Mohon tunggu...
Putri Nur Fadhila
Putri Nur Fadhila Mohon Tunggu... Mahasiswa - provesi saya sebagai mahasiswa

Saya mahasiswa UIN KHAS JEMBER progaram studi manajemen pendidikan islam, angkatan 2023, hobi saya treveling dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Cooperative Learning dan Collaborative Learning

14 Mei 2024   07:51 Diperbarui: 14 Mei 2024   07:53 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengerian Pembelajaran Cooperative Learning : Dalam proses belajar mengajar kita berbicara tentang pembelajaran kooperatif atau mutual cooperatif learning. Pembelajaran kooperatif terdiri dari dua kata: "kerja sama" dan "belajar". Cooperative berarti "acting together with  a  common  purpose" (bertindak bersama-sama dengan tujuan yang sama) maksudnya adalah cooperative sebagai belajar    bekerjasama    atau    kelompok.   Cara seseorang berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dikenal sebagai kooperatif atau kerja sama.  Sedangkan learning adalah "the process through which experience causes permanent   change   in   knowledge   and behavior" (proses melalui mana pengalaman menyebabkan perubahan permanen dalam pengetahuan dan perilaku) yakni  proses  dimana pengalaman membawa perubahan yang lama dalam pengetahuan   dan   perilaku. learning adalah  "modification of behavior through  experience  and  training" (modifikasi perilaku melalui pengalaman dan pelatihan) yakni pembentukan tingkah laku melalui pengalaman  dan  latihan.  Learning juga dapat didefinisikan sebagai proses mendapatkan pengetahuan, perilaku, dan ketrampilan melalui pengolahan bahan materi pendidikan. Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah menerapkan berkelompok pada prose pembelajaran berlangsung dan miliki prisip untuk membuat kelompok-kelompok kecil,  mempermudah dalam mencapai tujuan bersama secara bersama-sama. Dalam model ini, siswa yang lebih cerdas dapat berkontibusi sebagai pengajar bagi siswa yang kurang cerdas sehingga tanpa merugikan satu sama lain.Pembelajaran kooperatif adalah model pendidikan yang menekankan bahwa siswa harus bekerja sama. Dalam pembelajaran ini akan menimbulakan rasa saling membutuhkan sehingga siswa bisa belajar dengan teman sebaya tidak hanya belajar dengan guru dan buku pelajarannya saja. Ini dapat membantu siswa memahami materi Pelajaran.

Ciri-Ciri cooperative learning : (1) Siswa dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok untuk mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan dasar yang ingin dicapai. (2)Dalam satu kelompok  pembelajaran  terdiri dari siswa dengan kemampuan tingkat tinggi, sedang, dan rendah. Anggota kelompok juga mungkin berasal dari berbagai ras, budaya, suku, atau etnik jika memungkinkan. Selain itu, kesetaraan gender harus dipertimbangkan. (3)Pembelajaran kooperatif menitikberatkan pada menghargai kelompok dibandingkan individu. Dalam Pembelajaran kooperatif membantu siswa menyelesaikan tugas dan mengembangkan kesadaran kelompok yang kuat tanpa memandang ras, suku, atau budaya.

kelebihan cooperative learning : (1) meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa (2.) meningkatkan pemahaman yang dimiliki  siswa(3). membuat siswa merasa senang (4). mendorong untuk mempunyai sikap pemimpinan (5) mendorong untuk mempunyai sikap yang positif (6) bisa menumbukan sikap menghargai diri sendiri (7) mendorong terjadinya pembelajara inklusif (8) menumbuhkan rasa saling memiliki (9)mengembangkan keterampilan untuk masa depan.

kekurangan cooperative learning : (1)Membutuhkan jangka waktu yang lama, sehingga siswa merasa kesulitan untuk mencapai tujuan kurikulum, dan banyak seorang guru merasa tidak mampu atau tidak mau untuk menggunaknnya (2)Membutuhkan kemampuan khusus guru, sehingga beberapa guru tidak dapat menggunakan pendekatan belajar bersama. (3)Membutuhkan sifat tertentu dari diri siswa, seperti sifat  suka untuk bekerja sama, dan tidak semua siswa memiliki rasa saling bekerjasama.

pengertian pembelajaran cooperative learning : Model pembelajaran kolaboratif (Collaborative learning) merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan setiap siswa bisa berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran dan memahami setiap bagian dari pembahasan.  Selain itu, Model ini memungkinkan setiap siswa secara bersamaan dapat memberikan informasi, pengalaman, sikap, pendapat, ide, kemauan, dan kemampuan mereka untuk meningkatkan pemahaman kelompok. hal ini tidak sama dengan model pembelajaran konvensional, dimana seorang pendidik berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran, dan ketika siswa hanya mendengarkan, mereka hanya dapat memahami beberapa materi.Collaborative learning adalah jenis pembelajaran dimana peserta dalam kelompok saling berbicara dan bertukar pikiran. Dalam diskusi ini, para peserta dalam kelompok saling beresksplorasi, memberikan penjelasan, berbagi interpretasi, memperoleh wawasan dan perspektif yang berbeda, dan langsung mengajukan pertanyaan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas. Pembentukan kelompok digunakan untuk menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif.

Dalam pembelajaran kolaboratif memerlukan sifat kerjasama, harus bisa menghargai pendapat orang lain, bisa mengendalikan diri, ketekunan, dan kecerdasan emosional sangat penting bagi siswa. Ciri-ciri tersebut menjadikan pembelajaran lebih nyaman dan menyenangkan,  dan diharapkan dapat mengarah pada pemecahan masalah terlaksana seperti apa yang diharapkan.

Pembelajaran kolaboratif memungkinkan siswa membentuk kelompok berdasarkan persahabatan dan minat siswa. Percakapan siswa akan difokuskan sebagai alat atau makna untuk mempengaruhi berbagai hal secara eksternal. Pembelajaran adalah proses yang aktif dan konstruktif, sehingga pendekatan dan situasional digunakan untuk mengajarkan keterampilan interpersonal pada siswa. Oleh karena itu, pembelajaran siswa harus terlibat secara aktif dan bermakna dalam mempelajari informasi, ide, dan keterampilan baru.

ciri-ciri collaborative learning : (1) Selama proses pembelajaran, siswa diberi kesempatan untuk bisa berpartisipasi secara langsung dalam proses percakapan tentang konsep dan informasi yang berkaitan dengan topik diskusi. (2) Selama proses pembelajaran, siswa memiliki kesempatan untuk lebih terlibat dengan suatu  topik dan menerapkan berbagai pilihan dan menemukan solusi untuk memecahkan masalah. (3)Siswa diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri pada lingkungan belajarnya untuk mendukung proses belajar kelompok. (4) Apabila waktu, kesempatan, ruang dan sumber daya tersedia cukup untuk melaksanakan pembelajaran kelompok, maka proses pembelajaran tersebut dapat disebut  pembelajaran kolaboratif. (5)Kegiatan pembelajaran banyak memerlukan aktifitas untuk memprakekkan kegiatan, seperti memecahkan suatu masalah dan penyelesaian suatu proyek.

kelebihan collaborative learning : (1) Mengembangkan rasa tanggung jawab dan kemandirian dalam diri setiap siswa (2) Mengembangkan rasa ingin metahui hal yang baru untuk semangat belajar dan memecahkan masalah  bersama-sama (3) Meningkatkan keberanian dan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat dan gagasannyaMenambah  kekreatifan  dan  (4) Pengalaman Perluasan Pengetahuan (5)Menumbuhkan semangat kerjasama dan rasa memiliki di kalangan siswa. (6)Mengembangkan rasa kasih sayang dan toleransi terhadap orang lain.

kekurangan collaborative learning :  (1) Siswa yang pandai akan merasa sangat dirugikan jika tidak memahami tujuan pembelajaran ini sebenarnya karena harus membantu teman yang lain (2)Siswa  yang cerdas juga akan merasa bahwa hasil yang dicapai akan terasa mendapat perlawanan karena tergantung kinerjanya. (3)Tidak ada Kerjasama dalam kelompok maka hanya sedikit siswa yang cerdas dan aktif yang bekerja

perbedaan cooperative dan collaborative learning : (1) Dalam pembelajaran kooperatif, dengan kelompok kecil siswa dapat melatih dalam keterampilan sosial, sementara dalam pembelajaran kolaboratif,  guru mempunyai keyakinan bahwa semua siswa memiliki keterampilan sosial yang diperlukan untuk mencapai tujuan akademik mereka. (2) Dalam pembelajaran kooperatif, aktivitas yang terjadi telah direncanakan oleh guru dan masing-masing siswa akan memiliki peran khusus. Sedangkan pada pembelajaran kolaboratif siswa mengatur dan membahas upaya mereka sendiri. (3) Dalam pembelajaran kooperatif, guru hanya melihat, mendengarkan, dan guru akan berpartisipasi dalam kelompok apabila diperlukan. Sementara dalam pembelajaran kolaboratif, guru tidak mengawasi aktivitas siswa. Apabila terdapat pertanyaan yang ditujukan kepada guru, guru hanyalah membantu siswa untuk menemukan jawaban. (4) Dalam pembelajaran kooperatif siswa  menyerahkan  tugasnya  pada  akhir pelajaran untuk dievaluasi oleh. Sedangkan pada pembelajaran kolaboratif siswa akan menyimpan tugasnya dalam bentuk draft yang akan dilengkapi pada pekerjaan selanjutnya. (5) Dalam pembelajaran kooperatif, guru menilai hanya akan kinerja siswa secara individual maupun kelompok. Dalam pembelajaran kolaboratif, guru akan menilai kinerja siswa secara individual maupun kelompok berdasarkan ksepakatan kelompok kecil, kelas (pleno), dan mempertimbangkan akademiknya.

penerapan cooperative dan collaborative learning. Dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran, kami bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran  akademik setiap anggota kelompok dan menunjukkan lebih baik daripada siswa yang belajar sendiri. Oleh karena itu, Setiap siswa harus diwajibkan untuk berhasil dan benar-benar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri, melakukan bagian tugasnya sendiri, apa yang dimaksudkan dan apa yang perlu dipelajarinya. Tanggung jawab individu harus diberikan untuk mengetahui apa yang ada di sana. Maka  faktor terpenting yang perlu dipahami  guru adalah ketika membagi suatu tugas menjadi beberapa kelompok, mereka tidak hanya harus memeriksa atau mengevaluasi apakah tugas tersebut diselesaikan secara berkelompok, tetapi juga memahami saling ketergantungan tugas antar kelompok harus. Belajar bukan tentang menyelesaikan tugas-tugas kelompok; melainkan, siswa belajar dalam lingkungan kelompok dan anggota kelompok dapat belajar dari satu sama lain.Siswa perlu memperoleh keterampilan sosial dalam pembelajaran kooperatif, terutama ketika mengerjakan  tugas kelompok. Namun, siswa tidak selalu berhasil menggunakan keterampilan sosial ini karena mereka baru ditempatkan dalam kelompok dan diharapkan mampu menggunakannya. Sebaliknya, pembelajaran kooperatif membutuhkan keterampilan interpersonal siswa, seperti mengutarakan pendapat, mendengarkan pendapat teman, menunjukkan kepemimpinan, negosiasi, kompromi, dan memilah secara teratur untuk menyelesaikan tugas. Oleh karena itu, untuk memenuhi persyaratan tersebut, guru harus menjelaskan dan mempraktikkan sikap dan perilaku yang diharapkan dalam interaksi sosial.

Kita perlu memiliki kemampuan untuk menciptakan lingkungan sosial yang memungkinkan interaksi yang memadukan minat belajar dan kemampuan setiap siswa. Lingkungan pengajaran terdiri dari kelompok kecil dengan empat sampai lima siswa per kelas, dan kelompok tersebut mungkin memiliki anggota kelompok yang berbeda. Dengan kata lain, anggota kelompok sebaiknya terdiri dari siswa yang relatif aktif dan kurang aktif serta siswa yang relatif cerdas dan kurang cerdas. Dengan konfigurasi ini, diharapkan bahwa setiap kelompok akan bertindak sebagai guru privat atau guru privat bagi teman-temannya yang kurang aktif.  Dalam   menerapkan   pembelajaran   collaborative, harus tercipta  lingkungan kelas yang berperspektif konstruktivis  antara lain sebagai berikut:

Siswa dianggap aktif dalam pembelajarannya sendiri, bukan pasif, karena mereka membawa ide-ide mereka ke dalam suasana pembelajaran.

Pembelajaran memprioritaskan proses keaktif siswa dalam mengkonstruksi arti, yang dapat dicapai melalui diskusi interpersonal.

Pengetahuan tidak hanya ada "out there" (di sana), tetapi dibangun secara sosial dan personal.

Pandangan belajar mengajar dapat memengaruhi bagaimana siswa berinteraksi di kelas. Oleh sebab itu, guru harus melibatkan pemahaman siswa ke dalam konteks pembelajaran, bukan hanya berdasarkan pengetahuan yang mereka ketahui saat ini.

Mengajar bukanlah proses mentransfer pengetahuan, tetapi melibatkan pengorganisasian dalam situasi  kelas dan merancang tugas untuk membantu siswa menemukan makna.

Kurikulum bukanlah sesuatu yang harus dipelajari, melainkan program pembelajaran. Tetapi adanya tugas, materi, dan sumber lainnya dan wacana yang melaluinya siswa membangun pengetahuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun