Mohon tunggu...
Putri Ninda Novianti
Putri Ninda Novianti Mohon Tunggu... Sekretaris - create your own happiness🕊️

Semesta menginspirasi, manusia berimajinasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam, Komunikasi Verbal dan Problematikanya

30 Maret 2023   23:21 Diperbarui: 30 Maret 2023   23:26 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, kata yang bersifat ambigu dan kontekstual. Dalam bahasa, kata ambigu kadang tak terelakkan, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda pula. Misalnya, kata 'berat' bisa memiliki makna berbeda, bila digunakan dalam kalimat yang berbeda, seperti ''batu itu berat'', ''kepala saya terasa berat'', ''ujian yang berat'', dan lainnya.

Ketiga, kata yang mengandung bias budaya, bahasa terikat dengan konteks budaya sehingga dapat dipandang sebagai perluasan budaya. Oleh karena itu, di dunia ini terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya dan sub-budaya yang berbeda. 

Misalnya kata rakyat yang maknanya berbeda dengan citizen, dimana yang pertama bermakna hirarki antara rakyat dengan kelas penguasa, sedangkan yang kedua tidak, ada unsur egalitarianisme. Keempat, percampuran antara fakta dan penilaian, yang keduanya kadang susah dibedakan. Kelima, kerumitan makna bahasa, baik karena problem leksem, struktur bahasa, atau bahasa sebagai problem kultural. 

Juga ragamnya seperti bahasa gaul, bahasa resmi dan tidak resmi, ragam seperti bahasa Inggris dan Amerika Serikat, dan soal pengalihan bahasa. Oleh karena itu, komunikasi verbal memiliki peran besar karena dengan melalui bahasa, baik secara lisan maupun tulisan suatu ide, gagasan, bahkan pemikiran lebih mudah disampaikan dan diterima oleh penerima pesan (komunikan).

Sejauh literatur yang bisa dibaca, Islam sangat mementingkan komunikasi verbal melalui bahasa. Bahasa memiliki kekayaan simbolisasi verbal dan dipandang sebagai upaya manusia dalam menguatkan informasi yang bersumber dari persepsi manusia dan sebagai media untuk berkomunikasi yang santun dan baik dengan orang lain. Bahkan, komunikasi verbal melalui bahasa menjadi ciri dan kelebihan manusia yang didefiniskan sebagai hayawam thig, hewan yang bisa berbicara. 

Karenanya, Al-Quran merupakan pesan komunikasi dari Allah melalui bahasa Arab (misalnya QS. as-Syura:7), juga Hadis sebagai pesan komunikasi dari Nabi melalui bahasa Arab yang disebut dengan Hadis Qauli (ucapan) sebagai hadis mayoritas. Al-Quran pun kemukjizatannya terletak pada bahasa (sastra) dan juga isinya. Meski begitu, Islam juga menyadari keterbatasan-keterbatasan komunikasi melalui bahasa. 

Dalam Al-Quran terdapat kata serapan yang sebelum diserap adalah bahasa asing atau non Arab. Misalnya kata qisthas (timbangan, QS. al-Isra:35), istabraq, dan misykat (sebuah lubang yang tidak tembus, QS. an-Nur:35). Dalam sejarah bahasa Melayu, Hamzah Fansuri adalah tokoh yang banyak melakukan Arabisasi atas bahasa Melayu. Terdapat sekitar 800 kata Arab dalam puisinya yang berjumlah 400 bait.

Destruksinya dengan memasukkan kata Arab itu menyebabkan naiknya kedudukan bahasa Melayu di tengah-tengah bahasa Nusantara, meski juga menujukkan bahasa Arab lebih superior ketimbang bahasa Melayu, mengingat ada banyak kata yang dalam bahasa Melayu padanannya tidak ada atau tidak representatif. Keterbatasan bahasa dalam tradisi Islam pun diberi jalan keluarnya dengan pembahasan bahasa Arab di tingkat kata seperti lahirnya kamus-kamus, dan kajian bahasa dalam ushul fiqh serta ilmu-ilmu Al-Quran.

 Di antaranya melalui pembahasan kata umum dan khusus, kata mutlak dan muqayyad, kata musytarak, makna lahir dan batin, makna tersurat dan tersirat, dan lainnya. Oleh karena itu, fenomena komunikasi melalui bahasa harus didekati dengan kajian yang bersifat intralinguistik dan ekstralinguistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun