Mohon tunggu...
Putri NurPratiwi
Putri NurPratiwi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa KPI UIN Bandung

Seorang mahasiswa yang sedang berjuang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencegah Radikal dengan Ilmu yang Baik dan Benar

3 Desember 2019   11:25 Diperbarui: 3 Desember 2019   11:24 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sudah sering melihat atau mendengar peristiwa radikal, dimana radikalisme merupakan musuh besar bagi setiap Negara di Dunia begitu juga di Indonesia. 

Bagaimana tidak, karena  radikalisme sangat merugikan dan mengganggu kedamaian bangsa. Radikalisme  adalah suatu tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan dalam menjalankan misi yang diinginkan.

Akhir-akhir ini gerakan radikalisme berkembang pesat di Indonesia, setiap tahun pelaku radikal semakin bertambah. Dan kebanyakan pelaku radikal dari kalangan rakyat yang menengah kebawah.

Mereka bertindak menyeleweng dari nilai-nilai ideologi bangsa Indonesia yaitu pancasila, banyak esensi dari pancasila yang tidak dipahami dan diterapkan oleh para pelaku radikal, mereka terlalu mengedepankan emosi pribadi dengan iming-iming syahid. Asumsi-asumsi yang mereka pelajari merupakan asumsi yang salah, yang isinya tidak bisa diterima secara relevan di zaman yang sekarang ini. Sehingga mereka menggebu dalam menjalankan misinya dan menolak toleransi dalam beragama.

Gerakan-gerakan radikal sudah menyelusup di kalangan pelajar, khususnya di kampus-kampus ternama, banyak kelompok-kelompok radikal yang menjalankan misinya untuk mengajak personil kedalam gerakannya.

Salah satu cara untuk mencegah radikalisme adalah dengan mengenalkan ilmu yang baik dan benar, yang ditekankan kepada semua kalangan, terutama anak muda yang sedang mencari jati diri. Terlebih banyak dampak negatif akibat proses globalisasi yang semakin maju, maju disini bukan berarti dalam semua aspek akan tetapi banyak juga aspek-aspek yang semakin merosot, sepertihalnya pergaulan dan ahlak.

Dalam hal ini memperkenalkan ilmu pengetahuan bukan hanya yang berkaitan dengan ilmu umum, akan tetapi juga ilmu agama. Karena ilmu umum apabila tidak diimbangi dengan ilmu agama maka tidak akan sempurna dalam menjalankan hidup. Sehingga dengan demikian akan bisa menciptakan pemikiran yang seimbang dan relevan dalam kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun