Mohon tunggu...
Putri Musalamah
Putri Musalamah Mohon Tunggu... Psikolog - Konselor, trainer, SDM dan fasilitator parenting

9 tahun menggeluti dunia pendidikan dan konseling remaja, tertarik dengan ilmu parenting. Kini menfokuskan diri di bidang SDM dan HRD.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Jangan Lakukan Ini Saat Anak Tantrum

15 Agustus 2024   13:50 Diperbarui: 15 Agustus 2024   13:59 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Hal yang tidak boleh dilakukan saat anak tantrum

Melihat anak tantrum terutama didepan umum orang tua harus memiliki sikap yang jelas dan tegas. Jangan sampai karena sikap kita membuat perilaku anak semakin tidak terkendali. Penanganan yang baik akan memberikan dampak positif terutama akan berdampak pada kehidupan selanjutnya, Berikut ini hal yang sebaiknya tidak dilakukan saat anak tantrum.

  • Ikut berteriak. Yakinlah setiap mengahadapi anak tantrum akan membuat orang menjadi frustasi. Ikut berteriak akan menambah beban pikiran dan perasan, serta anak akan semakin tak terkendali. Sebaiknya ambil jarak, tenangkan diri, jangan terburu-buru. Lupakan pandangan orang, anda orangtuanya hanya anda yang peduli terhadap tumbuh kembangnya. Jangan mudah termakan omongan orang.

  • Meninggalkan anak di tempat yang berbahaya. Pastikan jika anak tantrum berada di tempat yang aman. Bila di tempat umum pindahkan anak ke tempat yang lebih sepi, atensi orang sekitar akan menjadi dorongan anak untuk semakin tantrum. Jauhkan benda-benda yang membahayakan dirinya. Jika anak mulai melempar-lempar barang atau menyakiti, usahakan untuk mencegah.

  • Menyuruh untuk diam. Mendengar anak menangis memang sungguh tidak nyaman, apalagi anak berterian di depan umum. Tetapi dengan menyuruhnya untuk diam dan menghentikan tangisan juga akan menguras emosi kita. Anak biasanya tidak menurut pada perintah kita, saat tidak menurut kita akan semakin emosi. Lalu yang perlu di lakukan adalah menunggu anak meluapkan perasaanya. Bunda atau ayah cukup mengatakan " bunda di sini sampai kamu bisa mengusai emosimu". 

  • Pada anak yang usianya lebih kecil orang tua bisa membuat hitungan agar anak tau. Misalnya katakan " oke bunda hitung sampai 10 ya nanti di hitungan ke sepuluh nangisnya berhenti". Berikan kebebasan meluapkan perasaan tapi tetap ajarkan cara mengerem dan bertanggung jawab pada kebebasan yang diberikan.

  • Hindari menakuti anak. Menakuti anak mungkin cara yang ampuh untuk menghentikan tangisan. Tetapi semua bentuk ancaman tidak akan menyelesaikan malasah, malah menambah masalah baru. Daripada mengatakan " hayo kalau tidak berhenti nanti ibu pukul" lebih baik berkata " anak hebat pasti bisa berhenti nangisnya". Ini dilakukan ketika tangisan anak tidak berhenti-henti. 

  • Memang tidak mudah melakukanya, di butuhkan kesabaran dan mental yang kuat. Tetapi selama bisa berkata lebih positif lakukan dari pada mengancam. Berbeda dengan menanamkan kata berbahaya seperti " Kompor jangan di peggang ini panas berbahaya" bunda boleh menakuti anak karena kadarnya membahayakan.

  • Melunak. Hal yang paling di larang adalah melunak karena tidak tega kita menjadi lunak dan membolehkan. Ingat anak membaca reaksi kita, selama kita berubah-ubah maka dia akan kebingnuan. Anak cenderung akan menggunakan cara yang sama untuk mendapatkan keinginanannya.

  • Berbeda perlakuan. Hal lain yang tidak kalah penting adalah memberikan perlakukan yang sama. Jika buda melarang maka ayah juga harus sepakat. Jangan bertentangan, bicarakn semua dan sepakati bersama.

Tindakan preventif agar anak tidak tantrum juga perlu dilakukan, misal sebelum berpegian pastikan anak dalam kondisi kenyang. Jika melakukan perjalaan jauh perhatikan waktu istirahat dan lingkungan. Jangan memaksa anak untuk duduk diam terlalu lama karena fitrah anak adalah bermain. Saat hendak belanja berikat perjanjian diawal apa yang boleh dan tidak boleh di minta. Meskipun tidakan pencegahan ini tidak selamanya berhasil setidaknya ada langkah antisipasi yang dilakukan sebelumnya.

Sumber : Delia, d & Emeldah, S (2021). Serba-serbi pengasuhan anak. Jakarta: Elex Media Komputindo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun