Pantai merupakan salah satu tempat wisata yang kerap dikunjungi dikala libur. Masyarakat berbondong -- bondong mengunjungi pantai untuk berlibur guna me-refresh otak dan pikiran bersama keluarga, teman ataupun kolega atau pun hanya sekedar unntuk berfoto saja. Mereka menghabiskan waktu dan melepas lelah seperti berenang, menyelam, bermain pasir, atau hanya sekedar berjalan jalan di sepanjang bibir Pantai.
Liburan ke pantai kini memanglah tak asing lagi. Liburan ke Pantai (mantai) kali ini merupakan mantai yang cukup berbeda dengan liburan-liburan sebelumnya. Kali ini aku mantai pada situasi bumi yang sedang dilanda Pandemic covid-19.
Seperti biasa, aku dan keluarga berangkat dari rumah di Kemiling selepas menunaikan ibadah sholat subuh. Perjalanan kami dari Kemiling menuju Pantai Mutun, Pesawaran, Lampung kami tempuh sekitar 45 menit. Kami memilih untuk mantai subuh karena ada beberapa hal yang kami pertimbangkan seperti, kondisi Pantai dan Laut yang masih bersih, temperatur air laut yang masih hangat, serta pantai yang belum terlalu ramai akan pengunjung.
Awalnya semua berjalan lancar dan tampak seperti biasa, tak ada bedanya. Hanya saja, terlihat orang-orang yang mengenakan masker serta tidak berkerumun di suatu tempat. Kami memilih pondok, dan lokasi berenang yang masih sangat sepi guna menghindari keramaian.
Tak banyak perbedaan dari pantai dari terakhir aku berkunjung. Banyak sekali wahana yang bis akita nikmati disini seperti bermain sampan. Kita juga bisa mengunjungi sebuah pulau. Untuk menyebrang kesana kita harus menggunakan kapal yang tersedia di pantai Mutun. Untuk menyebrang kita harus merogoh kocek Kembali. Saat itu aku dan keluarga memutuskan untuk tidak kesana.
Akku baru menyadari tenyata ada yang baru dari pantai Mutun, yaitu terdapat sebuah jembatan yang bisa dijadikan spot untuk berfoto. Di bawah jembatan terdapat beberapa hiu kecil. Ini juga menjadi salah satu daya tarik di sini.
Setelah beberapa saat kami berenang dan bermain air di pantai, serta bermain wahana sampan, kami memutuskan untuk menyudahi berenang dan bermain air dikarenakan situasi yang semakin ramai dan padat. Air pantai pun mulai semakin keruh dan kotor. Ketika aku berjalan menuju tempat bilas, aku melihat sekeliling begitu banyak orang-orang yang berjalan tanpa mengenakan masker. Terlihat juga petugas Satpol PP sedang memantau sambil merekam situasi pantai.
"ya beginilah, sejak tempat wisata boleh dibuka pengunjung mulai ramai datang kesini. Ada yang datang bersama keluarga, ada yang sama temen kantor." Ujar salah satu penjaga pondok ketika aku tanya mengenai antusias pengunjung dikala pandemic kini.
Ia pun berkata sulit mengajak semua pengunjung untuk mengenakan masker. Ketika ditegur kebanyakan pengunjung mencari alasan seperti, sedang makan, minum, menikmati udara segar, berenang dan lain-lain.
Setelah berganti pakaian aku melanjutkan untuk makan. Makanan ini semua kami bawa dari rumah. Masih ada rasa kekhawatiran untuk membeli makan di tempat wisata. Apalagi setelah kami melihat suasana pantai yang begitu ramai setelah matahari terus meninggi. Selanjutnya aku menikmati deburan ombak yang semakin lama semakin kuat dan meninggi. Air laut semakin pasang yang menyebabkan air itu hingga ke pondok yang kami sewa. Seketika kami pun baru menyadari terdapat binatang kecil-kecil keluar dari dalam pasir. Warnanya putih kekuningan, kami pun tak tau apa nama hewan tersebut.
Setelah dirasa cukup, kami pun beberes dan memutuskan untuk pulang. Ketika keluar dari parkiran, betapa terkejutnya kami, ternyata pintu masuk ke Pantai Mutun telah ditutup dan dijaga oleh sejumlah SATGAS COVID-19 Kabupaten Pesawaran, Lampung. Kami terkejut karena ketika datang belum ada petugas. Petugas datang dan berjaga ketika pengunjung di pantai Mutun terus meningkat. Dan setelah mobil kami melaju, terlihat kemacetan yang cukup parah dari arah sebaliknya. Kemacetan itu terjadi kurang lebih sepanjang 3 km, dan diyakini kemacetan itu terjadi karena disebabkan oleh para wisatawan yang hendak berlibur ke Pantai, sama seperti kami. Beruntungnya, kami telah lebih dulu berangkat subuh (nyubuh, sehingga masih sempat mantai terlebih suasananya masih belum ramai.
Setelah berjalan sepanjang 2 km, semua pengendara dari arah sebaliknya tadi dipaksa untuk memutar balik kendaraannya. Terlihat  kesedihan yang tergambar pada wajah wajah mereka yang tak bisa melanjutkan perjalanan mereka menuju Pantai Mutun. Ada juga kami melihat salah satu pengemudi yang terlihat adu mulut dengan aparat kepolisian.
Waktu berlibur memanglah sangat berharga dan sayang untuk dilewatkan. Namun, di masa Pandemi seperti ini, alangkah baiknya kita mengatur strategi sejak awal seperti, memilih tempat wisata yang terbuka dan aman, waktu berkunjung yang masih belum terlalu siang, ataupun menahan diri dahulu untuk tidak berpergian. Patuhi aturan yang telah ditentukan dan ditetapkan oleh pemerintah setempat. Setiap daerah pasti memiliki aturan nya masing-masing. Apapun yang mereka tetapkan pasti itu terbaik buat kita. Tak lupa pula untuk selalu mematuhi protokol Kesehatan. Dengan memakai masker, menjaga jarak, jauhi kerumunan, mencuci tangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H