Mohon tunggu...
PUTRI NASYWA
PUTRI NASYWA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Program Studi Pendidikan Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Popular Education

28 Desember 2022   19:00 Diperbarui: 28 Desember 2022   19:04 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Popular Education atau Pendidikan Popular terdiri dari dua kata, pendidikan artinya suatu perbuatan yang memeri pelatihan mengenai akhlah dan kecerdasan pikiran, atau suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengubah tingkah laku seseorang. 

Secara etimologis, dapat dikatakan pendidikan popular berarti suatu usaha untuk mengubah tingkah laku manusia dalam hal akhlak dan kecerdasan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau yang mudah dipahami oleh masyarakat pada umumnya. 

Dapat dikatakan bahwa, pendidikan popular identik dengan pendidikan pembebasan (liberative education). Keduanya berjuang untuk membolisasikan masyarakat untuk ikut aktif dalam perjuangan merdeka sendiri dengan mengenal dan memahami situasi mereka sendiri.

Gagasan pendidikan popular (sering digambarkan sebagai "pendidikan untuk kesadaran kritis") sebagai suatu ajaran metodologi berasal dari seorang pendidik Brazil dan penulis bernama Paulo Freire, yang menulis di konteks pendidikan keaksaraan bagi orang-orang miskin dan tidak berdaya secara politik di negaranya. Ini berbeda dari pendidikan formal (sekolah) dan pendidikan informal (belajar dengan hidup) dalam arti proses yang bertujuan untuk memberdayakan orang-orang yang merasa terpinggirkan secara sosial dan politik untuk mengambil kendali mereka belajar sendiri dan untuk melakukan perubahan sosial.

Pendidikan popular, Mansour Fakih menonjolkan dua hal yaitu subyek pendidikan dan tujuan pendidikan. Subyek pendidikan adalah rakyat secara umum (orang dewasa). Sedangkan tujuannya adalah membangun kesadaran kritis. Jadi, pendidikan popular diartian sebagai pendidikan rakyat untuk penyadaran. Rumusan Mansour Fakih tentang hakekat pendidikan popular ini pada dasarnya lebih dekat dengan konsep andragogi dibandingkan dengan konsep pedagogi.

Tujuan pendidikan popular adalah mengarah pada tindakan untuk perubahan sosial. Diharapkan para peserta akan kembali ke kelompok masing-masing dan berbagi pengalaman dan pemikiran dari lokakarya dengan orang lain untuk kritik lebih lanjut, strategi dan tindakan diterapkan dalam kelompok dan kehidupan sehari-hari. Pendidikan popular adalah sebuah proses, terus bergerak melalui siklus untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari tindakan yang lebih efektif. Saat menggunakan pendidikan popular, penting untuk mengingat prinsip-prinsipnya sebagaimana adanya tujuan pendidikan rakyat dan bukan hanya kegiatan 'pengalaman' yang memberdayakan.

Konsep pendidikan popular telah berguna untuk memberikan perlawanan terhadap model-model dominan, tidak hanya pendidikan tetapi juga politik dan sosial. Dalam pengertian ini adalah praktik yang berupaya menciptakan masyarakat yang lebih adil dan lebih manusiawi dalam membela hak asasi manusia, identitas, gender, lingkungan, dan fenomena lain yang mengekspresikan masalah sosial.

Pendidikan popular dipelihara oleh teori budaya dan komunitas dan dicirikan sebagai proposal yang tidak terpisahkan dengan komitmen politik dan etika. Ini didasarkan pada partisipasi, dialog, dan pengakuan akan berbagai pengetahuan selama praktik pendidikan, yang dipahami tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di ruang yang berbeda. Ini dikembangkan dari filosofi dan proposal Paulo Freire, yang telah melakukan perjalanan panjang ke berbagai tempat di Amerika Latin, yang karakteristik utamanya adalah penindasan politik. 

Freire mengaitkan dirinya dengan berbagai gerakan dan organisasi partisipasif dan sejak saat itu ia tertarik untuk mensistematisasikan beberapa pengalamannya. Dia telah mengakui perlunya memperkuat aktor sosial, dan untuk memberdayakan lingkungan partisipasi dan perubahan mentalitas melalui produksi budaya dan sosial. Beberapa proyek organinasi ini, yaitu Gerakan Budaya Popular Recife dimana Freire mengoordinasikan proyek Pendidikan Ulang untuk Orang Dewasa. Demikian juga, pendidikan popular saat ini dipengaruhi oleh berbagai fenomena sosial dan politik yang memunculkan perkemangan teori-teori seperti teologi pembahasan, teori marginalitas, atau promosi popular, terutama di tahuan 60-an.

Pendidikan popular ditandai dengan kegiatan partisipasif dan metode pembelajaran yang menghargai pengalaman hidup peserta dan membantu mengembangkan kesadaran kritis mereka. Pendekatan ini menciba menginspirasi orang untuk melihat dunia mereka dari perspektif baru, memberdayakan orang untuk berpikir sendiri, dan memungkinkan merka menciptakan perubahan. Kesadaran kritis memupuk pemahaman mendalam tentang dunia dan mendoron tindakan kolektif melawan unsur-unsur penindas dalam perjuangan untuk martabat dan pembebasan manusia. 

Sifat unik lain dari pendidikan popular adalah penggunaannya di luar pengaturan pendidikan formal tradisional. Dengan menyesuaikan diri dengan peserta dan konteksnya, pendidikan kerakyatan dapat digunakan di masyarakat, di rumah orang, atau bahkan di luar ruangan, untuk menyebutkan beberapa situs non-tradisional. Pendekatan ini berteu orang-orang di mana mereka berada, baik secara harfiah maupun sehubungan dengan pengalaman hidup mereka.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa pendidikan popular merupakan pendidikan yang mudah dipahami oleh masyarakat pada umumnya yang bertujuan untuk memberdayakan orang-orang yang merasa terpinggirkan secara sosial dan politik untuk mengambil kendali mereka belajar sendiri dan untuk melakukan perubahan sosial. Di Indonesia ini, pendidikan popular telah diterapkan manun belum terlaksanakan dengan baik, masih banyak orang-orang yang disebutkan dalam tujuan diatas yang belum mendapatkan pendidikan sehingga belum bisa mengikuti perubahan sosial.

Referensi

Pureklon, Thomas Token. 2022. Pendidikan Popular dan Penguatan Karakter Peserta Didik: Sebuah Kajian. Artikel "Pembelajaran Adaptif dan Pemanfaatan IPTEK untuk Mendukung Pelaksanaan MBKM".

Haryanto, Tri. 2006. Pengembangan Sebagai Strategi Pengembangan Masyarakat (Telaah atas Pemikiran Mansour Fakih).

Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. Apa itu Pendidikan Populer? Konsep dan Aplikasi Praktis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun