik, Desa Ganjarsari dapat menjadi contoh bagaimana pemberdayaan mampu menciptakan perubahan nyata di tengah tantangan kemiskinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun