Mohon tunggu...
Putri Nanda Ravina
Putri Nanda Ravina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lancang Kuning Provinsi Riau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kebakaran Hutan dan Lahan di Kota Dumai Pekanbaru

12 Juni 2024   19:18 Diperbarui: 12 Juni 2024   19:22 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkenalkan saya Putri Nanda Ravina, seorang mahasiswi aktif semester VI Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan dan Vokasi Universitas Lancang Kuning. Disini saya akan memaparkan artikel mengenai Kebakaran Hutan dan Lahan yang terjadi di Kota Dumai untuk memenuhi Matakuliah Biologi Konservasi dengan dosen pengampu pak Al Khudri Sembiring, M.Pd. 

Alam merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup yang harus dijaga pelestarian nya. Namun makhluk hidup khususnya manusia memiliki rasa kurang kesadaran terhadap lingkungan alam dimana itu bisa berdampak buruk bagi alam misalnya terjadi bencana alam.

Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Bencana alam ini terdapat faktor yang di akibatkan oleh alam itu sendiri ataupun disebabkan oleh kelakuan manusia. Salah satu bencana alam yaitu kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan lahan memiliki dampak cukup besar terhadap sistem hidrologi, degradasi lahan, banjir dan erosi tanah hilangnya keanekaragaman hayati, hingga degradasi hutan dan lahan.

Kebakaran hutan dan lahan ini pernah terjadi di daerah Kota Dumai tepatnya di Provinsi Riau pada hari Sabtu tanggal 23 Maret 2024. Kebakaran ini menyebabkan kota Dumai di selimuti kabut asap yang pekat sehingga udara nya menjadi sangat tidak baik bagi kesehatan serta menyengat di hidung.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Dumai, Irawan Sukma, menjelaskan kondisi kabut asap ini berasal dari kejadian kebakaran lahan di beberapa titik. Selain itu, juga ada asap kiriman dari perbatasan dengan Kabupaten bengkalis. Untungnya dalam kebakaran lahan ini tidak ada korban jiwa atau jumlah korban yang dapat diinformasikan adalah sebanyak 0 Orang.

"Sebagian besar sudah dipadamkan dan masih proses pendinginan. Kabut asap diperkirakan juga kiriman dari kebakaran lahan perbatasan Dumai Bengkalis, tepatnya di Desa Bandar Laksamana," kata Irawan pada Minggu (24/3/2024).

Kebakaran lahan ini terjadi di beberapa titik, lahan gambut dan semak belukar di Jalan Tanjung Sari Kelurahan Tanjung Palas Kecamatan Dumai Timur 7 hektar. Semak belukar di Jalan Dumai Motor Kelurahan Tanjung Palas Dumai Timur 20 hektar. Jalan Batu Bintang Kelurahan Bukit Bahtrem Kecamatan Dumai Timur juga menghanguskan 5 hektar. Dan di Jalan Teuku Umar Kelurahan Teluk Makmur Kecamatan Medang Kampai 1 hektar.

Dikarenakan kebakaran lahan ini menyebabkan aktivitas warga terganggu. Meskipun warga pengguna jalan masih normal tanpa menggunakan masker, tetapi asap dari kebakaran lahan ini sangat berbahaya bagi kesehatan warga setempat.

Kebakaran lahan dan hutan ini bisa di tanggulangi dengan cara melakukan reboisasi. Reboisasi adalah melakukan penghijauan kembali terhadap hutan yang gundul agar alam menjadi hijau. Hutan memiliki fungsi sebagai penyimpan cadangan air, pelindung manusia dan juga aneka satwa. Dengan ditanaminya kembali hutan yang gundul tersebut persediaan udara, air dan bencana alam bisa dicegah.

Kebakaran lahan dan hutan juga bisa di cegah agar tidak terjadi lagi untuk kedepannya. Cara mencegah terjadinya kebakaran lahan dan hutan ini dengan tidak melakukan pembukaan lahan atau penyiapan lahan penanaman dengan cara membakar, tidak meninggalkan bekas api unggun dalam keadaan bara api yang masih menyala, hindari membakar sampah di lahan atau hutan terutama saat angin kencang dan setelah selesai melakukan pembakaran, pastikan api benar-benar sudah padam sebelum meninggalkan lokasi pembakaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun