MALANG---Demi mengetahui kesehatan reproduksi bagi mahasiswi Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Malang, inilah hasil penelitian yang dilakukan oleh 5 mahasiswi yang bakal menjadi profil kesehatan.
Konsentrasi pada profil kesehatan yang dimaksudkan adalah kesehatan reproduksi bagi mahasiswi beberapa jurusan. Untuk judul tema yang diambil dalam penelitian itu adalah 'Profil Kesehatan Reproduksi Mahasiswi Jurusan PJKR, IK, PKO, dan IKM Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang'.
Tentunya penelitian itu terdapat maksud dan tujuan agar dapat mengetahui gambaran kesehatan reproduksi mahasiswi jurusan tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Alifia Candra P., sebagai ketua dalam penelitian itu, dengan melibatkan beberapa nama mahasiswa lainnya sebagai tim. Beberapa nama yang menjadi anggota tim penelitian itu adalah Ghoffar Robby Oktaviano, Zumroh Hasanah, Dessy Amelia, dan Herlina Dwi Angestin. Kelima mahasiswa ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK)
Dari penelitian ini, Ghoffar, sebagai salah satu anggota tim penelitian, mengungkapkan latar belakang penelitian yang menyebutkan bahwa fakta bonus demografi yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030-2040 di Indonesia. Disebutkan pada bonus demografi itu, bahwa pada bentang satu dekade tersebut penduduk yang bekerja di usia 15-64 tahun melebihi penduduk yang tidak bekerja (65 tahun ke atas).
"Dari sini, dapat dimengerti bahwa jumlah kaum muda akan jauh lebih banyak dan produktifitas diharapkan tinggi. Kaum muda yang berkualitas akan memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan bangsa Indonesia, salah satunya dengan kualitas kesehatan reproduksinya," jelasnya.
Karenanya, untuk menguji kesehatan reproduksi itu, Alifia Candra P., sebagai ketua tim penelitian, memilih mahasiswi FIK sebagai objek penelitian yang diakuinya memiliki bakat dan minat di bidang olahraga.
"Setidaknya, mahasiswa di Fakultas Ilmu Keolahragaan ini dapat menjadi representasi remaja perempuan yang kondisi fisik, mental, dan perilaku sehatnya dapat dinilai pengaruhnya terhadap kesehatan produksinya," terang Alifia.
Dessy Amelia melanjutkan, bahwa penelitian ini menggunakan metode-beberapa metode. Yang pertama adalah desain penelitian yang deskriptif agar mendapat gambaran kondisi kesehatan reproduksi. Kedua, adalah populasi dan sampel. Dan yang ketiga adalah devinisi operasional variabel.
Untuk lebih lengkap lagi tentang devinisi operasional variabel, baca poin-poin penting di bawah ini:
1) Sumber informasi seksualitas dan kesehatan reproduksi :
   a. Tingkat kepentingan sumber informasi :
- Sumber informasi terpenting tentang pubertas
- Sumber informasi terpenting kedua tentang pubertas
- Sumber informasi terpenting tentang sistem reproduksi
- Sumber informasi terpenting kedua tentang sistem reproduksi
   b. Sumber pilihan :
- Sumber informasi yang disukai tentang pubertas
- Sumber informasi yang disukai tentang sistem reproduksi
   c. Kondisi orangtua
- Frekuensi berbincang seksualitas dan kesehatan reproduksi bersama ayah
- Frekuensi berbincang seksualitas dan kesehatan reproduksi bersama ibu
   d. Kondisi perkuliahan
- Paparan sex edukasi di perkuliahan / pendidikan
- Yang dipikirkan tentang pemberian sex edukasi di perkuliahan / pendidikan
   e. Fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan
- Melihat poster tentang kesehatan reproduksi di layanan kesehatan
- Mendapatkan brosur tentang kesehatan reproduksi di layanan kesehatan
- Tenaga kesehatan membicarakan kesehatan reproduksi di layanan kesehatan
- Tenaga kesehatan membicarakan infeksi menular seksual di layanan kesehatan
- Tenaga kesehatan membicarakan kehamilan di luar nikah di layanan kesehatan
2) Pengetahuan seksualitas dan kesehatan reproduksi
   a. Fisiologi Reproduksi
- Percaya bahwa perempuan bisa langsung hamil setelah hubungan seksual pertama kali
- Percaya bahwa tumbuh kembang  perempuan akan berhenti setelah hubungan seksual pertama kali
- Percaya bahwa kehamilan umumnya terjadi pada usia tengah baya
   b. HIV dan Penyakit menular seksual
- Kewaspadaan pada HIV/AIDS
- Percaya bahwa AIDS dapat disembuhkan
- Percaya bahwa orang yang terinfeksi HIV selalu tampak tidak sehat
- Kewaspadaan pada penyakit menular seksual
- Pengetahuan tanda dan gejala penyakit menular seksual pada laki -- laki
- Pengetahuan tanda dan gejala penyakit menular seksual pada perempuan
- Pengetahuan tentang sumber pengobatan penyakit menular seksual
3) Ideologi seksual / gender
   a. Permisif seksualitas
- Percaya bahwa kencan bersama pasangan diperbolehkan
- Percaya bahwa berpelukan atau sentuhan diperbolehkan
- Kepercayaan personal bahwa cinta adalah dasar dari hubungan seksual
- Percaya tentang keperawanan laki -- laki dan perempuan sebelum menikah
- Kepercayaan personal yang lainnya tentang hubungan seksual
   b. Aborsi
- Sikap pribadi terhadap aborsi
- Sikap yang dinyatakan teman sebaya tentang aborsi
Keluhan yang dirasakan saat ini
Sementara itu, dengan penelitian profil kesehatan reproduksi ini, Herlina Dwi Angestin, berharap dapat menjadi penelitian yang objektif dan dapat dimanfaatkan bagia akademisi khususnya, dan masyarakat secara umum.
Setidaknya, lanjutnya hasil penelitian ini, dapat menjadi bahan kajian penelitian pengembangan selanjutnya, dapat menjadi bahan kajian kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
"Dan, dapat menjadi bahan advokasi kebutuhan mahasiswa akan sumber informasi pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi," harapnya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H