Idul fitri merupakan hari raya umat Islam yang bertepatan pada 1 syawal tahun hijriah. Idul fitri biasa disebut juga sebagai hari kemenangan setelah menjalankan puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Kemeriahan salah satu hari besar Islam ini sangat terasa terutama di negara-negara muslim. Ketika mendengar sebutan negara-negara muslim, tentunya Jazirah Arab merupakan kesatuan paling dekat dan cepat terlintas oleh otak. Sederet tradisi khas idul fitri dapat dilihat dari negara-negara Arab ini.
Beberapa tradisi idul fitri bukan hanya didasarkan pada latar belakang agama, namun juga didasarkan pada warisan dari generasi ke generasi dan telah menjadi bagian integral dari warisan popular yang dihidupkan Kembali oleh Masyarakat dari tahun ke tahun.[1] Di masa lalu, laki-laki biasa membeli "kandura"[2] baru. Atau mewarnai gaun mereka menggunakan minyak kenari dan kapulaga. Para wanita juga menggunakan pakaian khusus idul Fitri, menata rambut, mengepang dan memakai wewangian yang khas. Tidak lupa mereka juga menggunakan henna di tangan. Untuk anak-anak biasanya mereka menerima hadiah simbolis, menampilkan permainan rakyat, menyanyi dan menari. Dahulu para pria di daerah gurun pasir biasa melakukan tembakan ke udara pada hari pertama idul fitri sebagai ungkapan kegembiraan menyambut datangnya idul fitri dengan menampilkan tarian trasional popular, salah satunya adalah tari Razfa.[3]
Melihat berbagai tradisi yang dilakukan Masyarakat Arab, ada beberapa adat yang diwariskan dan menjadi pembeda tiap negara Arab hingga saat ini. Perbedaan yang sangat menonjol terlihat pada makanan yang mereka hidangkan ketika perayaan Idhul Fitri. Menjelang idul fitri masyarakat Arab pun bersiap-siap, seperti menyiapkan makanan penutup special untuk mendekorasi meja dan mengumpulkan keluarga. Di negara Irak, mereka membuah Kalijah yang merupakan makanan penutup berupa bola-bola berisi kurma atau kacang dan ada pula Kahiy yang terbuat dari adonan yang dipotong menjadi  kotak dan dipanggang dalam oven. Di Suriah terkenal dengan banyak jenis manisa, seperti Maamoul, Baklava, dan Halvah Al-Jibn. Di Lebanon, selain adanya permen maamoul, mereka juga menyedeiakan keju Kunafa pada pagi Hari idul fitri. Di Mesir permintaan kue idul Fitri pasti meningkat, kue-kuea tersebut ditampilkan dengan bumbu special dengan adonan "Riha Kahk", mereka juga membuat "Umm Ali", yaitu makanan yang terbuat dari anggur, susu, kacang-kacangan dan krim, Adapun untuk negara-negara Teluk, seperti Saudi membuat manisan "Al-Dabayza". di negara Oman, mereka membuat makanan yang disebut 'Mahu'. Di Qatar permintaan manisan "Rashah" meningkat, sedang orang Sudan membuat manisan "Ghariba", Tunisia terkenal dengan hidangan penutup kue daunnya. Di Aljazair, orang makan Baklava dengan kue Charak, sedang Kaab el Ghazal populer di Maroko.[4]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H