Mohon tunggu...
Putri Nur Fadillah
Putri Nur Fadillah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

You've been working hard today. Take the rest of the night off and work hard again tomorrow

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pahlawan yang Baik Hati

20 November 2021   23:22 Diperbarui: 20 November 2021   23:28 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Dengan usahanya sendiri ia berusaha membebaskan orang-orang yang ditangkap dan dihukum dengan memberikan kegiatan dan gajinya untuk modal dagang kecil-kecil. Namun, tak berselang lama akibat dari kenekatannya, ia mendapatkan teguran dari atasannya.

  Pada Perang Dunia II dimulai, Gatot sedang ditugaskan di Ambon. Dan disinilah ia dapat mersakan pengalaman tempur melawan pasukan Jepang. Tetapi ternyata lawan yang dihadapinya jauh lebih kuat dari perkiraanya. Hingga akhirnya pertahananan Ambon jatuh ke tangan Jepang , Gatot pun menyingkir ke Makassar. Di sela-sela kesibukannya di kota itu ia menyempatkan dirinya untuk berziarah ke makam Pangeran Diponegoro.

  Gatot Subroto sempat menjadi warga sipil, namun itu tidak bertahan lama, karena pemerintah pendudukan Jepang tahu kemampuan yang dimiliki oleh seorang Gatot Subroto. Lalu Gatot Subroto diminta untuk mengepalai sebuah detasemen polisi. Tanpa pikir panjang ia pun menerima permintaan itu. Tidak lama dari itu ia dikirim untuk pelatihan ke Bogor dan didik menjadi komandan kompi Tentara Pembela Tanah Air (PETA). 

  Setelah tamat pelatihan pendidikan PETA, ia lalu diangkat oleh pemerintah Jepang menjadi komandan Kompi di Sumpyuh, Banyumas dan tidak lama kemudian ia dinaikkan jabatannya menjadi komandan batalyon.

  Selama menjabat Gatot Subroto dinilai sering memihak pada rakyat pribumi, maka dari itu ia sering mendapatkan teguran dari atasannya. Walaupun begitu, tidak menyrutkan niatnya untuk memihak pada rakyat kecil. Bahkan demi ia bisa membantu rakyat kecil ia bahkan sempat mengancam akan mengundurkan diri sebagai Komandan Kompi dengan membuang atributnya. Akhirnya keinginan untuk membantu rakyat keci di luluskan oleh atasannya.

   Pada tahun 1944, Kompi Gatot melakukan pelatihan penjagaan pantai, di satu tempat di Pantai Selatan, Sumpyuh. Pasukannya diatikah oleh perwira-perwira Jepang. Gatot yang saat itu melihat pasukannya mulai kelelahan meinta untuk menghentikan pelatihan itu. Namun permintaanya tidak di diindahkan. Dengan amarah yang ditahan-tahan, Gatot lalu bertindak dengan tegas. Sembari melepaskan pedang dan atributnya.

"untuk apa saya jadi Cudanco!" Serunya

   Lalu ia dengan langkah tegap meninggalkan lapangan. Setelah ia pergi suasana berubah menjadi tegang, para pelatih pun menjadi cemas. Gatot Subroto akhirnya melaporkan kejadian tadi pada atasan mereka, tak salah lagi pasti para pelatih terkena marah. Karena itu para prajurit diperintahkan untuk kembali ke asramanya.

   Ketika proklamsi di bacakan oleh Ir Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945, Gatot Subroto masih menjadi daidancho di PETA di daerah Banyumas. Setelah proklamasi kemerdekaan Gatot Berhasil mengambil alih kekuasaan kepolisian dan setelah itu Gatot Subroto diangkat menjadi Kepala Kepolisian seluruh Keresidenan Banyumas. 

  Selain itu, ia aktif di BKR untuk mengadakan perundingan dengan pihak Jepang dalam rangka megambil alih kekuasaan. Akhirnya perundinagn itu mebuahkan hasil, Jepang menyerahkan seluruh persenjataan, sehingga persediaan senjata BKR Banyumas cukup banyak pada saat itu.

  Dibentuklah divisi Divisi V dengan Kolonel Sudirman sebagai pemmpin dan Gatot Subroto sebagai Kepala Siasat. Lalu ditugaskan ke Purwokerto sebagai bagian pegamanan daerah Purwokerto, lalu diangkat menjadi Panglima divisi II Purwokerto. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun