penerapan cooperative dan collaborative learning. Dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran, kami bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran  akademik setiap anggota kelompok dan menunjukkan lebih baik daripada siswa yang belajar sendiri. Oleh karena itu, Setiap siswa harus diwajibkan untuk berhasil dan benar-benar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri, melakukan bagian tugasnya sendiri, apa yang dimaksudkan dan apa yang perlu dipelajarinya. Tanggung jawab individu harus diberikan untuk mengetahui apa yang ada di sana. Maka  faktor terpenting yang perlu dipahami  guru adalah ketika membagi suatu tugas menjadi beberapa kelompok, mereka tidak hanya harus memeriksa atau mengevaluasi apakah tugas tersebut diselesaikan secara berkelompok, tetapi juga memahami saling ketergantungan tugas antar kelompok harus. Belajar bukan tentang menyelesaikan tugas-tugas kelompok; melainkan, siswa belajar dalam lingkungan kelompok dan anggota kelompok dapat belajar dari satu sama lain.Siswa perlu memperoleh keterampilan sosial dalam pembelajaran kooperatif, terutama ketika mengerjakan  tugas kelompok. Namun, siswa tidak selalu berhasil menggunakan keterampilan sosial ini karena mereka baru ditempatkan dalam kelompok dan diharapkan mampu menggunakannya. Sebaliknya, pembelajaran kooperatif membutuhkan keterampilan interpersonal siswa, seperti mengutarakan pendapat, mendengarkan pendapat teman, menunjukkan kepemimpinan, negosiasi, kompromi, dan memilah secara teratur untuk menyelesaikan tugas. Oleh karena itu, untuk memenuhi persyaratan tersebut, guru harus menjelaskan dan mempraktikkan sikap dan perilaku yang diharapkan dalam interaksi sosial.
Kita perlu memiliki kemampuan untuk menciptakan lingkungan sosial yang memungkinkan interaksi yang memadukan minat belajar dan kemampuan setiap siswa. Lingkungan pengajaran terdiri dari kelompok kecil dengan empat sampai lima siswa per kelas, dan kelompok tersebut mungkin memiliki anggota kelompok yang berbeda. Dengan kata lain, anggota kelompok sebaiknya terdiri dari siswa yang relatif aktif dan kurang aktif serta siswa yang relatif cerdas dan kurang cerdas. Dengan konfigurasi ini, diharapkan bahwa setiap kelompok akan bertindak sebagai guru privat atau guru privat bagi teman-temannya yang kurang aktif. Dalam  menerapkan  pembelajaran  collaborative, harus tercipta  lingkungan kelas yang berperspektif konstruktivis  antara lain sebagai berikut:
Siswa dianggap aktif dalam pembelajarannya sendiri, bukan pasif, karena mereka membawa ide-ide mereka ke dalam suasana pembelajaran.
Pembelajaran memprioritaskan proses keaktif siswa dalam mengkonstruksi arti, yang dapat dicapai melalui diskusi interpersonal.
Pengetahuan tidak hanya ada "out there" (di sana), tetapi dibangun secara sosial dan personal.
Pandangan belajar mengajar dapat memengaruhi bagaimana siswa berinteraksi di kelas. Oleh sebab itu, guru harus melibatkan pemahaman siswa ke dalam konteks pembelajaran, bukan hanya berdasarkan pengetahuan yang mereka ketahui saat ini.
Mengajar bukanlah proses mentransfer pengetahuan, tetapi melibatkan pengorganisasian dalam situasi  kelas dan merancang tugas untuk membantu siswa menemukan makna.
Kurikulum bukanlah sesuatu yang harus dipelajari, melainkan program pembelajaran. Tetapi adanya tugas, materi, dan sumber lainnya dan wacana yang melaluinya siswa membangun pengetahuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H