Mazhab pertama memegang teguh tasawuf tradional yang telah berkembang sejak masa klasik Islam. Sedangkan mazhab kedua menolak sebagian yang berkembang dalam tasawuf tradisional, terutama dalam tradisi di tarekat. Dalam bidang kajian teologi semua varian Islam sepakat minimal dalam tiga hal yang sudah dijelaskan. Dalam studi fikih, keharusan salat lima kali dalam sehari dan puasa di bulan Ramadhan. Di lingkungan UIN-IAIN se-Indonesia, yang memberikan penekanan dan penyadaran ragam Islam sebagai sebuah ilmu adalah Harun Nasution dengan Buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (1985) yang menekankan Islam sebagai sebuah ilmu, sejarah Islam, politik Islam, filsafat Islam, dan pembaharuan Islam.
Kategorisasi yang hampir sama dilakukan Fazlur Rahman dengan bukunya berjudul Islam (1968), ia mengkategorisasikan Islam sebagai ilmu, tetapi dengan penambahan ilmu Islam yaitu ilmu al-Qur'an (tafsir), ilmu Hadis, dan ilmu pendidikan Islam. Ia juga membedakan pembaharuan Islam pra modern dengan perkembangannya pada periode modern. Lebih luas lagi pembagian Islam sebagai sebuah ilmu yang dilakukan Ismail R. al-Faruqi dan Lois Lamya al-Faruqi (1986). Keduanya membagi ilmu Islam pada beberapa bagian: intisari Islam, bentuk, dan manifestasi.
2. Sekilas Sejarah Sains Empiris Islam Klasik dan Pertengahan
Sebagaimana dikutip CA.Qadir, Briffault dan George mengakui kelebihan kaum Muslimin pada masa Klasik dalam bidang ilmu empirisnya. Tradisi observasi dan eksperimen kaum Muslimin yang didorong oleh anjuran kitab sucinya mengakibatkan dimonopolinya sains oleh Umat Islam dalam waktu yang lama. Dalam bidang kimia, sejarah Islam klasik telah melahirkan Jabir bin Hayyan (w 193/808). Dialah orang yang pertama menggunakan timbangan dalam eksperimen kimia. Menanggapi harapan Ja'far al-Shadiq, ia menciptakan teknologi sejenis kertas tahan api dan tinta yang dapat dibaca dalam gelap.
Ahli kimia lain yang dikenal dalam sejarah Islam Muhammad bin Zakariya al-Razi (w.313/925) dan Izzudidn al-Jaldaki (w.762/1360). Muhammad bin Zakariya al-Razi mampu menciptakan emas dari bahan metal. Sedangkan Izzudidn al-Jaldaki adalah orang yang menyarankan agar gas berbahaya yang keluar dari reaksi kimiawi dihindari dengan penggunaan masker.
Dalam bidang fisika, mengenal tokoh seperti Ibn al-Haitam (w. 1040), al-Biruni (w 1048), dan Kamaluddin al-Farisi yang hidup pada abad VI H (sekitar abad 13 M). Ibn al-Haitam adalah orang yang telah menolak teori optika Eucleides dan Ptolemus tentang sinar visual yang memancar dari mata ke objek. Ia membahas gaya tarik antara benda-benda yang dikenal dengan garavitasi.
Sementara Al-Biruni adalah orang yang telah menemukan berat berbagai jenis bebatuan. Kamaluddin al-Farisi adalah ilmuan pertama yang menyelidiki pelangi. Berbeda dengan keyakinan Kristiani abad pertengahan yang melihat bahwa pelangi adalah ciptan Tuhan untuk menyerang hamba-hamba-Nya yang keluar dari ajaran agama.
Dalam bidang matematika, mengenal al- Khawarizmi dan al-Battani. Peran al-Khawarizmi dalam matematika adalah memperkenalkan angka Arab dari angka I hingga 9 sebagai simbol yang asalnya sesunguhnya adalah angka India. Ia mempengaruhi matematikawan Barat Leonardo Fibonacci. Al-Battani adalah orang yang memperkenalkan garis bengkok, bayangan lurus, dan garis bayang-bayang melintang.
Selain itu, Umar Kahyyam (w 526 H/1132 M) dikenal sebagai ahli matematika dan menulis buku mengenai al-Jabar juga. la juga seorang ahli astronomi yang merancang Kalender Jalali yang masih digunakan di Persia hingga kini. Ia juga penemu teknologi dinamit.
Namun, ia lebih dikenal sebagai penyair lewat karyanya Ruba'iyyat yang diterjemahakan menjadi Kuatrain oleh Fitzgerald. Dalam bidang kedokteran, yaitu al-Razi (w.313/925) dan Ibn Sina (w. 428/1037) Kedua tokoh ini menandai puncak keemasan sains dan filsafat dalam Islam. Karya al-Razi di bidang kedokteran yaitu al-Hawi fi al-Thib (Ensiklopedia Kedokteran) dan karya lbn Sina yaitu al-Qanun fi al-Thib (Aturan Pengobatan).
Di dunia Islam bagian Barat, salah seorang dokter yang terkenal adalah Ibn Rusyd (w 595/1198), ia adalah sosok yang menandai puncak keemasan filsafat dan sains Islam. Selain itu, di Spanyol sebagai dunia Islam bagian Barat yang berkuasa di sana dari 711 hingga 1492, ada banyak filosuf dan ahli teknologi terutama teknologi hidrolik untuk tujuan irigasi, juga ada banyak ahli hukum, musik dan kesenian lainnya terutama sastra dan juga ilmu bahasa. Dalam bidang geografi, sejarah Islam klasik juga mengenal puncak karya saintis Muslim di bidang geografi seperti yang ditunjukkan al-Syarif al-Idrisi (w 562/1166).