Nama : Putri Nur Afifah
Nim : 201310004474
Pengertian Etika Pergaulan
Istilah "etika" berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata "ethos". Kata tersebut memiliki beberapa makna yang terkait dengan adat-istiadat (kebiasaan), perasaan batin, dan kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Konsep etika yang ada dalam budaya Yunani Kuno terkait dengan cara hidup yang baik, norma-norma yang mengatur perilaku manusia, dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam masyarakat.
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, etika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari asas-asas akhlak atau moral. Dalam pengertian kebahasaan, terlihat bahwa etika berkaitan dengan tingkah laku manusia, norma-norma moral yang mengatur perilaku, dan nilai-nilai yang dijadikan pegangan untuk bertindak dengan baik.
Menurut Ahmad Musthofa menyatakan bahwa etika adalah disiplin ilmu yang mempelajari konsep kebaikan dan keburukan berdasarkan tindakan manusia yang dapat diamati. Dalam konteks ini, etika melibatkan penelitian mengenai tindakan manusia dan bagaimana tindakan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai baik atau buruk. Sementara itu, Abudin Nata mendefinisikan etika sebagai ilmu yang terkait dengan perkataan yang menentukan nilai moral suatu tindakan manusia, baik itu dianggap baik atau buruk. Definisi ini menekankan pentingnya penggunaan perkataan manusia dalam menentukan nilai moral suatu perbuatan.
Beni Ahmad Sabani dan Abdul Hamid berpendapat bahwa etika merupakan pandangan tentang nilai-nilai perbuatan yang baik dan buruk yang bersifat relatif dan dapat berubah tergantung pada situasi dan kondisi yang ada. Definisi ini menekankan bahwa penilaian etika dapat bervariasi tergantung pada konteks dan situasi yang sedang terjadi. Di sisi lain, M. Quraish Shihab mengungkapkan bahwa etika adalah kumpulan prinsip atau nilai-nilai yang berkaitan dengan perilaku yang sopan dan santun. Etika membahas bagaimana manusia mengendalikan sikap, ucapan, atau penampilan mereka saat berinteraksi dengan orang lain (Khadijah, 2021).
Dalam konteks tersebut, definisi-definisi tersebut memberikan pemahaman tentang etika sebagai ilmu yang mempelajari baik dan buruk dalam hubungannya dengan perbuatan manusia. Dengan demikian, etika menjadi ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip moral dan memberikan pedoman tentang cara bertindak yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap baik dan benar dalam konteks tertentu. Pergaulan dalam Islam memiliki beberapa prinsip dan pedoman yang harus diperhatikan oleh umat Muslim:
- Taqwa, pergaulan dalam Islam harus didasarkan pada prinsip taqwa, yaitu takwa atau ketakwaan kepada Allah. Ketika berinteraksi dengan orang lain, seorang Muslim harus menjaga takwa dalam hatinya dan berperilaku dengan kesadaran bahwa Allah Maha Mengetahui segala yang terjadi.
- Kesopanan, Islam mendorong umat Muslim untuk bersikap sopan dalam pergaulan. Ini termasuk menggunakan bahasa yang baik dan sopan, menghormati orang lain, dan menghindari sikap yang kasar atau tidak pantas. Rasulullah Muhammad SAW adalah contoh teladan dalam hal sopan santun dan kesopanan.
- Kejujuran, kejujuran adalah prinsip penting dalam pergaulan Islam. Seorang Muslim diharapkan untuk selalu berbicara jujur dan tidak menipu dalam segala hal. Kejujuran membangun kepercayaan di antara individu dan memperkuat hubungan sosial.
- Tolong-menolong, pergaulan dalam Islam juga mengajarkan umat Muslim untuk saling tolong-menolong. Ketika ada orang yang membutuhkan bantuan, seorang Muslim dianjurkan untuk memberikan bantuan sebisa mungkin. Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya saling membantu dan berbagi dengan sesama.
- Menghindari maksiat, dalam pergaulan Islam, umat Muslim harus menjauhi segala bentuk maksiat dan larangan Allah. Ini mencakup menghindari gosip, fitnah, menghindari minuman keras, judi, dan perilaku negatif lainnya yang bertentangan dengan ajaran Islam.
- Memilih teman yang baik, Islam mendorong umat Muslim untuk memilih teman dan lingkungan yang baik. Teman yang baik akan mempengaruhi seseorang dalam perilaku dan keyakinannya. Oleh karena itu, seorang Muslim sebaiknya mencari teman yang baik dan memiliki nilai-nilai Islam yang positif.
- Menjaga batas-batas pergaulan, dalam Islam, ada batasan-batasan tertentu dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Umat Muslim diharapkan untuk menjaga batas-batas ini dan menghindari situasi yang dapat membawa kepada pelanggaran syariat.Â
Dengan mengikuti pedoman ini, umat Muslim diharapkan dapat membangun hubungan sosial yang sehat dan berkontribusi pada kemajuan masyarakat. Firman Allah dalam surat Al-Hujarat ayat 13 yang berbunyi:
Â
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti
Dalam pergaulan antar manusia, etika dan sopan santun memainkan peran yang penting. Etika adalah ilmu normatif yang mengandung norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Etika memberikan panduan tentang cara berperilaku yang baik dan menghargai orang lain.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip etika dan akhlak dalam pergaulan, kita dapat menciptakan hubungan yang baik dengan orang lain, saling menghormati, dan mendukung satu sama lain dalam mencapai kebaikan dan kesuksesan. Berdasarkan hal di atas menegaskan bahwa etika pergaulan sangat penting baik untuk sesama dengan orang tua dan terlebih dengan teman atau sahabat karena teman atau sahabat biasanya mempunyai pengaruh besar dalam membentuk kepribadian kita. (Syarifah Habibah, 2015)
Macam-macam Etika Pergaulan Prespektif Al-Qur'anÂ
Dalam Islam, persaudaraan tidak terbatas pada hubungan darah, keturunan, atau ikatan keluarga. Setiap Muslim dianggap sebagai saudara seiman, sehingga mereka memiliki kewajiban untuk saling mencintai, menghormati, dan mendukung satu sama lain. Persaudaraan ini merupakan ikatan yang kuat, yang dihubungkan oleh iman dan keyakinan yang sama terhadap Allah SWT dan agama Islam.
Persaudaraan dalam Islam juga menekankan pentingnya menghormati perbedaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kesatuan umat. Dengan demikian, persaudaraan dalam Islam bukan hanya menjadi kewajiban, tetapi juga merupakan pondasi yang kuat untuk membangun komunitas Muslim yang solid, harmonis, dan saling mendukung.(Nisa' et al., 2022)
- Tidak Merendahkan Orang lain, Dalam (Q.S. Al-Hujarat [4]:11) Â Allah dengan tegas melarang perilaku menghina, mengolok-olok, dan mencela orang lain, baik laki-laki maupun perempuan, karena tindakan semacam itu dianggap tercela. Mengejek berarti dengan sengaja merendahkan atau meremehkan orang lain, baik melalui perkataan, perbuatan, isyarat, atau sikap tubuh. Jika mengolok-olok dilakukan secara rahasia di belakang orang yang menjadi sasaran ejekan tanpa sepengetahuan mereka, maka hal itu dapat dianggap sebagai bentuk gunjingan. Gunjingan semacam ini dapat menyebabkan fitnah dan pembicaraan negatif tentang seseorang tanpa alasan yang jelas.
- Tidak Menyebut (memanggil) Dengan Gelar Yang Buruk, Dalam surat Al-Hujarat [4]:11seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa pada zaman jahiliyah  terdapat panggilan yang sagat buruk yang masih digunakan bahkan setelah seseorang briman. Dan orang yang melakukan hal tersebut tidak bertaubat dari tindakan itu maka termasuk dalam kategori orang-orang yang zalim, jadi orang yang menggunakan panggian yang buruk untu memanggil orang lain dianggap sebagai orang yang zalim. Penting untuk diingat bahwa tindakan yang telah dijelaskan diatas merupakan tindakan yang tidak pantas dan tidak dibenarkan. Pencemaran nama baik dan menghina orang lain seperti itu bertentangan dengan nilai-nilai etika dan prinsi-prinsip dalam islam yang mendorng saling menghormayi, saling menghargai dan memeperlakukan orang lain dengan adil.
- Menghindari Buruk Sangka, Berburuk sangka terhadap orang lain merupakan dosa maka lebih baik menghindari hal berburuk sangka seperti itu. Menurut Al-Maraghi, kata "at-Tajassus" memiliki arti mencari-cari atau mengintai dengan maksud untuk menemukan apa yang tersembunyi dari seseorang atau sesuatu. Di dalam ayat Q.S. Al-Hujurat [49]:12, istilah "Walaa Tajassasu" dijelaskan oleh al-Maraghi sebagai larangan untuk sebagian dari kalian memeriksa keburukan atau mencari rahasia-rahasia yang ada pada orang lain, dengan tujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya. Sebaliknya, tetaplah puas dengan apa yang nyata terlihat dari dirinya.
- Tidak Mengumpati dan Menggunjung (Ghibah), Menggunjing adalah tindakan membicarakan aspek negatif tentang saudara, teman, atau orang lain tanpa sepengetahuan mereka, sering kali dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau di belakang punggung mereka. Ayat Q.S. Al-Hujurat [49]:12 menegaskan larangan untuk saling menggunjingkan dan memperingatkan tentang haramnya melakukan ghibah (menggunjingkan orang lain). Sesuai kesepakatan umat Islam, ghibah dianggap sebagai perbuatan yang diharamkan, kecuali dalam situasi di mana terdapat manfaat yang lebih besar. Potongan ayat Q.S. Al-Hujurat [49]:12 yang menyatakan, "Apakah ada di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?" mengandung makna bahwa sebagaimana manusia secara naluriah merasa jijik terhadap tindakan tersebut, kita juga harus membencinya berdasarkan aturan syari'at. Karena hukumannya lebih berat daripada sekadar melakukannya secara fisik (memakan daging). Oleh karena itu, hal ini merupakan upaya untuk menjauhkan diri dari perbuatan tersebut dan bersikap waspada terhadapnya .(Pranoto et al., 2016)
KesimpulanÂ
Etika dalam pergaulan sosial menurut Al-Qur'an memberikan arahan yang jelas tentang etika dalam pergaulan sosial. Beberapa prinsip yang terdapat dalam Al-Qur'an antara lain saling menghormati, memaafkan, adil, dan berlaku jujur dalam segala hal. Al-Qur'an juga menekankan pentingnya berbicara dengan kata-kata yang baik dan menjauhi fitnah serta gosip.
Daftar Pustaka
Djati, G., & Series, C. (2022). Gunung Djati Conference Series, Volume 8 (2022) The 2nd Conference on Ushuluddin Studies ISSN: 2774-6585 Website: https://conferences.uinsgd.ac.id/gdcs. 8, 387--402.
Khadijah. (2021). Etika pergaulan dalam al-qur'an Surah al-hujurat ayat 10-13 (studi komparatif tafsir ibnu katsir, tafsir al-maraghi dan tafsir al-misbah). 13. http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/3981/
Kholish, M. J. (2021). Etika dan Moral dalam Pandangan Hadis Nabi Saw. Jurnal Riset Agama, 1(1), 83--96. https://doi.org/10.15575/jra.v1i1.14259
M. Kharis Fadillah. (2022). Hadis Pendidikan etika Sosial serta Urgensinya Terhadap Masyarakat. Shahih: Jurnal Ilmu Kewahyuan, 5(2), 1--11.
Nisa', I. F. C., Erina, M. D., Haliza, D. A. N., & Nasrum, A. J. (2022). Etika Sosial Kemasyarakatan dalam Al-Qur'an Studi Pemaknaan QS. Al-Hujurat Perspektif Tafsir Al-Mubarok. Jurnal Riset Agama, 2(1), 29--40. https://doi.org/10.15575/jra.v2i1.15678
Pranoto, A., Abdussalam, A., & Fahrudin, F. (2016). Etika Pergaulan Dalam Alquran Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Pai Di Sekolah. TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education, 3(2), 107. https://doi.org/10.17509/t.v3i2.4514
Syarifah Habibah. (2015). Akhlak dan Etika dalam Islam. Jurnal Pesona Dasar, Vol.1(4), 73. http://e-repository.unsyiah.ac.id/PEAR/article/view/7527/6195
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H