Mohon tunggu...
Putri Nur Hidayati
Putri Nur Hidayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

seputar semuanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Di Balik Peristiwa G30S PKI

9 Oktober 2022   18:45 Diperbarui: 9 Oktober 2022   18:53 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, perlu usaha yang besar untuk merdeka setelah dijajah oleh 6 Negara, yaitu Belanda, Prancis, Inggris, Portugis, Spanyol, dan Jepang.

Setelah merdeka Indonesia masih mengghadapi berbagai cobaan salah satunya adanya peristiwa yang mewafatkan 7 jenderal yaitu peristiwa G30S PKI.

Pemerintah Orde Baru menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September atau biasa dikenal dengan G30S PKI dan Hari Kesaktian Pancasila diperinggati pada tanggal 1 Oktober. Sedangkan Hari lahir Pancasila  diperinggati pada tanggal 1 Juni.

Sebelum membahas lebih lanjut, apa itu peristiwa G30s PKI?... dan apa perbedaan Hari Kesasktian Pancasila dan Hari lahir Pancasila?....

Jadi Peristiwa G30s PKI adalah penghianatan pada bangsa Indonesia. Yang terjadi pada pergantian malam tanggal 30 September dan masuk 1 oktober 1965. Peristiwa yang melibatkan Pasukan Cakrabirawa (kesatuan pengamanan Presiden Republik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1962 dan dibubarkan tahun 1967) dan juga Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sedangkan perbedaan Hari Kesasktian Pancasila dengan Hari lahir Pancasila adalah...

Hari lahir Pancasila yang diperinggati pada tanggal 1 Juni adalah peringgatan atas pidato Presiden Soekarno selaku Presiden pertama Indonesia di Sidang Dokuritsu Junbi Cokasai atau BPUPKI (alias Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang berisi ide dan gagasan dasar negara Indonesia yang dinamai dengan Pancasila yang berisi
5 dasar negara untuk Indonesia, yaitu kebangsaan, peri kemanusiaan, demokrasi, keadilan sosial,dan Ketuhanan yang Maha Esa.


Sedangkan Hari Kesaktian Pancasila yang diperinggati pada 1 Oktober adalah peringatan tewasnya tujuh anggota TNI AD (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat) di Pondok Gede, Jakarta Timur atau dikenal dengan Lubang Buaya pada 30 September 1965.

Diantaranya Menewaskan:

  • Mayor Jenderal TNI (Anumerta) M.T Haryono
  • Mayor Jenderal TNI (Anumerta) D.I Pandjaitan
  • Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo
  • Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani
  • Letnan Jenderal TNI (Anumerta) R. Soeprapto
  • Letnan Jenderal TNI (Anumerta) S. Parman
  • Kapten Czi (Anumerta) Pierre Andreas Tendean

Sedangkan Panglima TNI  Abdul Haris Nasution yang menjadi sasaran utama berhasil meloloskan diri dan  kabur. Namun putri dari Abdul Haris Nasution tertembak dan dinyatakan wafat yang bernama Ade Irma Nasution (ALM). Beliau tewas bersama ajudannya yang bernama Lettu Pierre Andreas Tendean yang ditembak dan diculik di Lubang Buaya. Keenam jenderal yang dinyatakan wafat di atas dan juga Lettu Pierre Tendean kini ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi. Sejak diresmikannya UU Nomor 20 tahun 2009, gelar Pahlawan Revolusi sudah diakui sebagai Pahlawan Nasional.

Tak hanya itu, ada beberapa orang lainnya yang menjadi korban dari peristiwa pembunuhan di Jakarta dan Yogyakarta. Berikut adalah daftar nama-namanya:

  • Kolonel Katamso Darmokusumo
  • Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto
  • Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun

Dikutip dari buku yang berjudul `Sejarah Hukum Indonesia` oleh Sutan Remy Sjahdeini, tujuan dari Gerakan 30 September PKI di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Menghancurkan NKRI dan menjadikannya sebagai negara komunis.
  • Ingin Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan pemerintahan.
  • Mengkudeta pemerintahan Presiden Soekarno.
  • Membentuk pemerintah yang berideologi komunis.

Peristiwa G30S PKI adalah sebuah Dark History bagi bangsa Indonesia karena peristiwa G30S PKI ini merupakan sebuah percobaan kudeta untuk menggulingkan pemerintahan Presiden  pertama Indonesia yaitu Presiden Soekarno dengan mengubah Indonesia sebagai negara yang komunis. Beberapa ahli sejarawan juga menyebutkan bahwa tragedi G30S PKI merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh PKI untuk mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.

Pemikiran tersebut diperkuat dengan kejadian perwira angkatan darat dan sejumlah orang lainnya yang dibunuh oleh oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta atau perebutan kekuasaan. Untuk mengenang peristiwa yang hampir mengancam keberadaan Ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila, pada masa pemerintahan orde baru dikeluarkan Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat tanggal 17 September 1966  yang menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Makna Hari Kesaktian Pancasila:

  • Sebagai bentuk penghormatan terhadap para pahlawan yang gugur dalam melakukan tugasnya untuk melindungi Pancasila.
  • Untuk mengenang perjuangan pahlawan sebagai usaha untuk membentengi peranan Pancasila sebagai ideologi bangsa serta sebagai dasar negara
  • Menumbuhkan  kembali rasa patriotisme dan nasionalisme yang mulai luntur

Kronologi Singkat G30S PKI

Peristiwa Gerakan 30 September PKI terjadi selama dua hari, yaitu mulai 30 September sampai 1 Oktober tahun 1965. Pada tanggal 30 September 1965, terjadi kegiatan koordinasi dan persiapan, selanjutnya pada tanggal 1 Oktober 1965 dinihari pelaksanaan penculikan dan pembunuhan. Pada Tanggal 30 September 1965 dipimpin oleh Letkol Untung dari Komando Batalion I resimen Cakrabirawa

Letkol Untung menugasi Lettu Dul Arief menjadi ketua pelaksanaan penculikan.
Pasukan bergerak mulai pukul 03.00 dini hari, 6 jendral dimasukkan ke dalam lubang di kawasan Pondok Gede, Jakarta.

Satu Jendral selamat dalam insiden penculikan yaitu  Jendral A.H. Nasution, sayangnya putri Jendral Nsution menjadi korban yakni Ade Irma Suryani serta ajudannya Lettu Pierre Tendean. Selain itu ada korban lain yaitu Brigadir Polisi K.S.

Gerakan G30S PKI  juga terjadi di Jawa Tengah tepatnya di  D.I Yogyakarta, Kolonel Katamso dan Letkol. Sugiono menjadi korban karena tidak mendukung gerakan ini

Akhirnya seluruh oknum yang terlibat dalam G30S PKI ditahan dan ditangkap. Terlebih, beberapa diantara dijebloskan dan diasingkan ke Pulau Nusa Kambangan.

Hikmah dibalik tragedi G30SPKI

Terlepas dari semua tragedi G30S PKI, sebagai Mahasiswa serta penerus bangsa, seharusnya kita mampu mengambil pelajaran serta hikmahnya yang sangat berharga dari sejarah G30SPKI tersebut. Tidak hanya sibuk memperdebatkan tentang kebenaran  dari kronologi G30S PKI saja, Namun kita harus mampu berfikir lebih jauh serta melangkah ke depan. Yakni, dengan mampu memetik hikmah (pelajaran) yang terdapat dalam  sejarah itu sendiri. Kemudian mengimplementasikan nilai yang terkandung di dalamnya ke dalam realita kehidupan bernegara dan berbangsa kita saat ini dan di masa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun