Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Etika Dalam Pendidikan
Etika dan moral harus ditanamkan pada diri anak mulai dari usia dini. Di era globalisasi
saat ini para siswa seperti kehilangan arah dan tujuan. Mereka terjebak pada lingkaran dampak globalisasi yang lebih mengedepankan sikap tidak peduli, lebih mengarah pada sifat anarkisme bahkan banyak masyarakat menganggap generasi muda sekarang tidak memberikan pengaruh positif sebagai seorang yang terpelajar.
Faktor yang mempengaruhi penerapan etika dalam pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori :
1. Faktor Internal
Kurangnya  Pemikiran  Masa  Depan:  Siswa  tidak  memiliki  pemikiran  akan  masa depan,  yang  menyebabkan  mereka  tidak  memiliki  tujuan  jangka  panjang  dan  tidak memiliki disiplin diri.
Kurangnya  Pendidikan  Moral:  Pendidikan  moral  yang  kurang  mempengaruhi siswa,  sehingga  mereka  tidak  memiliki  nilai-nilai  moral  yang  sesuai  dengan budaya bangsa.
2. Faktor Eksternal
Kurangnya  Interaksi  Anak  dan  Orang  Tua:  Kurangnya  interaksi  antara  anak  dan orang tua karena adanya gadget, sehingga anak-anak tidak memiliki sosialisasi yang baik. Kurangnya  Pemerataan  Pendidikan:  Pemerataan  pendidikan  yang  kurang mempengaruhi  siswa,  sehingga  mereka  tidak  memiliki  kesempatan  yang  sama  untuk
mendapatkan pendidikan yang baik.
3. Faktor Lingkungan
Kurangnya Lingkungan  yang  Hebat: Lingkungan  yang  kurang  mempengaruhi
siswa,  sehingga  mereka  tidak  memiliki  lingkungan  yang  mendukung  pendidikan moral dan etika yang baik.
Strategis penerapan etika untuk meningkatkan kualitas pendidikan :
Strategis pengajaran yang dapat meningkatkan nilai etika dan moral dalam pendidikan merupakan hal yang penting untuk membentuk karakter yang baik pada generasi muda. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut:
1. Model Etika dan Moral oleh Guru: Guru harus menjadi contoh teladan dalam perilaku etika dan moral. Mereka harus menunjukkan integritas, empati, dan nilai-nilai moral  yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pembelajaran  Berbasis  Kasus:  Menggunakan  studi  kasus  nyata  untuk  memperkenalkan siswa  pada  situasi yang  memerlukan  pemikiran  etis  dan  moral.  Hal  ini  membantu  siswa memahami  konsekuensi  dari  tindakan  mereka  dan  mempertimbangkan  nilai-nilai  moral dalam pengambilan keputusan.
3. Diskusi  Etika:  Mendorong  diskusi  terbuka  tentang  isu-isu  etika  dan  moral  dalam  kelas. Memberikan   kesempatan   kepada   siswa   untuk  berbagi   pandangan   mereka   dan mempertimbangkan perspektif yang berbeda.
4. Mengintegrasikan  Etika  dalam  Kurikulum:  Menyelipkan  pembelajaran  etika  dan  moral dalam  setiap  mata  pelajaran.  Hal  ini  membantu  siswa  melihat  relevansi  nilai-nilai  moral dalam konteks yang berbeda.
     Dengan   menerapkan   strategi-strategi   ini   secara   konsisten, diharapkan   dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa tentang nilai etika dan moral, serta membantu mereka menjadi individu yang bertanggung jawab dan beretika dalam kehidupan mereka.