Mohon tunggu...
Putri Ninda Novianti
Putri Ninda Novianti Mohon Tunggu... Sekretaris - create your own happiness🕊️

Semesta menginspirasi, manusia berimajinasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pilihan Sulit Orang Tua Modern, Bagaimana Karier dan Keluarga Bisa Berjalan Seimbang?

25 September 2024   13:39 Diperbarui: 25 September 2024   13:41 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menjadi orangtua di zaman sekarang tuh gak gampang. Kalau dulu mungkin peran ibu dan ayah jelas terpisah---ibu di rumah ngurus anak, ayah cari nafkah---sekarang, realitanya beda. Baik ayah maupun ibu sering banget harus sama-sama kerja untuk bisa hidup nyaman. Tapi, di balik itu, muncul dilema besar: gimana caranya ngejaga karir tetap cemerlang tanpa ngebiarin kasih sayang ke anak keteteran?

Karir atau Keluarga? Keduanya Gak Bisa Dipilih Satu

Banyak orangtua modern ngerasain tekanan ini. Di satu sisi, mereka pengen punya karir yang sukses---pengen naik jabatan, dapat pengakuan, dan tentunya penghasilan yang cukup buat ngasih kehidupan terbaik buat anak-anaknya. Tapi di sisi lain, mereka tahu kalau anak-anak butuh perhatian, cinta, dan waktu bersama. Gak sedikit yang akhirnya merasa bersalah saat kerja terlalu sibuk, tapi di rumah juga bingung gimana ngatur semuanya.

Kadang, ada momen di mana orangtua kepikiran: "Apakah gue egois karena fokus sama karir?" Tapi, di saat yang sama, karir itu penting banget buat masa depan keluarga. Gak mungkin kan, ngorbanin karir gitu aja? Di sinilah dilema itu muncul---keduanya penting, tapi waktu dan energi kita terbatas.

Tumbuh di Tengah Kesibukan

Yang sering jadi tantangan adalah gimana caranya anak-anak tetap merasa dicintai, meski orangtuanya gak selalu ada. Generasi dulu mungkin lebih gampang karena peran ibu yang stay di rumah bisa lebih fokus ke anak. Tapi buat orangtua masa kini, anak-anak sering harus tumbuh di lingkungan di mana mereka harus mandiri lebih cepat, ditemani pengasuh, atau di daycare.

Walaupun banyak orang tua berusaha cari solusi dengan teknologi---video call sama anak pas lagi break kerja, atau ngasih update lewat pesan singkat---tetap aja, kedekatan emosional anak sama orang tua gak bisa digantikan cuma dengan teknologi. Anak-anak butuh pelukan, butuh ngobrol langsung, dan butuh kehadiran nyata di samping mereka. Tapi gimana kalau orangtua harus lembur atau bisnis trip ke luar kota?

Gak Ada Rumus yang Sama

Yang bikin dilema ini makin berat adalah kenyataan kalau gak ada solusi satu ukuran buat semua. Setiap keluarga beda. Ada yang bisa seimbangin karir dan waktu bareng anak dengan baik, tapi ada juga yang struggling banget. Semua tergantung situasi masing-masing: lingkungan kerja, tipe pekerjaan, support system keluarga, dan bahkan karakter si anak sendiri.

Misalnya, ada orangtua yang beruntung karena kerja di perusahaan yang fleksibel, bisa remote, atau setidaknya punya waktu kerja yang gak terlalu padat. Tapi ada juga yang stuck dengan jadwal kerja ketat dan gak ada opsi lain. Sering kali, pilihan yang ada cuma dua: berkorban di salah satu sisi atau cari kompromi. Tapi ya kompromi pun gak selalu sempurna.

Apakah Ini Harga yang Harus Dibayar?

Terkadang muncul pertanyaan: "Apakah anak-anak bakal tumbuh dengan rasa kehilangan karena kurangnya waktu bersama orangtua?" Beberapa riset bilang kalau anak yang kurang kasih sayang dari orangtua cenderung lebih gampang stres atau merasa insecure. Di sisi lain, anak-anak yang orangtuanya sibuk juga bisa tumbuh lebih mandiri dan tangguh karena belajar lebih cepat mengurus diri sendiri.

Tapi, tentu aja semua balik ke orangtuanya. Kalau orangtua sadar, mereka bisa memanfaatkan momen kecil jadi lebih berarti. Meski cuma punya waktu sebentar di rumah, orangtua bisa berusaha bikin waktu itu berkualitas banget. Misalnya, fokus penuh ke anak saat di rumah, tanpa terganggu kerjaan lagi.

Kapan Waktunya Berhenti dan Fokus ke Anak?

Dilema terbesar orangtua modern mungkin datang ketika mereka harus nentuin batas. Kadang ada titik di mana karir harus dikorbankan demi anak. Banyak orangtua yang akhirnya memilih buat break sejenak dari karir atau cari kerjaan yang lebih fleksibel biar bisa lebih fokus ke keluarga. Gak sedikit juga yang nyesel setelah bertahun-tahun sibuk kerja dan ngerasa "gue udah kelewatan momen berharga bareng anak-anak."

Tapi ya, pilihan ini juga gak gampang. Pindah kerja, resign, atau bahkan downgrade karir butuh banyak pertimbangan. Dan pastinya, keputusan kayak gini juga ada risikonya---dari segi finansial maupun kebahagiaan pribadi. Beberapa orang mungkin ngerasa stres atau kehilangan jati diri setelah meninggalkan karir yang udah dibangun bertahun-tahun.

Semua Orang Punya Versi Seimbang Sendiri

Akhirnya, gak ada yang bisa bilang mana yang benar atau salah. Setiap orangtua punya versi "seimbang" mereka masing-masing. Ada yang bisa ngejar karir setinggi mungkin sambil tetap hadir buat anak, ada juga yang rela ngerem karir demi fokus ke keluarga. Yang pasti, selama orangtua berusaha kasih yang terbaik buat anak-anak mereka, itulah yang paling penting.

Kuncinya mungkin bukan di seberapa banyak waktu yang dihabiskan bareng, tapi gimana orangtua bisa bikin anak merasa dicintai dan diprioritaskan, bahkan di tengah kesibukan. Dan buat orangtua modern, pilihan ini gak akan pernah mudah---tapi selama ada niat dan usaha, keseimbangan itu selalu bisa dicari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun