Mohon tunggu...
Putri Ninda Novianti
Putri Ninda Novianti Mohon Tunggu... Sekretaris - create your own happiness🕊️

Semesta menginspirasi, manusia berimajinasi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Air Mendidih sebagai Metafora: Waktu yang Tepat untuk Mengambil Keputusan

2 Agustus 2024   10:21 Diperbarui: 2 Agustus 2024   10:28 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau semua tanda ini sudah terpenuhi, itu artinya air sudah mendidih, dan kamu bisa mengambil langkah besar dengan keyakinan.

Kesalahan Umum: Menunda-Nunda

Salah satu kesalahan besar dalam pengambilan keputusan adalah menunda-nunda. Kadang-kadang, kita merasa belum siap atau masih menunggu "saat yang tepat". Tapi ingat, seperti air yang bisa mendidih terlalu lama dan akhirnya menguap, menunda keputusan bisa bikin peluang hilang dan situasi jadi semakin sulit. Jadi, pastikan kamu nggak terjebak dalam zona nyaman dan terus-menerus menunda keputusan.

Mengatasi Ketakutan dan Keraguan

Saat keputusan terasa menakutkan, ingatlah bahwa semua orang pasti mengalami rasa takut dan keraguan. Kuncinya adalah menghadapi ketakutan tersebut dan membuat keputusan dengan data dan intuisi yang ada. Jangan biarkan ketakutan menghentikanmu dari membuat langkah penting yang bisa mengubah hidupmu.

Kesimpulan: Ambil Langkah pada Waktu yang Tepat

Jadi, guys, intinya adalah: air mendidih adalah metafora yang pas buat menggambarkan kapan waktu yang tepat untuk mengambil keputusan. Jangan terburu-buru, tapi juga jangan terlalu lama menunda. Ketika semua sudah siap dan kamu merasa yakin, itu adalah saat yang tepat untuk bertindak.

Semoga artikel ini bisa membantu kamu lebih paham tentang bagaimana membuat keputusan yang tepat dalam hidup. Yuk, siap-siap untuk bikin langkah besar dengan percaya diri!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun