Keputusan TikTok diblokir di AS ini datang setelah Presiden Joe Biden menandatangani aturan yang mewajibkan TikTok untuk memisahkan diri dari ByteDance, induknya yang berbasis di China.Â
Jika tidak, aplikasi tersebut akan dilarang secara nasional.
Di tengah kekacauan ini, muncul kabar mengejutkan.Â
Perplexity AI, sebuah startup mesin pencari berbasis kecerdasan buatan, dilaporkan mengajukan tawaran kepada ByteDance.Â
Perusahaan ini menawarkan rencana membentuk entitas baru yang akan menggabungkan TikTok AS, Perplexity, dan mitra investor lainnya.
Menurut sumber anonim yang memahami situasi ini, struktur tersebut memungkinkan investor ByteDance tetap memiliki saham mereka.Â
Selain itu, rencana ini juga berpotensi membawa lebih banyak konten video ke platform Perplexity, memberikan peluang pertumbuhan baru bagi keduanya.
Meski baru didirikan pada 2024, Perplexity AI telah menunjukkan perkembangan yang luar biasa.Â
Startup ini mulai dengan penilaian $500 juta, namun dalam waktu kurang dari setahun, nilainya meroket hingga $9 miliar.Â
Keberhasilan ini didorong oleh booming teknologi AI generatif yang menarik perhatian banyak investor besar.
Para analis bahkan menyebut Perplexity sebagai ancaman baru bagi Google, karena pendekatan mereka dalam mengubah cara konsumen mencari informasi secara online.Â
Langkah ini menjadi penanda persaingan yang semakin sengit di dunia AI, bersaing ketat dengan OpenAI dan raksasa lainnya.
TikTok di Persimpangan Jalan
Namun, belum ada kepastian apakah ByteDance akan menerima tawaran dari Perplexity AI.Â
Situasi ini semakin rumit dengan pernyataan Presiden AS terpilih, Donald Trump.Â
Trump menyatakan akan memberikan waktu 90 hari bagi TikTok untuk membenahi operasionalnya di AS, tetapi kebijakan ini baru efektif setelah ia dilantik pada Senin 20 Januari.
Akhir atau Awal Baru TikTok?
TikTok kini berada di persimpangan jalan.Â
Apakah mereka akan bekerja sama dengan Perplexity AI atau mencari solusi lain? Sementara itu, jutaan pengguna dan kreator konten di AS hanya bisa menunggu dengan harap-harap cemas.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H