Yang lebih mengejutkan, perbandingan ras menunjukkan bahwa orang kulit putih mendominasi kasus tularemia, dengan jumlah kasus mencapai 84%. Namun, angka infeksi pada Indian Amerika dan Penduduk Asli Alaska jauh lebih tinggi---hingga lima kali lipat dibandingkan dengan orang kulit putih.Â
Ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap kelompok-kelompok tersebut.
Meningkatnya kasus penyakit ini bisa jadi karena lebih banyak orang yang terinfeksi atau mungkin juga karena sistem layanan kesehatan kini lebih efektif dalam mendeteksi dan mendiagnosis tularemia.Â
Meskipun begitu, CDC mendesak peningkatan kesadaran di kalangan tenaga medis, terutama mereka yang bekerja dengan komunitas suku, agar diagnosis dan pengobatan tularemia bisa dilakukan secara cepat dan akurat.
Jadi, pastikan kamu tahu tentang penyakit ini! Keberadaan penyakit demam kelinci yang dapat menyebar melalui hewan atau serangga terinfeksi harus membuat kita lebih waspada. Jangan anggap remeh, karena mencegah lebih baik daripada mengobati.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H