Mohon tunggu...
Putri Musalamah
Putri Musalamah Mohon Tunggu... Psikolog - Konselor, trainer, SDM dan fasilitator parenting

9 tahun menggeluti dunia pendidikan dan konseling remaja, tertarik dengan ilmu parenting. Kini menfokuskan diri di bidang SDM dan HRD.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Terapi Harian untuk Anak Speech Delay

28 Oktober 2024   10:31 Diperbarui: 1 November 2024   09:30 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembukaan 

Speech delay atau biasa dikenal di masyarakat dengan sebutan terlambat berbicara umum terjadi pada anak-anak.  Data menunjukkan bahwa anak laki-laki cenderung berpotensi mengalami speech delay daripada anak perempuan. Berbagai hal yang menyebabkan anak bisa terkena speech delay, salah satunya adalah kurangnya interaksi anak.

Ada dua istilah penting yang harus diketahui yaitu speech delay dan language delay. Keduanya nampak sama tetapi berbeda makna. Speech delay adalah terlambat bicara, dimana anak tidak bisa mengungkapkan pemikiranya. Sedangkan language delay adalah ketidak mampuan anak untuk berbicara karena tidak tau kosa katanya dan tidak paham. Biasanya language delay dialami oleh beberapa anak dengan kondisi special lainnya.

Terapi harian 

Guna menunjang perkembangan anak agar bisa lebih maksimal orang tua harus melakukan beberapa treatmen untuk anak speech delay. Semakin cepat ditangani maka akan semakin mudah anak untuk bisa bebicara. Namun jika orang tua abai dan anak dibiarkan maka penanganan akan semakin sulit. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua.

  • Mengajari anak mengucapkan kata yang spesifik dan jelas , di ucapkan pelahan , berulang dan usahkan anak menaruh perhatian pada terapis (eye contact). Pelatihan ini akan bermanfaat bagi anak untuk belajar kosa kata baru. Kosa kata yang diucapkan dengan pelahan akan membuat otak bisa memahmi secara maksimal.
  • Bernyanyi bersama, menyanyi lagu anak-anak yang mudah dan berulang. Buat gerakan sederhana agar mudah ditiru. Lagu wajib yang harus di ulang adalah cicak cicak di dinding.
  • Meniup peluit, atau bermain meniup sedotan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menstimulus oromotor. Serta mengajari anak cara memproduksi bunyian.
  • Bermain bola, bermain lempar bola, tujuan adalah melatih konsentrasi, motorik kasar dan pergerakan anak.
  • Bermain ci luk ba dan bermain hide and seek, pelatihan ini akan mengajarkan anak tentang konsep benda kongkrit dan konsep keberadaan.
  • Melihat gambar dan bercerita, usahakan kegiatan ini dilakukan bersama ayah. Ayah juga bisa memperlihatkan gambar dan menirukan suara dari gambar tersebut.
  • Senantiasa mengajak anak berkomunikasi, terus bertanya tentang perasaanya dan pandanganya. Meskipun anak tidak menjawab terus saja lakukan guna menstimulus anak.
  • Pijat area mulut dan kaki saat anak tidur, banyak sekali sekarang tutorial stimulus pijatan agar anak lebih siap berbicara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun