Mohon tunggu...
Putri Na
Putri Na Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Hobi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tiga Kerajaan Besar: Safawi, Mughal, Usmani

9 Juni 2023   16:40 Diperbarui: 9 Juni 2023   16:49 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ismail II (1576-1577)

Sepeninggal Tahsamp, tahta diberikan kepada putra Tahsamp yaitu Ismail II, dan beliau adalah putra sulung Ismail yang resmi naik tahta dan dinobatkan menjadi raja pada tahun 1576, yang kebetulan adalah hari 22 Agustus Muhammad Khuabanda (1577-1587)

Setelah kematian Ismail pada tahun 1577, Kuta Banda menggantikannya. Selama 10 tahun pemerintahannya, Khudabanda tidak mampu mendirikan kerajaannya sendiri karena kondisi fisiknya yang terbatas. Kerajaan Safawiyah sangat lemah saat itu.

Abbas I (1558-1628)

Akhirnya KhudaBanda mati pada tahun 1558 dan kedudukan kesultanan berada di pucuk pimpinan Abbas I yang cukup lama memegang kekuasaan dan melakukan banyak usaha pada masa itu. naik tahta kaisar, dinasti Safawi berkembang.

Safi Mirza (1628-1642)

Kemudian penguasa berikutnya adalah Mirza yang merupakan cucu dari Abbas I, Mirza adalah orang yang sangat jahat dan kejam dan karena sifatnya Kerajaan Safawiyah mengalami kemunduran yang sangat kuat.

Syah Abbas II  (1642-1667)

Abbas II menjadi pemimpin kekaisaran setelah Safi Mirza, tetapi setelah itu Abbas II mabuk dan akhirnya meninggal, tetapi pada masa pemerintahan Abbas II, dia selalu mendapatkan haknya. Hak ini dihargai karena dia dapat mundur dari Kekaisaran Safawi. Suleiman menjadi pemimpin setelah kematian Abbas II, dan dia tidak jauh berbeda dengan Abbas II.

Sulaiman (1667-1694)

Suleiman menjadi pemimpin setelah kematian Abbas II, dan dia tidak jauh berbeda dengan Abbas II. Suleiman juga suka minum, dan perangainya sangat kejam. Sejak saat itu sikap masyarakat terhadap Kerajaan Safawi menjadi acuh tak acuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun