Ketika seseorang merasa pintar semua hal-hal yang sebenarnya tidak diketahui akan dibisa-bisakan untuk berbicara, berpendapat dan memberikan saran. Hasilnya apa yang telah dikemukakan kosong, tidak berbekas, bahkan cenderung untuk membuat orang lain sakit hati.
Merasa pintar sama halnya dengan merasa baik, merasa sudah menjadi baik juga masalah, karena tanpa disadari kita akan menjugde/ menilai orng lain tidak lebih baik dibandingkan dengan kita.
Merasa pintar juga cenderung kepada kesombongan, sikap gebyah-uyah tanpa mau mendengar pendapat ahli. Akhirnya, kita akan sulit sendiri
Lain Halnuya dengan pintar merasa sebelum berbicara dan memberikan pendapat ia akan 'merasai' bagaimana fakta di sekitar, kebiasaan orang-orang dilingkungan, membaca keadaan dan melihat dirinya sendiri apakah memiliki pengetahuan tentang itu.
Dengan pintar merasa kita akan lebih muda melihat kedalam hat sendiri bahwa tiada hari tanpa menjadi lebih baik, tidak cepat merasa puas dengan apa yang telah dicapai, dan mudah menghargai orang lain.
Pintar merasa juga deket pada sikap rendah hati dan ke hati-hatian dengan begitu kita akan selalu perlu untuk memperbanyak wawasan dan tidak gegabah dalam bersikap atau pun mengambil keputusan
Hasilnya hati akan tenang, pikiran lapang, selalu dapat berhunudzan kepada Allah dan kepada oranglain. Kalau sudah begini, keberhasilan mudah untuk didapat.
Insya Allah.
@Harun Tsaqif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H