Mohon tunggu...
Putri Nabilah
Putri Nabilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai seni, budaya, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Literasi Numerasi Siswa

12 Juli 2023   19:46 Diperbarui: 12 Juli 2023   19:47 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sejauh mana masyarakatnya mempunyai kesadaran untuk meningkatkan pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan masyarakat, di samping ditentukan oleh pendidikan formal, juga akan sangat terbantu jika masyarakat mempunyai budaya literasi numerasi yang baik. Keterampilan literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad 21 ditumbuh kembangkan melalui pendindikan yang terintegrasi baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Dalam artikel ini, kita akan mengetahui bagimana perpustakaan sekolah dapat menjadi wadah untuk meningkatkan literasi numerasi siswa di Indonesia.

Tim Usaid Prioritas (2015:3) menyatakan bahwa literasi adalah kemampuan berbahasa seseorang (membaca, menyimak, berbicara, dan menulis) untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Sulzby (1986) mengartikan literasi secara sempit, yaitu literasi sebagai kemampuan membaca dan menulis.

Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari. Literasi numerasi juga berupa kemampuan untuk menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk seperti grafik, tabel, bagan, dan sebagainya untuk mengambil keputusan.

Menurut Friantini (2021:35), hasil dari dua periode asesmen yang dilakukan oleh Programme For International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa siswa Indonesia menempati peringkat ke-74 dari 79 negara peserta dalam matematika, sains, dan membaca. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat literasi numerasi siswa di Indonesia masih sangat rendah.

Masalah rendahnya literasi numerasi di Indonesia bukanlah hal baru, pasalnya sejak dulu indonesia memiliki beberapa hambatan yakni sistem pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan monoton, buku yang digunakan kurang maksimal, dan keterampilan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran juga masih belum maksimal (Fauzi et al., 2020).

Selain itu alasan lainnya yang menyebabkan kemampuan literasi numerasi siswa di Indonesia rendah yaitu kurangnya pengenalan latihan soal berbasis literasi numerasi yang diberikan kepada siswa untuk melatih kemampuannya. sehingga siswa merasa kesulitan dalam menyelesaikannya (Fiangga, 2019). Serta kurangnya koleksi buku di perpustakaan yang tidak memberikan iklim kondusif bagi tumbuh kembangnya minat baca siswa.

Mengingat literasi numerasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, maka perlu adanya tindakan dalam mengatasi masalah ini. Rendahnya tingkat literasi numerasi masyarakat di Indonesia khususnya pada siswa masih menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat. Berbicara tentang literasi numerasi di sekolah maka tidak terlepas dari tugas dan tanggung jawab guru dan tenaga kependidikan, pemerintah, keluarga dan masyarakat sekitar, serta kemauan dan kesadaran siswa.

Perpustakaan merupakan salah satu penunjang dalam meningkatkan sumber belajar yang sekaligus sebagai wadah dari berbagai disipilin ilmu pengetahuan yang juga menunjang atau sebagai sarana dalam mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya di bidang pendidikan. Keberadaan perpustakaan sekolah dapat menjadi solusi dari permasalahan literasi numerasi siswa yang rendah.

Peprustakaan sekolah menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat, dan tepat yang berguna untuk menambah pengetahuan, sekaligus tempat berekreasi yang sehat di sela-sela kegiatan rutin dalam belajar. Dengan adanya perpustakaan sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan bahan pustaka baik cetak maupun noncetak dalam meningkatkan literasi numerasi mereka.

Perpustakaan sekolah berkontribusi sebagai sumber kegiatan belajar mengajar yaitu membantu program pendidikan dan pengajaran sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam kurikulum, membantu siswa untuk memperluas pengetahuannya, mengembangkan minat dan budaya membaca yang menuju kebiasaan belajar mandiri, membiasakan siswa untuk mencari informasi di perpustakaan, dan memperluas kesempatan untuk belajar bagi para siswa dalam membantu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dari para guru.

Menurut Sarwono (2011) peran perpustakaan sekolah dalam pembinaan literasi memang menawarkan informasi dan pengetahuan bagi siswa. Dimana siswa akan diajak ke berbagai sudut pandang yang tentu saja luas. Secara tidak langsung pula, perpustakaan sekolah berperan sebagai agen perubahan atau agent of change. 

Perpustakaan sekolah memiliki peran dalam menciptakan budaya literasi siswa dalam bentuk pemenuhan kebutuhan sumber informasi siswa yang beranekaragam, seperti misalnya membentuk pojok baca disetiap sudut kelas, memberi reward kepada siswa yang sering mengunjungi perpustakaan, mengenalkan kepada siswa perpustakaan yang ada disekitar sekolah, melakukan kerjasama antara guru dan pengelola perpustakaan dalam mengembangkan budaya literasi.

Adapun peran yang harus dijalankan oleh perpustakaan dalam usaha meningkatkan literasi numerasi siswa diantarannya:

  • Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna perpustakaan khususnya untuk siswa.
  • Menganjurkan berbagai cara penyajian pelajaran dikaitkan dengan tugas-tugas di perpustakaan.
  • Memberikan berbagai kemudahan dalam mendapatkan bacaan ang menarik untuk siswa.
  • Memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada siswa, dimaksudkan untuk memotivasi siswa dalam mencari atau menemukan buku yang diminati.
  • Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pengnjung merasa betah dan nyaman.
  • Menanamkan kesadaran kepada siswa akan pentingnya membaca dalam kehidupan, khususnya dalam mencapai keberhasilan.
  • Mengadakan berbagai kegiatan lomba minat dan kegemaran membaca.
  • Memberikan penghargaan kepada siswa yang peling banyak meminjam buku di perpustakaan.

Optimalisasi peran perpustakaan sekolah dapat dilakukan dengan metode penambahan koleksi buku, pembenahan tata letak, pembenahan sistem perpustakaan, dan sosialisasi pemanfaatan perpustakaan sekolah kepada siswa. Kegiatan ini menghasilkan perpustakaan sebagai tempat yang menyenangkan dan mudah diakses oleh siswa, sehingga siswa dapat memperoleh informasi dan pengetahuan yang mereka butuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun