Mohon tunggu...
PUTRI SAFIRA NINGRUM
PUTRI SAFIRA NINGRUM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mulawarman

Merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Administrasi Publik Universitas Mulawarman.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mematahkan Fakta Kesetaraan Gender: Sri Mulyani dan Prof. Stella Menjadi Inspirasi Bagi Generasi Muda untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045

15 November 2024   07:48 Diperbarui: 18 November 2024   06:31 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia (Sumber Gambar: Wikipedia)

Karier internasionalnya mencakup posisi sebagai Direktur Eksekutif IMF dan Direktur Pelaksana Bank Dunia. Di tingkat nasional, ia pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan sejak 2005 dan telah menempati posisi tersebut dalam empat kabinet berbeda, termasuk di pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto.

Selama masa jabatannya, Sri Mulyani berhasil melakukan reformasi Kementerian Keuangan, menstabilkan ekonomi makro, serta mendapatkan berbagai penghargaan internasional, seperti “Finance Minister of the Year” dari Global Markets dan FinanceAsia. Ia juga diakui sebagai salah satu wanita paling berpengaruh di dunia oleh Forbes.

Di tingkat internasional, ia berperan sebagai Co-Chair pada berbagai forum global terkait pembangunan ekonomi dan perubahan iklim. Pada 2023, ia menerima gelar Honoris Causa dari Australian National University sebagai penghargaan atas kontribusinya di bidang ekonomi.

Prof. Stella Christie, A.B., Ph.D.

Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia (Sumber Gambar: Wikipedia)
Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia (Sumber Gambar: Wikipedia)

Stella Christie lahir di Medan, 11 Januari 1979 dan dibesarkan di Jakarta. Ia menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di SD, SMP, dan SMA Santa Ursula, Jakarta. Selama pendidikannya, ia menerima beberapa beasiswa prestisius, termasuk beasiswa ASEAN dari Pemerintah Singapura dan beasiswa dari United World College untuk melanjutkan pendidikan di Red Cross Nordic United World College, Norwegia. Pada tahun 1999, ia menerima beasiswa penuh dari Harvard University dan lulus dengan predikat magna cumlaude with Highest Honors pada tahun 2004. Ia kemudian melanjutkan pendidikan S3 di Northwestern University dan meraih gelar Ph.D. di tahun 2010.

Setelah menyelesaikan penelitian postdoktoral di University of British Columbia, Kanada, pada 2012, Prof. Stella memulai karier akademiknya sebagai tenure track Assistant Professor di Swarthmore College, Amerika Serikat. Pada tahun 2018, ia diangkat sebagai Tenured Associate Professor. Di tahun yang sama, dengan tawaran dari berbagai universitas di Amerika Serikat, Singapura, dan Tiongkok, ia pindah ke Tsinghua University, di mana pada tahun 2022, ia diangkat sebagai Guru Besar (Full Professor).

HASIL ANALISIS KESETARAAN GENDER MELALUI KONTRIBUSI SRI MULYANI DAN PROF. STELLA DI INDONESIA

Peran gender dalam kontribusi Sri Mulyani dan Prof. Stella pada isu kesetaraan gender mencerminkan upaya strategis yang berfokus pada pengarusutamaan perspektif gender dalam kebijakan publik serta penelitian berbasis data. Kesetaraan gender adalah isu fundamental yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Di Indonesia, masih terdapat ketimpangan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam akses dan partisipasi di sektor-sektor tersebut. Kontribusi dua tokoh ini memberikan contoh bagaimana kebijakan yang inklusif dan berbasis data dapat mengurangi kesenjangan ini dan mendorong pembangunan yang lebih adil.

Sri Mulyani, sebagai Menteri Keuangan, telah memperkenalkan berbagai kebijakan yang mendukung kesetaraan gender, terutama melalui penerapan gender-responsive budgeting. Pendekatan ini dirancang untuk memastikan bahwa alokasi anggaran publik mempertimbangkan kebutuhan spesifik perempuan dan laki-laki, serta kelompok yang rentan. Studi dari Journal of Public Policy and Administration menunjukkan bahwa anggaran responsif gender dapat meningkatkan efektivitas alokasi dana dan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang terkait dengan kesetaraan gender (Indrawati, 2023). Kebijakan seperti Program Keluarga Harapan (PKH), yang menempatkan perempuan sebagai penerima manfaat utama, memberikan dampak positif pada pemberdayaan perempuan, terutama dalam hal meningkatkan akses perempuan terhadap pendidikan dan kesehatan, serta pengurangan kemiskinan rumah tangga.

Selain itu, Sri Mulyani berfokus pada peningkatan inklusi keuangan bagi perempuan, terutama pelaku usaha di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di Asian Economic Journal, perempuan mendominasi sekitar 53% dari pelaku UMKM di Indonesia, namun sering kali menghadapi kendala dalam mengakses pembiayaan dan literasi keuangan. Melalui kebijakan inklusi keuangan dan program pelatihan, perempuan diberikan akses yang lebih besar terhadap kredit mikro dan layanan keuangan digital, yang secara signifikan meningkatkan daya saing dan kontribusi ekonomi mereka (Asian Economic Journal, 2022). Program seperti ini tidak hanya memberdayakan perempuan sebagai penggerak ekonomi, tetapi juga membantu mengurangi ketimpangan pendapatan antara laki-laki dan perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun