Nation Branding Indonesia di Vietnam 2018-2020
Kebijakan luar negeri di tingkat bilateral, regional, dan multilateral di luar arena konvensional di katakan hanya aktor negara yang mampu berinteraksi secara kooperatif dan menjunjung tinggi standar yang dinyatakan. Pada kenyataannya, kemajuan teknis memungkinkan pelanggaran batas-batas negara, dan adopsi teknologi digital sebagai norma menunjukkan kemajuan peradaban manusia. Kemajuan teknologi terkait globalisasi pada kenyataannya mempercepat pertumbuhan di sejumlah industri, termasuk transportasi.
Kemajuan teknologi telah mampu mengubah cara orang bepergian, dengan Ojek menjadi Ojek Online (Ojol), yang dapat dengan mudah di pesan dengan mengunduh aplikasi dari penyedia layanan transportasi online.
GO-JEK adalah salah satu bisnis di Indonesia yang menawarkan layanan transportasi online. Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan Republik Indonesia, mendirikan bisnis ini pada tahun 2010. Pada awalnya, ia hanya menawarkan layanan transportasi antar-jemput penumpang, tetapi ketika GO-JEK semakin populer, ia juga mulai menawarkan berbagai layanan lain, termasuk pengiriman barang, pembelian makanan, pembayaran, dan belanja kebutuhan pokok.
Pada tanggal 25 Juni 2018, GO-JEK mengumumkan pembukaan bisnis yang didirikan secara lokal di Vietnam (GO-VIET), menandai dimulainya pertumbuhan perusahaan di seluruh dunia ke negara-negara Asia Tenggara. Bisnis ini akan dijalankan oleh sekelompok pendiri dan manajemen lokal, didukung oleh pengalaman, keterampilan, dan teknologi GO-JEK.
Nadiem Makarim, yang pada saat itu masih menjadi CEO GO-JEK, tampaknya telah menyetujui tujuan perusahaan untuk berekspansi ke negara lain, khususnya di Kawasan Asia Tenggara, pada tahun 2018. Hasil dari perkembangan Gojek yang luas ke negara lain adalah kelahiran saudara-saudaranya, salah satunya adalah GO-VIET, yang melakukan bisnis di Vietnam. Bahkan Presiden Indonesia Joko Widodo, dan sejumlah pemimpin Indonesia lainnya menghadiri peluncuran GO-VIET di Hanoi, Vietnam.
Presiden Jokowi juga menggarisbawahi bahwa pertumbuhan GO-JEK adalah bukti bahwa negara-negara lain mulai beradaptasi dan menerima teknologi Indonesia. Ia juga menekankan bahwa hal ini akan memudahkan penyebaran teknologi Indonesia di luar negeri (DW, 2018).
Setidaknya salah satu strategi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan hubungan komersial dengan Vietnam adalah GO-VIET, dan Jokowi ingin melihat US $10 miliar dalam perdagangan antara kedua negara pada tahun 2020 (DW, 2018). Fenomena keberhasilan bisnis GO-JEK juga menunjukkan pentingnya peran korporasi dalam meningkatkan reputasi suatu negara.
Merek yang baru didirikan di Vietnam, GO-VIET, akan memulai pengujian beta pada bulan Juli dengan konsumen dan pengemudi sebelum diluncurkan sepenuhnya pada bulan-bulan berikutnya. Bekerja sama dengan diskusi saat ini dengan beberapa pemangku kepentingan lokal, termasuk pemerintah, mitra pengemudi, dan konsumen, akan diperkenalkan segera setelahnya. Bisnis ini awalnya akan menawarkan layanan logistik dan ride-hailing, dan akhirnya akan menawarkan pengiriman makanan dan pembayaran elektronik.
Mitra lokal diberi kesempatan oleh GO-JEK untuk memetakan tren pasar dan aksi bisnis di masing-masing negara untuk mengadopsi dan mengembangkan kebijakan di tingkat lokal. Hal ini terbukti dari banyaknya strategi branding yang diterapkan di bawah nama "GO-VIET" selama pengembangan awal perusahaan di Vietnam. Strategi hiper-lokal, yang digunakan untuk membuat layanan dapat diakses oleh pelanggan di negara Vietnam, termasuk adaptasi penamaan untuk pasar Vietnam.
Ekspansi global ini direncanakan beberapa bulan setelah putaran pendanaan terbaru GO-JEK, yang mencakup kontribusi dari investor terkenal termasuk Astra International, Warburg Pincus, KKR, Meituan, Tencent, Google, Temasek, dan lainnya. Menurut rencana perusahaan untuk tumbuh di Asia Tenggara, US $500 juta dari investasi disisihkan untuk ekspansi internasional. Selain itu, GO-JEK bermaksud untuk memulai operasi di Singapura dan Filipina.
Aplikasi GO-VIET yang secara alami mengadopsi teknologi dari GO-JEK yang notabene berasal dari Indonesia juga merupakan upaya untuk memperkenalkan kinerja teknologi yang dimiliki Indonesia sehingga ke depannya bukan tidak mungkin semakin banyak teknologi dari Indonesia, meskipun tidak disponsori oleh pemerintah, dapat masuk ke kancah internasional. Mengikuti penyediaan layanan transportasi online, GO-JEK kemudian memperkenalkan layanan Go-Food pada aplikasi GO-VIET pada April 2019.
Dalam upaya menggabungkan layanan GO-VIET dengan GO-JEK sebagai bisnis induknya, GO-JEK akhirnya mengubah nama GO-VIET menjadi GO-JEK Vietnam pada Agustus 2020.