Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sejauh mana masyarakatnya mempunyai kesadaran untuk meningkatkan pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan masyarakat, di samping ditentukan oleh pendidikan formal, juga akan sangat terbantu jika masyarakat mempunyai budaya literasi numerasi yang baik. Keterampilan literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad 21 ditumbuh kembangkan melalui pendindikan yang terintegrasi baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Dalam artikel ini, kita akan mengetahui bagimana perpustakaan sekolah dapat menjadi wadah untuk meningkatkan literasi numerasi siswa di Indonesia.
Tim Usaid Prioritas (2015:3) menyatakan bahwa literasi adalah kemampuan berbahasa seseorang (membaca, menyimak, berbicara, dan menulis) untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Sulzby (1986) mengartikan literasi secara sempit, yaitu literasi sebagai kemampuan membaca dan menulis.
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari. Literasi numerasi juga berupa kemampuan untuk menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk seperti grafik, tabel, bagan, dan sebagainya untuk mengambil keputusan.
Menurut Friantini (2021:35), hasil dari dua periode asesmen yang dilakukan oleh Programme For International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa siswa Indonesia menempati peringkat ke-74 dari 79 negara peserta dalam matematika, sains, dan membaca. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat literasi numerasi siswa di Indonesia masih sangat rendah.
Masalah rendahnya literasi numerasi di Indonesia bukanlah hal baru, pasalnya sejak dulu indonesia memiliki beberapa hambatan yakni sistem pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan monoton, buku yang digunakan kurang maksimal, dan keterampilan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran juga masih belum maksimal (Fauzi et al., 2020).
Selain itu alasan lainnya yang menyebabkan kemampuan literasi numerasi siswa di Indonesia rendah yaitu kurangnya pengenalan latihan soal berbasis literasi numerasi yang diberikan kepada siswa untuk melatih kemampuannya. sehingga siswa merasa kesulitan dalam menyelesaikannya (Fiangga, 2019). Serta kurangnya koleksi buku di perpustakaan yang tidak memberikan iklim kondusif bagi tumbuh kembangnya minat baca siswa.
Mengingat literasi numerasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, maka perlu adanya tindakan dalam mengatasi masalah ini. Rendahnya tingkat literasi numerasi masyarakat di Indonesia khususnya pada siswa masih menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat. Berbicara tentang literasi numerasi di sekolah maka tidak terlepas dari tugas dan tanggung jawab guru dan tenaga kependidikan, pemerintah, keluarga dan masyarakat sekitar, serta kemauan dan kesadaran siswa.
Perpustakaan merupakan salah satu penunjang dalam meningkatkan sumber belajar yang sekaligus sebagai wadah dari berbagai disipilin ilmu pengetahuan yang juga menunjang atau sebagai sarana dalam mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya di bidang pendidikan. Keberadaan perpustakaan sekolah dapat menjadi solusi dari permasalahan literasi numerasi siswa yang rendah.
Peprustakaan sekolah menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat, dan tepat yang berguna untuk menambah pengetahuan, sekaligus tempat berekreasi yang sehat di sela-sela kegiatan rutin dalam belajar. Dengan adanya perpustakaan sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan bahan pustaka baik cetak maupun noncetak dalam meningkatkan literasi numerasi mereka.